Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hukum Snellius Pada Pemantulan Cahaya: Bunyi, Rumus, Gambar, Pola Soal Dan Pembahasan

Tahukah kalian bagaimana prosesnya mata kita sanggup melihat benda-benda yang berada di sekeliling kita? Proses mata melihat benda ini sudah mulai dijelaskan oleh beberapa ilmuwan pada zaman lampau kala. Mulai pada era ke-4 sebelum masehi, Plato dan Euclides berpendapat bahwa benda sanggup terlihat alasannya yaitu dari mata kita keluar sinar-sinar penglihat yang berbentuk ibarat kumis-kumis peraba. Teori ini dikenal dengan teori Sinar-Sinar Penglihat.

Akan tetapi, seorang ilmuwan muslim bernama Al-Haitham berpendapat bahwa benda sanggup dilihat alasannya yaitu ada cahaya dari benda tersebut yang hingga kepada mata dan membentuk bayangan pada retina. Jika benda yang kita lihat ialah sumber cahaya, ibarat api, lampu pijar atau matahari, maka cahaya tersebut berasal dari benda yang bersangkutan.

Namun, jikalau benda yang kita lihat bukan sumber cahaya ibarat meja, kursi, tembok dan lain-lain, maka cahaya yang hingga ke mata kita ialah cahaya pantul. Makara berdasarkan Al-Haytham, kita sanggup melihat suatu benda dikarenakan mata kita menangkap cahaya dari benda tersebut, baik cahaya dari dirinya sendiri maupun cahaya pantulan.

Tentunya kalian sudah mengetahui bahwa salah satu sifat cahaya yaitu bergerak lurus. Fenomena cahaya bergerak lurus ini sanggup kalian amati pada sinar laser, lampu kendaraan beroda empat dan lampu senter yang dinyalakan. Cahaya yang bergerak berdasarkan garis lurus ini disebut dengan berkas cahaya, selanjutnya disebut sinar.

Apabila seberkas cahaya terkena permukaan suatu benda, maka ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, berkas cahaya akan dipantulkan ke segala arah. Kedua, cahaya akan diteruskan atau dibiaskan. Ketiga, cahaya akan dipantulkan dan dibiaskan. Nah, pada peluang kali ini, kita akan berguru terkena Hukum Pemantulan Cahaya yang dicetuskan oleh Snellius yang mencakup bunyi, rumus, gambar serta pola soal dan pembahasannya. Jadi, silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi diberikut ini.

Percobaan Snellius Tentang Pemantulan Cahaya

Uraian sebelumnya, sebut bahwa apabila seberkas cahaya terkena permukaan suatu benda, salah satu kemungkinan yang akan terjadi yaitu cahaya akan dipantulkan. Dalam mengulas pemantulan cahaya, kita perlu mendefinisikan beberapa konsep, antara lain garis normal, sinar hadir, sinar pantul, sudut hadir dan sudut pantul.
 Garis normal (N) yaitu garis yang tegak lurus dengan permukaan benda. Garis normal ialah garis khayal yang berfungsi mempergampang penggambaran sinar hadir dan sinar pantul.
 Sinar hadir (i) yaitu sinar yang menuju permukaan benda.
 Sinar pantul (r) yaitu sinar yang dipantulkan (berasal dari benda).
 Sudut hadir (θi) yaitu sudut yang dibuat oleh berkas cahaya hadir (sinar hadir) dengan garis normal.
 Sudut pantuk (θr) yaitu sudut yang dibuat oleh berkas cahaya pantul (sinar pantul) dengan garis normal.

Peristiwa pemantulan cahaya pertama kali diselidiki oleh seorang Profesor Matematika Universitas Leiden Belanda yang bernama Willebrord Snellius (1581  1626). Snellius memakai sumber cahaya (sinar laser) serta alat cakra optik yang terdiri dari busur bulat yang berskala sudut dan cermin datar yang sanggup diputar pada poros busur bulat tersebut. Skema eksperimen Snellius diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Tahukah kalian bagaimana prosesnya mata kita sanggup melihat benda Hukum Snellius Pada Pemantulan Cahaya: Bunyi, Rumus, Gambar, misal Soal dan Pembahasan
Snellius memutar-mutar cermin yang berada pada poros busur bulat sehingga besarnya sudut hadir berubah-ubah. Ketika sudut hadir berubah ternyata besarnya perubahan tersebut sebanding dengan perubahan besar sudut pantulnya. Misalnya ibarat ini, ketika sudut hadir sebesar 30° menghasilkan sudut pantul sebesar 30° begitupun pada dikala sudut hadir mencapai 45° ternyata menghasilkan sudut pantul sebesar 45°.

Namun ketika sinar hadir diarahkan tegak lurus cermin, ternyata sinar hadir tersebut dipantulkan kembali searah sumber sinar. Dari percobaan ini, menghasilkan suatu aturan yang dikenal dengan Hukum Pemantulan Snellius.

Hukum Pemantulan Snellius
Berdasarkan hasil percobaan yang sudah dilakukannya, Snellius merumuskan Hukum Pemantulan Cahya yang berbunyi sebagai diberikut.
1) Sinar hadir, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut hadir sama dengan sudut pantul. Secara matematis, persamaan sudut hadir dan sudut pantul dituliskan dalam bentuk rumus diberikut.
θi = θr

3) Sinar hadir tegak lurus cermin akan dipantulkan kembali.
Tahukah kalian bagaimana prosesnya mata kita sanggup melihat benda Hukum Snellius Pada Pemantulan Cahaya: Bunyi, Rumus, Gambar, misal Soal dan Pembahasan
misal Soal dan Pembahasan
Dua buah cermin disusun ibarat pada gambar di bawah ini. Apabila sinar hadir pada cermin A mempunyai sudut hadir 40°, tentukanlah arah sinar pantul (sudut pantul) oleh cermin B.
Tahukah kalian bagaimana prosesnya mata kita sanggup melihat benda Hukum Snellius Pada Pemantulan Cahaya: Bunyi, Rumus, Gambar, misal Soal dan Pembahasan
Jawab
Di titik A, i yaitu sudut hadir = 40°.
Berdasarkan Hukum Pemantulan, i = r maka r = 40°.
P = BAO = NAO  r = 90°  40° = 50°
Besar sudut r dapat dicari dari
 r + P + AOB = 180°
 r + 50° + 90° = 180°
 r + 140° = 180°
 r = 180°  140°
 r = 40°
Besarnya sudut i1 dapat dicari dari
 r + i1 = 90°
 40° + i1 = 90°
 i= 90°  40°
 i= 50°
iialah sudut hadir terhadap cermin B.
Berdasarkan Hukum Pemantulan, di titik B berlaku:
ir1
r= 50°
Jadi, arah sinar pantul oleh cermin B membentuk sudut 50° terhadap garis normal.

Demikianlah artikel ihwal bunyi, rumus, gambar serta pola soal dan pembahasan ihwal Hukum Snellius pada pemantulan cahaya. Semoga sanggup bermanfaa untuk Anda. Apabila terdapat kesalahan tanda, simbol, aksara maupun angka dalam perhitungan mohon dimaklumi. Terimakasih atas kunjungannya dan hingga jumpa di artikel diberikutnya.

Sumber https://www.fisikabc.com/

Post a Comment for "Hukum Snellius Pada Pemantulan Cahaya: Bunyi, Rumus, Gambar, Pola Soal Dan Pembahasan"