Puisi Cita-Cita Wacana Secercah Cita-Cita Karya Dewi Shakila Garut
Secercah Harapan
Terang mentari pagi hangatkan badan ini
Dahulu air sedingin es tak hingga menusuk ke dalam rusukku
Baju hangat, dan syal yang sekarang setia menyelimuti tubuh
Tangan yang sekarang selalu menopang pada sebatang kayu antik
Ya kayu antik dari cucuku tersayang
Ingatanku ini telah pudar tergerus ombak hingga sekarang saya tak tau wajah anakku
Mendengar suaranya yang sangatku kenal tak lagi terdengar di telinga.
Dahulu air sedingin es tak hingga menusuk ke dalam rusukku
Baju hangat, dan syal yang sekarang setia menyelimuti tubuh
Tangan yang sekarang selalu menopang pada sebatang kayu antik
Ya kayu antik dari cucuku tersayang
Ingatanku ini telah pudar tergerus ombak hingga sekarang saya tak tau wajah anakku
Mendengar suaranya yang sangatku kenal tak lagi terdengar di telinga.
Puisi Harapan Tentang Secercah Harapan Karya Dewi Shakila Garut |
Sejuta impian dengan ambisi yang amat tinggi setinggi cakrawala
Harapan itu hanyalah sepatah doa-doa yang kupanjatkan
untuk anak dan cucuku
Apalah daya si bau tanah renta ini takan lagi berambisi mencapai harapan
Jika duluku topang keluargaku dan kubesarkan dengan jerih payah
Kini si bau tanah renta ditopang anak serta cucuku
Tiada rasa melihat tak terperinci terlihat, mendengar tak terperinci terdengar,
berjalan bahkan tulang ini terlalu ringkih untuk berjalan.
Kini tepat sudah kehidupanku
Surga tuhan janjikan untukku mungkin telah siapun tuk ditempati
Angin takan lagi berhembus menusuk tubuhku yang tak berdaging
Air sidingin es takanku rasa menusuk tulang rusuk kulagi
Betapa duka si bau tanah renta meninggalkan anak dan cucu
Tapi mata ini sudah waktunya terpejam mengisi tempatku disamping-Nya.
Karya : Dewi Shakila, Garut Kota.
Post a Comment for "Puisi Cita-Cita Wacana Secercah Cita-Cita Karya Dewi Shakila Garut"