Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Syarat-Syarat Terbentuknya Masyarakat Serta Hubungannya Dengan Seni

Dibawah ini akan mengulas terkena masyarakat, pengertian masyarakat, definisi masyarakat, syarat terbentuknya masyarakat, syarat syarat terbentuknya masyarakat.


Pengertian Masyarakat

Masyarakat yaitu golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau alasannya yaitu sendirinya bertalian secara golongan dan dampak mempengaruhi satu sama lain. 

Ada dua syarat utama terjadinya masyarakat, yaitu terdapat dua orang atau lebih dan terdapat sifat saling mempengaruhi atau pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya. 

Masyarakat bukannya ada dengan spesialuntuk menjumlahkan adanya dua orang atau lebih saja, tetapi di antara mereka harus ada pertalian satu sama lain.

Sifat saling mempengaruhi antaranggota masyarakat setidaknya ditandai oleh adanya kesadaran dari setiap anggota terhadap adanya anggota lain. 

Kesadaran akan adanya orang lain menumbuhkan sikap dan perbuatan untuk memperhatikan orang lain itu dalam tiap langkahnya.

Keberadaan orang lain itu mempengaruhi gerak langkah kehidupannya. Bila cara memperhatikan itu sudah menjadi adat, tradisi atau forum maka perhatian terhadap orang lain itu akan tetap terpelihara sekalipun tidak ada seseorang di dekatnya.

misalnya, yaitu untuk menghindari terjadinya tabrakan antar pejalan kaki maka orang berjalan di sebelah kiri jalan. Inti menghindari tabrakan yaitu perhatian akan adanya orang lain. 

Bila cara perhatian itu (berjalan di sebelah kiri jalan) sudah menjadi peraturan atau adat maka orang akan tetap berjalan di sebelah kiri jalan meskipun tidak ada orang di sekitarnya.

Masyarakat dan Seni

Masyarakat yaitu sumber seni. Tidak ada seni jikalau tidak ada masyarakat. Setiap masyarakat melahirkan seni. Setiap masyarakat mempunyai seni. Seni yaitu hasil dari masyarakat sesuai dengan perkembangan peradabannya. 

Kesenian mencerminkan nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dan sekaligus ialah cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut kepada generasi diberikutnya di samping sebagai banyak sekali fungsi lainnya, ibarat fungsi hiburan dan penyaluran kekuatan adi kodrati.

Ketika dongeng rakyat (folklore) begitu dekat dengan kehidupan manusia, ia sering digunakan untuk menawarkan dan mewariskan nilai-nilai masyarakat kepada generasi diberikutnya. Cerita rakyat terdiri dari mitos, legenda dan dongeng. 

Mitos intinya bersifat religius, alasannya yaitu memdiberi rasio pada kepercayaan dan praktek keagamaan. Fungsi mitos yaitu memdiberi citra dan klarifikasi wacana alam semesta yang teratur, yang ialah latar belakang sikap yang teratur.

Legenda yaitu cerita-cerita semihistoris yang memaparkan perbuatan para pahlawan, perpindahan penduduk dan terciptanya adat kebiasaan lokal, dan yang istimewa, selalu berupa adonan antara realisme dan supernatural. 

Fungsinya untuk mengibur dan untuk memdiberi pelajaran serta untuk membangkitkan pujian orang atas keluarga, suku atau bangsa. 

Malin Kundang dan Si Mardan yaitu rujukan legenda masyarakat Minangkabau dan Batak yang hendak menanamkan sekaligus sebagai masukana untuk mewariskan pentingnya nilai kepatuhan dan hormat kepada orang renta serta menjauhi sikap durhaka kepada orang renta alasannya yaitu balasannya sangat jelek bagi yang bersangkutan.

Dongeng yaitu dongeng kreatif yang diakui sebagai khayalan untuk keperluan hiburan. Meskipun mungkin juga memdiberi wetidakboleh atau memdiberi pelajaran mudah terkena suatu nilai, sekaligus sebagai masukana untuk mewariskan nilai tersebut. 

Superman, Batman, dan Robin Hood yaitu rujukan dongeng masyarakat modern. Selain sebagai hiburan, dongeng tersebut juga hendak mengajarkan sekaligus menanamkan nilai-nilai, tertentu, ibarat nilai-nilai kepahlawan, keberanian membela keberanian, bersikap jujur, berani membela orang yang lemah, dan sebagainya. 

Setiap masyarakat niscaya mempunyai dongeng Superman, Batman, dan Robin Hood berdasarkan versinya masing-masing.
Masyarakat selalu mempunyai seni. Kesenian setiap bersifat unik, tidak sama satu sama lainnya. Setiap seni yaitu hasil perenungan seniman terhadap masyarakatnya. 

Oleh alasannya yaitu itu, karya seni selalu mencerminkan ide-ide dan nilai-nilai masyarakatnya. Berikut ini akan dipaparkan bukti-buktinya dari seni masyarakat suku bangsa Indonesia.

1) Kesenian Aceh banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, namun sudah dikembangkan dan diubahsuaikan dengan lingkungan sosial budaya Aceh sendiri. Seni Kaligrafi Arab juga banyak berkembang di tempat ini, ibarat terlihat pada banyak sekali gesekan dan relief mesjid, rumah dan surau mereka. Sementara itu seni tari yang populer dari Aceh yaitu seudati, seudati inong dan sudati tunang (Zulyani Hidayah, 1999).

2) Suku bangsa Bengkulu mendiami tempat sekitar Kotamadya Bengkulu, pesisir pantai kabupaten Bengkulu Utara dan kabupaten Bengkulu Selatan. Kesenian usang yang masih bertahan hingga dikala ini diantaranya yaitu dendang Melayu, sendratari randai, tari saputangan, tari payung, dan tari lilin. Alat-alat musik tradisionalnya yaitu rebab, terbang, gendang, seruling, gong, kulintang, dan sebagainya (Zulyani Hidayah, 1999).

3) Suku bangsa Betawi ialah suatu suku bangsa gres yang terbentuk oleh banyak sekali adonan suku bangsa lain semenjak zaman Jakarta masih sebagai pelabuhan yang berjulukan Sunda Kelapa, kemudian bermetamorfosis Batavia. Suku bangsa ini dulu mungkin berasal dari orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makasar, Bali, Ambon, dan rasa lain, ibarat Arab, Cina, Portugis, dan sebagainya. Kesenian Betawi yang masih hidup dan berkembang hingga sekarang, antara lain ondel-ondel, yaitu orang-orangan berukuran besar dari anyaman bambu dan didiberi baju serta digunakan untuk menari. Dalam seni musik dikenal gambang kromong, gambang muncak, dan sambrah. Seni tradisionalnya yang populer yaitu lenong Betawi (Zulyani Hidayah, 1999).

4) Orang Bugis sering juga disebut orang Ugi. Suku bangsa ini mendiami beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, ibarat Kabupaten Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Wajo, Sidenreng-Rappang, Pinrang, Polewali-Mamasa, Enrekang, Pare-Pare, Barru, Maros, dan Kepulauan Pangkajene. Pada umumnya orang Bugis beragama Islam. Kebudayaan tradisional Bugis sudah melahirkan banyak sekali macam jenis kesenian, banyak sekali macam tarian, seni tradisi verbal (sinlirik), alat musik gesek (kesooeso), syair, dan pantun klasik (kelong).

5) Orang Kutai umumnya berdiam di Kabupaten Kutai, Provinsi Kalimantan Timur. Dalam bidang kesenian, orang Kutai mengenal seni sastra yang disebut tarsulan, yaitu syair yang dibacakan dengan berlagu. Biasanya dibawakan pada upacara perkawinan, kithanan, naik ayunan, dan khatam Al Quran. Ada pula yang disebut betingkilan, yaitu seni berbalas pantun antarpemuda dan gadis sambil berlagu.(Zulyani Hidayah, 1999).

Ada beberapa bentuk kesenian di masyarakat, di antaranya folklore yaitu istilah dari era kesembilan belas untuk menunjuk dongeng verbal tradisional dan pepatah-pepatah petani Eropa, dan kemudian diharapkan sehingga mencakup tradisi verbal yang terdapat di tiruana masyarakat. 

Epik yaitu dongeng verbal yang panjang, adakala dalam bentuk puisi atau prosa ritmis, yang menceritakan perbuatanperbuatan besar dalam kehidupan orang yang gotong royong atau yang ada dalam legenda. 

Kedua bentuk kesenian dongeng ini digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak di Eropa maupun Amerika.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengertian Dan Syarat-Syarat Terbentuknya Masyarakat Serta Hubungannya Dengan Seni"