Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peristiwa Sejarah Dan Tujuan Pemberontakan Pki Madiun 1948

Artikel ini akan mengulas wacana insiden konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi, pemberontakan pki, pki madiun, muso pki, pemberontakan pki madiun, pki madiun 1948, tujuan pemberontakan pki madiun.


Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun

Selain Partai Nasional Indonesia (PNI), PKI ialah partai politik pertama yang didirikan setelah proklamasi. Meski demikian, PKI bukanlah partai baru, sebab sudah ada semenjak jaman pergerakan nasional sebelum dibekukan oleh pemerintah Hindia Belanda jawaban memberontak pada tahun 1926.

Sejak merdeka hingga awal tahun 1948, PKI masih bersikap mendukung pemerintah, yang kebetulan memang dikuasai oleh golongan kiri. 

Namun ketika golongan kiri terlempar dari pemerintahan, PKI menjadi partai oposisi dan bergabung dengan partai serta organisasi kiri lainnya dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang didirikan Amir Syarifuddin pada bulan Februari 1948.

Pada awal September 1948 pimpinan PKI dipegang Muso. Ia membawa PKI ke dalam pemberontakan bersenjata yang dicetuskan di Madiun pada tanggal 18 September 1948 (Taufik Abdullah dan AB Lapian, 2012).

Mengapa PKI memberontak? Alasan utamanya tentu bersifat ideologis, dimana mereka mempunyai impian ingin menyebabkan Indonesia sebagai negara komunis. 

Berbagai upaya dilakukan oleh PKI untuk meraih kekuasaan. Di bawah pimpinan Musso, PKI berhasil menarikdanunik partai dan organisasi kiri dalam FDR bergabung ke dalam PKI. 

Partai ini kemudian mendorong dilakukannya aneka macam demonstrasi dan pemogokan kaum buruh dan petani. Sebagian kekuatan-kekuatan bersenjata juga berhasil masuk dalam efek mereka. 

Muso juga kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengecam pemerintah dan membahayakan seni administrasi diplomasi Indonesia melawan Belanda yang ditengahi Amerika Serikat (AS). 

Pernyataan Muso lebih menawarkan keberpihakannya pada Uni Sovyet yang komunis. Padahal dikala itu AS dan Uni Sovyet tengah mengalami Perang Dingin.

Pemerintah Indonesia sudah melaksanakan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan hingga mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka, untuk meredam gerak ofensif PKI Muso. 

Namun kondisi politik sudah terlampau gerah, sehingga pada pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yang memihak PKI dengan Tentara Nasional Indonesia mulai meletus. 

PKI dan kelompok pendukungnya kemudian memusatkan diri di Madiun. Muso pun kemudian pada tanggal 18 September 1948 memproklamirkan Republik Soviet Indonesia. Presiden Soekarno segera bereaksi, dan berpidato di RRI Yogjakarta :

“…Saudara-saudara ! camkan benar apa artinja itu : Negara Republik Indonesia jang kita tjintai, hendak direbut oleh PKI Muso. Kemarin pagi PKI Muso, mengadakan coup, mengadakan perampasan kekuasaan di Madiun dan mendirikan di sana suatu pemerintahan Sovyet, di bawah pimpinan Muso. Perampasan ini mereka pandang sebagai permulaan untuk merebut seluruh Pemerintahan Republik Indonesia.

…Saudara-saudara, camkanlah benar-benar apa artinja jang sudah terdjadi itu. Negara Republik Indonesia hendak direbut oleh PKI Muso !

Rakjat jang kutjinta ! Atas nama perdjuangan untuk Indonesia Merdeka, saya berseru kepadamu : “Pada dikala jang begini genting, dimana engkau dan kita sekalian mengalami percobaan jang sebesar-besarnja dalam memilih nasib kita sendiri, bagimu yaitu pilihan antara dua : ikut Muso dengan PKInja jang akan membawa bangkrutnja impian Indonesia Merdeka, atau ikut Soekarno-Hatta, jang Insya Allah dengan menolongan Tuhan akan memimpin Negara Republik Indonesia jang merdeka, tidak didjadjah oleh negeri apa pun djuga.

…Buruh jang djudjur, tani jang djudjur, cowok jang djudjur, rakyat jang djudjur,dtidakbolehlah mempersembahkan menolongan kepada kaum pengatjau itu. Dtidakboleh tertarik siulan mereka ! …Dengarlah, betapa djahatnja rentjana mereka itu ! (Daud Sinyal, 1996).

Di awal pemberontakan, pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan para pemimpin partai yang anti komunis terjadi. Kaum santri juga menjadi korban.

Tetapi pasukan pemerintah yang dipelopori Divisi Siliwangi kemudian berhasil mendesak mundur pemberontak. Puncaknya yaitu ketika Muso tewas tertembak. Amir Syarifuddin juga tertangkap. Ia alhasil dijatuhi eksekusi mati. 

Tokoh-tokoh muda PKI ibarat Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri. Merekalah yang kelak di tahun 1965, berhasil menyebabkan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesia sebelum terjadinya insiden Gerakan 30 September 1965. 

Ribuan orang tewas dan ditangkap pemerintah jawaban pemberontakan Madiun ini. PKI gagal mengambil alih kekuasaan. Dari cerita di atas, apa hal terpenting dari insiden pemberontakan PKI di Madiun ini bagi sejarah Indonesia kemudian ?

Pertama, upaya membentuk tentara Indonesia yang lebih profesional menguat semenjak pemberontakan tersebut. Berbagai laskar dan kekuatan bersenjata “liar” berhasil didemobilisasi (dibubarkan). 

Dari sisi usaha diplomasi, simpati AS sebagai penengah dalam konflik dan negosiasi antara Indonesia dengan Belanda perlahan berkembang menjadi pinjaman terhadap Indonesia, meskipun hal ini tidak juga dapat dilepaskan dari seni administrasi global AS dalam menghadapi ancaman komunisme.

Tetapi hal terpenting lain juga perlu dicatat. Bahwasannya konflik yang terjadi berdampak pula pada banyaknya korban yang timbul. 

Ketidakbersatuan bangsa Indonesia yang tampak dalam insiden ini juga dimanfaatkan oleh Belanda yang mengira Indonesia lemah, untuk kemudian melancarkan aksi militernya yang kedua pada Desember 1948.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Peristiwa Sejarah Dan Tujuan Pemberontakan Pki Madiun 1948"