Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Iptek) Dari Zaman Prasejarah Dan Purba

Kali ini kita akan mengulas wacana Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, perkembangan iptek, iptek, perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan ilmu teknologi, perkembangan ilmu, sejarah perkembangan teknologi, perkembangan teknologi pada zaman prasejarah, perkembangan teknologi zaman purba, perkembangan teknologi gosip dan komunikasi, teknologi zaman prasejarah, perkembangan teknologi pada zaman prasejarah.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Setiap kebudayaan mengandung unsur pengetahuan dan teknologi. Keduanya ialah unsur yang tidak sama namun terkait satu sama lain. Pengetahuan cenderung kepada suatu bentuk kerangka berpikir, sedangkan teknologi ialah buah fatwa hasil suatu pengetahuan. 

Pengetahuan lebih mengarah ke hal-hal yang bersifat teoritis, sedangkan teknologi lebih mengarah kepada penerapan praktis. Misal:
  1. pengetahuan wacana banyak sekali jenis tumbuhan yang bermanfaa untuk obat memunculkan teknologi pengobatan tradisional;
  2. pengetahuan wacana adanya muatan listrik positif dan negatif memunculkan teknologi elektronika, dan sebagainya.
Sistem pengetahuan yang dimiliki oleh suatu suku bangsa tidaklah sama, sehingga teknologi yang dikuasai setiap suku bangsa pun tidak sama. 

Tinggi rendahnya peradaban suatu kebudayaan selalu dikaitkan dengan sejauh mana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Ruang lingkup pengetahuan suatu suku bangsa berkaitan dengan hal-hal sebagai diberikut.
  1. Alam sekitarnya.
  2. Alam tumbuhan di daerah tempat tinggalnya.
  3. Alam fauna di daerah tempat tinggalnya.
  4. Zat- zat, materi mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya.
  5. Tubuh manusia.
  6. Sifat-sifat dan tingkah laris sesama manusia.
  7. Ruang dan waktu.
Pengetahuan yang berkaitan dengan alam sekitar, antara lain pengetahuan wacana musim, sifat-sifat, dan tanda-tanda alam yang ada di sekitarnya. Pengetahuan-pengetahuan tersebut berkaitan bersahabat dengan kebutuhan mudah yang dipakai untuk berlayar, berburu, bercocok tanam maupun kegiatan lain yang memerlukan perhitungan kondisi alam. 

Pengetahuan wacana alam tersebut kemudian memunculkan banyak sekali deskripsi terkena asal permintaan kejadian alam, ibarat asal permintaan alam semesta, terjadinya gempa, dan terjadinya hujan. Hal tersebut semenjak awal mengilhami pola pikir manusia, sehingga muncul mitologi.

Mitologi ialah salah satu bentuk kebudayaan yang dilandaskan pada keterbatasan pengetahuan yang sifatnya intuitif dan instingtif tanpa disertai penelitian ilmiah.

Pengetahuan wacana alam tumbuhan ialah pengetahuan yang berkaitan dengan mata pencaharian pokok, ibarat bercocok tanam, beternak, dan perikanan, baik secara eksklusif maupun tidak langsung.

Di samping itu, pengetahuan wacana alam tumbuhan memunculkan pengetahuan wacana jenis rempah-rempah maupun dedaunan yang bermanfaa sebagai obat. Jenis rempah-rempah maupun dedaunan tersebut dipakai untuk masukana dalam upacara keagamaan, ilmu dukun dan sebagainya.

Pengetahuan wacana alam fauna ialah pengetahuan dasar bagi suku-suku bangsa yang hidup berburu, maupun yang mengandalkan mata pencahariannya di sektor pertanian. Mengapa demikian? 

Petani perlu memahami adanya banyak sekali jenis binatang yang ialah musuh bagi tanaman, sehingga petani bisa menjaga tanamannya dengan baik.

Pengetahuan wacana ciri dan sifat materi mentah benda-benda di sekelilingnya mengakibatkan insan bisa membuat peralatan yang dibutuhkan bagi kehidupannya. Melalui pemahaman itulah insan menemukan teknologi yang berkaitan dengan pembuatan alat-alat yang dibutuhkan bagi hidupnya. 

Pada zaman batu, insan memanfaatkan benda yang ada di sekelilingnya, yakni bebatuan sebagai alat menolong untuk membunuh binatang buruan, membuat api, bahkan memotong-motong daging binatang buruannya.

Pengetahuan wacana tubuh insan memunculkan pemahaman terkena ilmu pengobatan tradisional, ibarat tukang pijat, urut, hingga pada ilmu totok darah. Ilmu totok darah ialah pengobatan tradisional bangsa Cina jauh sebelum insan berbagi ilmu kedokteran.

Pengetahuan wacana sesama insan juga memunculkan pengetahuan psikologi kuno. Pengetahuan psikologi kuno berkaitan dengan: tipe wajah, guratan garis tangan, hingga dengan pengetahuan yang berkaitan dengan tata sopan santun pergaulan.

Pengetahuan wacana ruang dan waktu kuat dalam memunculkan pengetahuan ilmu niscaya modern. Keberhasilan insan pada masa lampau dalam membuat candi maupun Piramida ialah bukti kasatmata bahwa mereka sudah bisa menimbang dan menghitung bangkit ruang, sehingga menghasilkan karya arsitektur monumental.

melaluiataubersamaini pengetahuan yang dimiliki, insan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh alasannya itu, muncul teknologi yang ditandai dengan kemampuan insan menguasai cara-cara memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan yang dipergunakan ke dalam kehidupannya. Teknologi muncul dalam bentuk-bentuk sebagai diberikut.
  1. Teknik-cara insan melaksanakan mata pencaharian hidupnya.
  2. Teknik-cara insan mengorganisasi masyarakatnya.
  3. Teknik-cara insan mengekspresikan rasa keindahan dalam memproduksi hasil-hasil keseniannya.
Seperti halnya sistem pengetahuan yang berkembang dari pengetahuan sederhana, perkembangan teknologi juga berawal dari teknologi tradisional. Teknologi tradisional berkaitan dengan alat-alat produksi, senjata, wadah, masakan dan minuman, pakaian, dan alat-alat transportasi.

1. Alat-alat produksi

Manusia memerlukan alat-alat produksi untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Berawal dari alat sederhana terbuat dari kerikil yang dipergunakan sekedar untuk menumbuk padi atau biji-bijian (bahan makanan) hingga dengan alat-alat yang agak kompleks, ibarat alat untuk membuat kain (menenun). Berdasarkan bahannya, alat-alat produksi dibedakan sebagai diberikut.

a. Alat-alat kerikil (terbuat dari batu)

Alat-alat dari kerikil masih dipakai masyarakat tradisional hingga sekarang, contohnya tungku dari batu. Alat-alat kerikil sanggup dikerjakan dengan metode sebagai diberikut.
  1. Teknik pemukulan (percussion flaking).
  2. Teknik penitikberatan (pressure flaking).
  3. Teknik pemecahan (chipping).
  4. Teknik penggilingan (grinding).

b. Alat-alat tulang

Alat-alat tulang ialah peralatan yang terbuat dari tulang. Peralatan ini dipergunakan insan pada zaman purba. 

Teknik pembuatan alat tulang lebih bersifat pembentukan lebih lanjut dari bentuk yang sudah ada semoga tercapai bentuk yang diinginkan. Teknik pembuatan tersebut dinamakan retouching.

c. Alat-alat kayu

Alat-alat kayu ialah peralatan yang terbuat dari materi kayu. Sampai kini masih banyak dipergunakan oleh masyarakat tradisional dalam kehidupan sehari-hari, contohnya centong dan pengaduk roti.

d. Alat-alat bambu

Alat-alat bambu ialah peralatan yang terbuat dari bambu. Peralatan tersebut masih banyak dipakai oleh masyarakat tradisional untuk mencari ikan, mengolah lahan pertanian, dan peralatan rumah tangga.

e. Alat-alat logam

Manusia mengenal logam semenjak zaman perunggu. Teknik pembuatan peralatan dari logam sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu metode menandai dan metode menuang. Berdasarkan fungsinya alat-alat produksi sanggup dibedakan sebagai diberikut.
  1. Alat potong.
  2. Alat penusuk dan pembuat lubang.
  3. Alat pukul.
  4. Alat penggiling.
  5. Alat untuk menyalakan api.
  6. Alat untuk meniup api.
  7. Tangga.
Adapun dari sudut lapangan pekerjaannya, alat-alat produksi sanggup dibedakan sebagai diberikut.
  1. Alat-alat rumah tangga.
  2. Alat pemintal dan tenun.
  3. Alat-alat pertanian.
  4. Alat penangkap ikan.
  5. Jerat perangkap.


2. Senjata

Menurut fungsinya, senjata mempunyai beberapa jenis sebagai diberikut.
  1. Senjata potong.
  2. Senjata tusuk.
  3. Senjata lempar.
  4. Senjata penolak.
Menurut lapangan pemakaiannya, senjata dibedakan sebagai diberikut.
  1. Senjata untuk berburu.
  2. Senjata untuk menangkap ikan.
  3. Senjata untuk berkelahi dan berperang.


3. Wadah

Manusia semenjak zaman purba memerlukan wadah atau tempat untuk menimbun, memuat, dan menyimpan barang. Berbagai jenis wadah sanggup diklasifikasikan berdasarkan materi mentahnya, yaitu kayu, bambu, kulit kayu, tempurung, seratseratan, dan tanah liat.

Wadah yang terbuat dari tanah liat sering disebut tembikar atau dalam bahasa Inggris disebut "pottery". Tembikar ialah jenis wadah yang banyak menerima perhatian dari para jago prehistori. Tehnik pembuatan tembikar ada tiga macam, yaitu:
  1. metode menyusun gumpalan-gumpalan tanah liat yang ditumpuk-tumpuk (coiling technique);
  2. metode membentuk satu gumpalan lempung yang besar (modelling technique);
  3. metode membentuk segumpal lempung yang diputar- putar dengan roda (pottery- wheel- technique).
Di samping berfungsi sebagai wadah, alat-alat dari tanah liat (tembikar) juga dipakai sebagai alat pengangkut, misal mengangkut air dari sumber air untuk dibawa ke rumah, dan juga berfungsi untuk alat memasak. Sebagai contoh, masyarakat tradisional mengenal tungku perapian dan kuali dari tanah liat untuk memasak.

4. Makanan

Dalam ilmu Antropologi, masakan ialah cuilan dari benda hasil kebudayaan. Kebudayaan fisik yang berkaitan dengan teknologi, yaitu cara memasak, mengolah, dan menyajikan makanan. 

Masing-masing bangsa mempunyai keunikan dalam mengolah, memasak, dan menyajikan masakan dan minuman. 

Ditinjau dari materi mentahnya, masakan sanggup dibedakan antara lain sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Adapun ditinjau dari cara memasaknya, masakan sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. menggunakan api;
  2. menggunakan batu-batu gerah (stoneboilling technique).
Menurut tujuan konsumsinya, masakan sanggup diklasifikasikan sebagai diberikut.
  1. Makanan dalam arti khusus (food).
  2. Minuman (beverages).
  3. Bumbu-bumbuan (spices).
  4. Bahan untuk kenikmatan (stimulant atau adiktif), misal tembakau.


5. Pakaian

Pakaian ialah salah satu benda kebudayaan yang sangat penting. Menurut bahannya, pakaian sanggup diklasifikasikan sebagai diberikut.
  1. Pakaian dari kulit pohon.
  2. Pakaian dari materi tenun.
  3. Pakaian dari kulit binatang.
Teknik pembuatan kain dilakukan dengan cara memintal dan menenun. Teknik menghias pakaian sanggup dilakukan antara lain dengan metode ikat, metode celup, dan metode sulam. Ditinjau dari fungsinya, pakaian sanggup dibedakan sebagai diberikut.
  1. Pakaian yang semata-mata dipakai untuk menahan efek dari alam sekitarnya.
  2. Pakaian sebagai lambang keunggulan dan gengsi.
  3. Pakaian sebagai lambang yang dianggap suci.
  4. Pakaian sebagai embel-embel badan.


6. Tempat berlindung (perumahan)

Manusia purba menentukan tinggal di dalam goa-goa untuk berlindung dari banyak sekali bahaya. Berbagai macam tempat berlindung (perumahan) menyesuaikan dengan lingkungan dan sekaligus menunjukkan tingkat peradaban atau penguasaan teknologi. 

Bentuk tempat berlindung banyak sekali suku bangsa sanggup dibedakan berdasarkan materi mentahnya, ibarat dari tanah liat, kayu, serat, jerami, bambu, maupun tenda-tenda yang terbuat dari kulit binatang, serta balok es yang keras di daerah Eskimo (Kanada Utara). Bentuk pokok rumah-rumah yang ada di seluruh dunia sanggup dibedakan sebagai diberikut.
  1. Rumah yang setengah di bawah tanah (semi subterranian dwelling).
  2. Rumah di atas tanah (surfice dwelling).
  3. Rumah di atas tiang (pile dwelling).
Menurut pemakaiannya, tempat berlindung sebagai diberikut.
  1. Tadah angin.
  2. Tenda atau gubug yang mudah dilepas dan didirikan lagi (bongkar-pasang).
  3. Rumah untuk menetap.
Jika dipandang dari fungsi sosialnya rumah untuk menetap dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
  1. rumah tempat tinggal keluarga kecil,
  2. rumah tempat tinggal keluarga besar,
  3. rumah suci,
  4. rumah pemujaan,
  5. rumah tempat berkumpul,
  6. rumah pertahanan.


7. Alat transportasi atau alat pengangkutan

Pada zaman purba kehidupan insan senantiasa aktif berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tersebut berkaitan bersahabat dengan pencarian masakan demi kelangsungan hidupnya. 

Kebiasaan mereka berburu memaksa mereka terus mencari daerah-daerah perburuan yang baru. Pada masa insan mengenal bercocok tanam mereka melaksanakan sistem perladangan berpindah untuk mencari lahan pertanian gres yang masih rindang. 

Kebiasaan berpindah tempat untuk mencari masakan mengakibatkan terjadinya proses penyebaran insan ke banyak sekali pelosok dunia. 

Proses perpindahan insan dari satu tempat ke tempat lain yang berjarak puluhan bahkan ribuan kilometer memerlukan alat transportasi atau alat pengangkutan. 

Alat transportasi dipakai untuk membawa benda-benda yang dibutuhkan bagi kebutuhan hidupnya maupun untuk mempercepat atau mempergampang perjalanan. 

Berdasarkan fungsinya, alat-alat transportasi yang dipakai antara lain sepatu, binatang, alat seret, kereta beroda, rakit, dan perahu.

a. Sepatu

Para jago antropologi setuju bahwa pada awalnya, sepatu berfungsi sebagai salah satu alat transportasi.

Perkembangan selanjutnya sepatu menjadi salah satu unsur pakaian. Sebagai alat transportasi, sepatu melindungi telapak kaki ketika insan harus melalui medan yang sukar dilewati, misal daerah yang penuh duri, kerikil yang tajam atau pun pasir yang gerah alasannya terik matahari. 

melaluiataubersamaini bersepatu insan bisa mempergampang perjalanan di tempat yang membahayakan. Berbagai bentuk sepatu yang pernah dipergunakan insan sanggup diklasifikasikan sebagai diberikut.
  1. Prinsip moccasin, di mana kaki seakan-akan dibungkus.
  2. Prinsip sandal, di mana kaki spesialuntuk didiberi pemberian pada cuilan telapak saja. Saat ini, sepatu modern menggabungkan dua prinsip tersebut.

b. Binatang

Binatang ialah jenis alat transportasi utama pada masa lampau. Selain dinaiki, binatang juga dimuati barang bawaan. Unta dan kuda ialah binatang pengangkut tertua dalam sejarah kehidupan manusia. 

Kedua binatang tersebut mempunyai tenaga yang kuat dan tahan di medan yang susah. Selain unta dan kuda, binatang yang dipakai sebagai alat transportasi semenjak zaman purba ialah sapi, rusa reindeer (alat angkut utama di daerah bersalju), anjing, kerbau, keledai, dan gajah.

c. Alat seret (sledge)

Pada suku-suku bangsa yang belum mengenal roda, mereka menggunakan alat seret (sledge). Alat seret (sledge) oleh suku bangsa Indian di Amerika Utara disebut travois.

Travois ialah alat yang terdiri atas rangka kayu berbentuk ibarat brancard dengan salah satu ujungnya menyempit untuk dikaitkan di punggung binatang sedangkan cuilan lainnya terseret di tanah.

d. Kereta beroda

Manusia mengenal roda kurang lebih 3.000 tahun SM pada zaman keemasan Mesopotamia. Kereta beroda yang ditarik oleh kuda mulai dipakai sebagai alat transportasi utama di darat dan sekaligus menandai awal kegiatan insan memperbaiki jalan-jalan sebagai masukana transportasi.

Hal itu dilakukan alasannya kereta beroda spesialuntuk akan efektif dipakai di jalan yang rata. Oleh alasannya itu, suku-suku bangsa yang mengenal kereta beroda sebagai alat transportsi utamanya mempunyai jalan-jalan yang luas, rata, dan rapi.

Berbeda dengan kebudayaan suku bangsa yang tidak mengenal kereta beroda, ibarat suku bangsa Inca di Peru (Amerika Selatan), suku bangsa Maya di Yukatan (Amerika Tengah), bangsa Baganda (Afrika), dan juga suku-suku bangsa yang menggunakan air sebagai masukana transportasi utama. Selain sebagai alat transportasi, kereta beroda juga berfungsi sebagai masukana berperang.

e. Rakit

Bagi suku-suku bangsa yang tinggal di tepi sungai, danau, maupun berada di kepulauan, rakit ialah alat transportasi yang utama. 

Rakit terbuat dari materi yang enteng namun kuat dan bisa mengapung di air. Rakit sanggup dibentuk dari materi kayu, bambu, serat rumput yang diikat menjadi satu, ataupun batang pohon pisang.

f. Perahu

Perahu ialah alat transportasi air yang teknologinya lebih maju dibandingkan rakit. Sebelum insan mengenal mesin, bahtera menggunakan layar yang digerakkan oleh angin, atau dikayuh dengan menggunakan dayung. 

Perahu tradisional terbuat dari batang kayu, tetapi ada juga suku bangsa yang menggunakan materi lain, ibarat kulit kayu (bangsa Indian di Amerika Utara) dan kulit binatang dengan rangka kayu atau tulang belulang dan sambungannya ditutup dengan getah ataupun dedaunan (pada bangsa Eskimo).

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Iptek) Dari Zaman Prasejarah Dan Purba"