Sikap Dan Alternatif Penyelesaian Serta Cara Mengatasi Dilema Keberagaman Budaya Di Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan tentang keragaman budaya, keragaman suku bangsa, keberagaman budaya, apa hubungan persatuan dan keberagaman, sebaran keragaman budaya nasional, kasus keberagaman budaya, bagaimana menyikapi keragaman sosial di suatu wilayah, keragaman budaya indonesia, keberagaman budaya indonesia, keberagaman budaya di indonesia.
Alternatif Penyelesaian Masalah Keberagaman Budaya di Indonesia
Berbagai dilema yang timbul akhir keberagaman budaya bangsa Indonesia yang plural dan beragam ini memerlukan sebuah model penyelesaian yang sanggup diterima oleh tiruana pihak sehingga konflik sosial yang selama ini berkembang sanggup diminimalkan.
Sebuah masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen pola hubungan sosial antarindividunya di dalam masyarakat, harus bisa menyebarkan sifat toleransi dan mendapatkan kenyataan untuk hidup berdampingan secara hening satu sama lain dengan mendapatkan setiap perbedaan-perbedaan yang menempel pada keberagaman budaya bangsa.
Oleh alasannya yaitu itu, diharapkan sebuah konsep yang bisa mewujudkan situasi dan kondisi sosial yang penuh kerukunan dan perdamaian meskipun terdapat kompleksitas perbedaan.
Kebemasukan kebudayaan suatu bangsa terletak pada kemampuannya untuk menampung aneka macam perbedaan dan keguakaragaman kebudayaan dalam sebuah kesatuan yang dilandasi suatu ikatan kebersamaan.
Sebuah masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen pola hubungan sosial antarindividunya di dalam masyarakat, harus bisa menyebarkan sifat toleransi dan mendapatkan kenyataan untuk hidup berdampingan secara hening satu sama lain dengan mendapatkan setiap perbedaan-perbedaan yang menempel pada keberagaman budaya bangsa.
Oleh alasannya yaitu itu, diharapkan sebuah konsep yang bisa mewujudkan situasi dan kondisi sosial yang penuh kerukunan dan perdamaian meskipun terdapat kompleksitas perbedaan.
Kebemasukan kebudayaan suatu bangsa terletak pada kemampuannya untuk menampung aneka macam perbedaan dan keguakaragaman kebudayaan dalam sebuah kesatuan yang dilandasi suatu ikatan kebersamaan.
Salah satu pengembangan konsep toleransi terhadap keberagaman budaya yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang multikultural dengan bentuk pengukuhan dan toleransi, terhadap perbedaan dalam kesetaraan individual maupun secara kebudayaan.
Dalam masyarakat multikultural, masyarakat antarsuku bangsa sanggup hidup berdampingan, bertoleransi, dan saling menghargai.
Nilai budaya tersebut bukan spesialuntuk ialah sebuah wacana, tetapi harus dijadikan aliran hidup dan nilai-nilai moral dan moral dalam sikap masyarakat Indonesia.
Dalam prinsip multikulturalisme ini penegakan prinsip-prinsip demokrasi menjadi tujuan utama nilai-nilai sosial. Salah satu ciri masyarakat multikultur yaitu pengukuhan terhadap kesetaraan dalam perbedaan.
Melalui pendekatan multikultur setiap kebudayaan dan antarkelompok masyarakat dipandang mempunyai cara hidupnya sendiri-sendiri yang harus dipahami dari konteks masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
Dalam masyarakat multikultural, masyarakat antarsuku bangsa sanggup hidup berdampingan, bertoleransi, dan saling menghargai.
Nilai budaya tersebut bukan spesialuntuk ialah sebuah wacana, tetapi harus dijadikan aliran hidup dan nilai-nilai moral dan moral dalam sikap masyarakat Indonesia.
Dalam prinsip multikulturalisme ini penegakan prinsip-prinsip demokrasi menjadi tujuan utama nilai-nilai sosial. Salah satu ciri masyarakat multikultur yaitu pengukuhan terhadap kesetaraan dalam perbedaan.
Melalui pendekatan multikultur setiap kebudayaan dan antarkelompok masyarakat dipandang mempunyai cara hidupnya sendiri-sendiri yang harus dipahami dari konteks masyarakat dan kebudayaan yang bersangkutan.
Dalam melakukan prinsip demokrasi terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, sistem negara menganut prinsip demokrasi partisipatif.
Dalam sistem demokrasi partisipatif, aturan yaitu supremasi tertinggi dengan tidak memihak pada kelompok tertentu. Semua kelompok masyarakat, baik dominan atau minoritas, kaya atau miskin dikendalikan melalui prinsip-prinsip aturan yang adil.
Kedua, adanya distribusi pendapatan dan masukana ekonomi yang relatif merata. Artinya, tidak terjadi ketimpangan sosial ekonomi antarlapisan, golongan, dan daerah. Oleh alasannya yaitu itu, sanggup disimpulkan bahwa faktor ekonomi dan politik sangat penting dalam mengelola masyarakat beragam tersebut.
Dalam sistem demokrasi partisipatif, aturan yaitu supremasi tertinggi dengan tidak memihak pada kelompok tertentu. Semua kelompok masyarakat, baik dominan atau minoritas, kaya atau miskin dikendalikan melalui prinsip-prinsip aturan yang adil.
Kedua, adanya distribusi pendapatan dan masukana ekonomi yang relatif merata. Artinya, tidak terjadi ketimpangan sosial ekonomi antarlapisan, golongan, dan daerah. Oleh alasannya yaitu itu, sanggup disimpulkan bahwa faktor ekonomi dan politik sangat penting dalam mengelola masyarakat beragam tersebut.
Selain itu, alternatif penyelesaian keberagaman budaya yang ada di Indonesia dilakukan melalui interaksi lintas budaya dengan menyebarkan media sosial, menyerupai pengembangan lambang-lambang komunikasi verbal maupun tertulis, norma-norma yang disahkan dan diterima sebagai aliran bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka contoh bersama.
Sebenarnya interaksi lintas budaya bagi masyarakat Indonesia yang tersebar di Kepulauan Nusantara bukan ialah hal yang baru.
Jauh sebelum kehadiran orang Eropa, mobilitas penduduk di Kepulauan Nusantara tersebut cukup tinggi yang tercermin dalam toponomi perkampungan suku bangsa atau golongan sosial perkotaan di Indonesia.
Gejala tersebut bukan spesialuntuk mengambarkan betapa tingginya mobilitas penduduk di masa lampau, melainkan juga mencerminkan adanya pola-pola interaksi sosial lintas budaya.
Sebenarnya interaksi lintas budaya bagi masyarakat Indonesia yang tersebar di Kepulauan Nusantara bukan ialah hal yang baru.
Jauh sebelum kehadiran orang Eropa, mobilitas penduduk di Kepulauan Nusantara tersebut cukup tinggi yang tercermin dalam toponomi perkampungan suku bangsa atau golongan sosial perkotaan di Indonesia.
Gejala tersebut bukan spesialuntuk mengambarkan betapa tingginya mobilitas penduduk di masa lampau, melainkan juga mencerminkan adanya pola-pola interaksi sosial lintas budaya.
Berdasarkan pola-pola pemukiman yang tercermin dalam toponomi perkampungan suku bangsa terdapat pola pinjaman kerja yang cukup rapi antara anggota suku bangsa dan golongan sosial yang membentuk corporate group perkotaan Indonesia di masa lampau.
Pembagian kerja atau spesialisasi yang menjadi sumber mata pencaharian yang ditekuni oleh masing-masing kelompok suku bangsa atau golongan sosial tersebut sudah mendorong mereka untuk mendirikan perkampungan yang mempersembahkan kesan khusus.
Walaupun perkampungan khusus kesukuan ataupun golongan tersebut sekarang sudah berkurang (survival), namun dalam perkembangan di perkotaan nampak adanya kecenderungan para penhadir gres untuk hidup berkelompok dalam suatu perkampungan.
Hal ini didorong oleh adanya kesamaan profesi. Misalnya, di kota Surakarta terdapat perkampungan batik Laweyan, perkampungan Islam Kauman atau perkampungan pecinan.
Pembagian kerja atau spesialisasi yang menjadi sumber mata pencaharian yang ditekuni oleh masing-masing kelompok suku bangsa atau golongan sosial tersebut sudah mendorong mereka untuk mendirikan perkampungan yang mempersembahkan kesan khusus.
Walaupun perkampungan khusus kesukuan ataupun golongan tersebut sekarang sudah berkurang (survival), namun dalam perkembangan di perkotaan nampak adanya kecenderungan para penhadir gres untuk hidup berkelompok dalam suatu perkampungan.
Hal ini didorong oleh adanya kesamaan profesi. Misalnya, di kota Surakarta terdapat perkampungan batik Laweyan, perkampungan Islam Kauman atau perkampungan pecinan.
Post a Comment for "Sikap Dan Alternatif Penyelesaian Serta Cara Mengatasi Dilema Keberagaman Budaya Di Indonesia"