81+ Peribahasa Indonesia Yang Berawalan Aksara H
Peribahasa Indonesia - Melanjutkan kumpulan peribahasa Indonesia yang sudah saya tuliskan untuk sahabat pada postingan kemarin, maka pada kesempatan kali ini saya akan melanjutkan untuk menuliskan kumpulan peribahasa Indonesia berawalan abjad H.
Demi melengkapi dan menjaga keutuhan peribahasa-peribahasa yang kita miliki di Indonesia kita patut tahu dan mengerti peribahasa apa saja sih yang ada di Indonesia khususnya yang berawalan abjad H, oleh lantaran itu eksklusif saja anda sanggup memabacanya di bawah ini.
Demi melengkapi dan menjaga keutuhan peribahasa-peribahasa yang kita miliki di Indonesia kita patut tahu dan mengerti peribahasa apa saja sih yang ada di Indonesia khususnya yang berawalan abjad H, oleh lantaran itu eksklusif saja anda sanggup memabacanya di bawah ini.
Kumpulan Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf H
Habis minyak sepasu, ekor anjing takkan lurus : Orang yang perangainya jelek dan tidak sanggup dirubah
Habis manis sepah dibuang : Di buang sehabis tidak terpakai lagi
Habis kapak berganti beliung : Orang yang sangat rajin melaksanakan pekerjaan
Habis cupak oleh pelelehan : Adat yang dilanggar maka usang kelamaan akan hilang
Habis belalur, maka beralu-alu : Perundingan yang berakhir dengan jalan kekerasan
Habis sopan santun dengan kerelaan, hilang sopan santun tegal mufakat : Adat usang boleh tidak dituruti asal ada mufakat
Habis perkara, nasi sudah menjadi bubur : Tidak ada gunanya lagi dibicarakan kembali
Hafal kaji lantaran diulang, pasar jalan lantaran ditempuh : Semua pekerjaan akan lancar bila dilakukan berulang kali
Hampa beras menjadi sekam : Sifat mubadzir
Hancur tubuh dikandung tanah, budi baik terkenang jua : Orang yang berbudi baik akan selalu dikenang meski telah tiada
Hangat-hangat tahi ayam : Kemauan yang tidak tetap
Hangus tiada berapi, tenggelam tiada lembap ; menderita kesusahan
Hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari : Menolong orang dikala kesusahan
Harimau mati lantaran belangnya : Mendapat kecelakaan lantaran terlalu mementingkan diri
Harimau ditakuti lantaran giginya : Orang besar yang ditakuti lantaran pangkatnya
Hari guruh takan hujan : Orang yang sangat murka tak akan memukul
Harapan guntur di langit, air di tempayan di curahkan : Terlalu berharap yang belum pasti
Harapan burung terbang tinggi, punai di tangan di lepaskan ; Harapan yang di sia-siakan
Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada : Orang yang tidak mempunyai kesabaran
Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan sobat buta mata keduanya ; Percaya pada anak sendiri sanggup jadi akan tertipu di bandingkan percaya kepada teman
Hati bagai baling-baling : Orang yang tidak teguh pendiriannya
Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak hingga : Ingin mencapai sesuatu sayangnya itu hanya mimpi semata
Harum menyerupai malaikat kemudian : Sangat harum
Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang : Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, selagi waktu sedikit dimanfaatkan
Harimau mengaung takkan menangkap : Orang yang mengancam terlebih dahulu biasanya tidak berbahaya
Harimau mati meninggalkan belang : Orang yang berjasa akan selalu dikenang
Hempas tulang tak terbalas jasa : Bekerja keras tapi tidak menghasilkan apa-apa
Hempas tulang berisi perut : Rajin bekerja akan mendapat rizki
Hemat pangkal Kaya : Orang yang ekonomis cenderung akan kaya
Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan : Tidak mau kalah dengan orang lain
Hati kubang beringin gantinya : Anak yang sudah sampaumur mengganti kedudukan orang tuanya
Hati gatal, mata digaruk : Sangat ingin tetapi tidak berusaha
Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicacah : Hasil yang diperoleh dibagi rata
Hendak ulam, pucuk menjulai sangat beruntung : Mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan
Hendak seribu daya tak hendak seribu dalih : Dimana ada kemauan disitu ada jalan
Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang : Berharap untung malah rugi
Hendak meluruskan ekor anjing : Orang yang berperangai jahat akan sulit mengubahnya
Hendak kaya berdikit-dikit, hendak tuah bertabur urai, hendak berani berlawan ramai : Menyelesaikan kasus dengan adil
Hendak hinggap tiada berkaki : Ingin berbuat sesuatu tetapi tidak mempunyai alat
Hendak tenang dilawan damai, hendak perang giling peluru : Berdamai atau Berkelahi
Hendak air pancuran terbit : Sesuatu diperoleh lebih dari yang diharapkan
Hidup di ujung gurung orang : Orang melarat
Hidup di kandung adat, mati dikandung tanah : Orang yang harus mentaati sopan santun istiadat daerahnya
Hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong : Orang yang tidak ikut andil dalam suatu pekerjaan akan susah
Hidung menyerupai dasun tunggal : Bentuk hidung yang bagus
Hidung laksana kuntum seroja, dada menyerupai mawar merekah : Orang yang memuji keelokan hidung dan dada perempuan
Hidung dicium, pipi digigit : Kasih sayang semu
Hidup tidak lantaran do’a, mati tidak lantaran sumpah : Orang harus berusaha dengan sendirinya tidak bergantung pada orang lain
Hidup menyerupai umang-umang : Kehidupan yang sangat miskin
Hidup menyerupai anjing dan kucing : Tidak akur
Hidup sandar menyandar umpama aur dengan tebing : Perihal orang yang menyayangi dengan tulus
Hidup kayu berbuah, hidup insan supaya berjasa : Selagi hidup berbuat sepakat untuk diri sendiri dan masyarakat
Hidup enggan mati tak mau : Sangat menderita
Hidup dua muara : Dua mata penceharian
Hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya : Hilang, lenyap tak berbekas
Hilang tak bercari, lulus tak terselami : Tidak dipedulikan lagi
Hilang satu sepuluh gantinya : Jangan gampang putus asa
Hilang geli oleh gelitik, hilang sanggup oleh biasa : Awal yang tidak biasa tetapi usang kelamaan terbiasa
Hilang di mata di hati jangan : Jangan saling melupakan
Hilang dicari, terapung direnangi, terbenam diselami : Perkara yang tersembunyi
Hidup tolong menolong, sandar menyandar : Orang hidup harus saling membantu
Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih : Yang indah rupawan adakalanya tidak berharga
Hitam-hitam gula jawa : Hitam tetapi manis
Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam : Tidak menyampaikan kebenarannya
Hitam diatas putih : Secara tertulis
Hitam bagai pantat belanga : Sangat buruk
Hilir malam pulang kampung tak singgah, daun nipah dikatakan daun bubuk : Merasa aib lantaran berhutang budi
Hujan berpohon, panas berasal : Segala sesuatu insiden niscaya ada sebabnya
Hujan berbalik ke langit : Orang berkuasa meminta tolong kepada orang lemah
Hitam tahan tempa, putih tahan sesah : Tetap, tidak berubah
Hitam sebagai kuali : Sangat hitam
Hitam menyerupai dawat : Hitam mengkilat
Hitam mata itu mana boleh bercerai dengan putihnya : Orang yang sedang bercinta tidak gampang dipisahkan
Hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih ampas kelapa dibuang : Barang tak terpakai masih berguna, barang mempunyai kegunaan tapi tak terpakai
Hulu mujur pandai bertenggang hulu baik pandai menggunakan : Pandai bergaul
Hulu malang pangkal celaka : Asal mula kesialan
Hujan turun, kambing lari : Habis cerita, usai
Hujan tak sekali jatuh, simapi tak sekali bersahabat : Kerja harus bertahap
Hujan menimpa bumi : Tidak sanggup melepaskan diri dari perintah
Hujan jatuh ke pasir : Kebaikan yang tidak terbalas
Hujan emas di negeri orang, hujan kerikil di negeri sendiri : Sebaik-baiknya hidup di negeri orang tidak sebaik hidup di negeri sendiri
Akhirnya selesai sudah saya menuliskan kumpulan peribahasa Indonesia berawalan abjad H, semoga dengan adanya kumpulan peribahasa dan pepatah ini kita sanggup berguru sesuatu arti di dalamnya dan juga menyayangi kebudayaan berbahasa yang semestinya kita jaga dengan baik. Akhir kata saya ucapkan terima kasih sudah membaca peribahasa Indonesia ini. Salam Satu Bahasa!
Post a Comment for "81+ Peribahasa Indonesia Yang Berawalan Aksara H"