Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Contoh Kultum Singkat Perihal Ikhlas

Kultum Tentang Ikhlas – Setelah sebelumnya sudah kami contohkan perihal kultum kultum dalam menyambut bulan ramadhan maka pada postingan kali ini satubahasa akan menunjukkan kembali pola kultum singkat, namun pada kultum kali ini bertema ikhlas, supaya saja pola materi tulus ini sanggup menjadi sumber dan materi berguru anda dalam membawakan kultum. Langsung saja sanggup anda baca di bawah ini :

Kultum Singkat Tentang Ikhlas


>>>>>>>>> Muqaddimah <<<<<<<<<<<

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah.
Sesungguhnya, manusia, siapapun beliau akan celaka jikalau tidak bersedekah dengan niat yang tulus dan hati yang ikhlas. Karena tulus yakni syarat mutlak diterimanya sebuah amal. Betapa banyak ayat dan hadits yang menjelaskan akan pentingnya niat yang benar dan mencela orang yang salah niatnya. Allah SWT. berfirman
وَقَدِمْنَا إَلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَآءً مَّنْثُوْرًا (الفرقان: 23)
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, kemudian kami jadikan amal itu (bagaikan) bubuk yang beterbangan”. (QS. al-Furqan/25 : 23)
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah!!!
Para Imam terdahulu, ibarat Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ibnu Madini dan yang lainnya telah bersepakat bahwa niat yakni sepertiga dari ilmu. Imam Baihaqi menunjukkan suatu alasan perihal niat yang termasuk sepertiga dari ilmu itu alasannya yakni perbuatan manusia, senantiasa berafiliasi dengan tiga unsur, yaitu:
1.    Hati
2.    Lisan
3.    Anggota badan
 Setelah sebelumnya sudah kami contohkan perihal kultum kultum dalam menyambut bulan ramad Contoh Kultum Singkat Tentang Ikhlas
Contoh Materi Kultum Singkat Tentang Ikhlas

Diantara tiga hal tersebut, niat yakni satu yang terpenting. Bahkan terkadang niat merupakan ibadah tersendiri dan ibadah yang lain mengikut padanya. Maka sanggup dikatakan bahwa niat seorang mukmin itu lebih baik dari amalnya.
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah.
Ikhlas sendiri secara lughawi atau bahasa bermakna murni, sedangkan dalam pengertian syari’at, tulus berarti:
1.    Memurnikan tujuan hanya kepada Allah dalam setiap bentuk ketaatan;
2.    Amalan hati yang diperuntukkan hanya kepada Allah semata bukan untuk yang lain;
3.    Melepaskan diri dari pandangan insan (makhluk) dan senantiasa memandang Allah (khalik);
4.    Memurnikan maksud dan tujuan untuk taqarrub (memnekatkan diri) kepada Allah SWT.
Adapun dalam al-Quran sendiri, Allah menjelaskan:
وَمَآ اُمِرُوْا إلَّا لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوْا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوْا الزَّكَاةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal, mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan (supaya) mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS. al-Bayyinah: 5)
Dalam sebuah hadits dari Abi Hurairah RA., Nabi SAW bersabda :
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إَلٰى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلٰكِنْ يَنْظُرُ إِلٰى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه مسلم)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk dan harta kalian, akan tetapi Allah akan melihat hati dan amal kalian”. (QS. al-Bayyinah: 5)

Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah!!!
Ikhlas yakni syarat diterimanya amal. Sesungguhnya Allah tidak akan mendapatkan suatu amalan kecuali hanya iklas kepada-Nya, bukankah kita pun tidak sanggup mendapatkan sesuatu jikalau memang sesuatu itu tidak ditujukan untuk kita?
Dan barangsiapa yang tulus niatnya dalam suatu kebenaran maka Allah akan mencukupkan antara ia dan manusia. Dan barangsiapa yang memamerkan kebaikannya alasannya yakni riya’, maka Allah SWT. akan memamerkan keburukannya.
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah!!!
Demikianlah pentingnya niat yang benar dalam segala amal ibadah kita, dan bahayanya amal jikalau tidak dilandasi keikhlasan alasannya yakni Allah.
Sebagai renungan simpulan bagi kita, Ibnu ‘Uyaynah berkata: “ apabila yang tersembunyi sesuai dengan yang nampak, maka itu yakni keadilan, sedangkan apabila yang tersembunyi itu lebih baik dari pada yang nampak, maka itu yakni keutamaan, dan apabila yang nampak lebih baik dari pada yang tersembunyi, maka itu yakni kedurhakaan”
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.

Itulah pola kultum perihal tulus yang sanggup kami contohkan untuk anda, supaya bermanfaat dan sanggup menjadi materi materi bagi anda yang sedang berlatih untuk membawakan kultum, mohon maaf jikalau ada salah-salah kata.

Sumber http://www.satubahasa.com

Post a Comment for "Contoh Kultum Singkat Perihal Ikhlas"