Contoh Puisi Wacana Pendidikan Terbaru 2018
Puisi Pendidikan – Pendidikan merupakan suatu prioritas utama bagi sebuah bangsa dan negara maka sudah sepatutnya setiap warga negara yang bermukim di sebuah negara harus menerima pendidikan. Tapi sayangnya di negara kita ini masih banyak kita temukan belum dewasa yang tidak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikannya lantaran faktor keluarga dan lain sebagainya.
Berbicara perihal pendidikan kali ini satubahasa akan menghadirkan kumpulan puisi yang tentunya berkaitan dengan dunia pendidikan, dimana puisi pendidikan ini merupakan ungkapan atau citra perihal pendidikan yang selama ini kita lihat di Indonesia. Puisi-puisi yang akan kami sajikan juga mempunyai daya tarik tersendiri dikarenakan ditulis oleh nama-nama penyair populer di Indonesia. Untuk lebih singkatnya eksklusif saja kita baca puisi nya di bawah ini.
Puisi Tentang Pendidikan
Sajak Sebatang Lisong
Karya : W.S Rendra.
Menghisap sebatang lisong,
Melihat Indonesia Raya,
Mendengar 130 juta rakyat.
Dan di langit
Dua tiga cukong mengangkang.
Berak di atas kepala mereka.
Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan saya melihat delapan juta kanak-kanak
Tanpa pendidikan.
Aku bertanya.
Tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Membentur meja kekuasaan yang macet,
Dan papantulis-papantulis para pendidik
Yang terlepas dari perkara kehidupan.
Delapan juta kanak-kanak
Menghadapi satu jalan panjang,
Tanpa pilihan,
Tanpa pepohonan,
Tanpa dangau persinggahan,
Tanpa ada bayangan ujungnya.
Menghisap udara
Yang disemprot deodorant,
Aku melihat sarjana-sarjana menganggur
Berpeluh di jalan raya;
Aku melihat perempuan bunting
Antri uang pensiunan.
Dan di langit;
Para teknokrat berkata:
Bahwa bangsa kita ialah malas
Bahwa bangsa mesti dibangun
Mesti di-up-grade
Disesuaikan dengan teknologi yang diimpor.
Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala.
Dan saya melihat
Protes-protes yang terpendam,
Terhimpit di bawah tilam.
Aku bertanya,
Tetapi pertanyaanku
Membentur jidat penyair-penyair salon,
Yang bersajak perihal anggur dan rembulan,
Sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
Termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
Bunga-bunga bangsa tahun depan
Berkunang-kunang pandang matanya,
Di bawah iklan berlampu neon.
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
Menjadi gemalau bunyi yang kacau
Menjadi karang di bawah muka samodra.
Kita mesti berhenti membeli rumus-rumus asing
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode
Tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya
Keluar ke desa-desa
Mencatat sendiri semua gejala
Dan menghayati perkara yang nyata.
Inilah sajakku!
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
Bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berfikir,
Bila terpisah dari perkara kehidupan.
19 Agustus 1977
ITB Bandung
(Sajak ini dipersembahkan kepada para mahasiswa ITB dan dibacakan di dalam salah satu adegan film “Yang Muda Yang Bercinta” karya Sumandjaya.
Kumpulan Puisi Tentang Pendidikan Terbaru |
Penaku
Karya : Lia Nur Aini, Gunungkidul.
Penaku...
Setiap hari ku gunakan dirimu
Ku goreskan tintamu
Ku pinjamkan dirimu
Kadang ku habiskan dirimu
Penaku...
Kau ku gunakan untuk mencurahkan isi hatiku
Kau ku gunakan untuk mencurahkan ilmuku
Dan ku gunakan dirimu untuk menceritakan kisahku
Penaku...
Kau selalu kubawa
Kau selalu menemaniku
Tetapi...
Aku tak pernah berterimakasih padamu
Aku tak pernah memperhatikanmu
Maafkan saya penaku...
Tanpamu saya tak sanggup mengisi hidupku.
Pemuda Pemudi Negeriku
Karya : Yeni Herlinda, Sumatera Selatan.
Pemuda Pemudi Negeriku...
Teruslah berguru untuk kemajuan bangsamu
Gapailah harapan nan tinggi itu
Menjulang hingga ke langit ke-7
Pemuda Pemudi Negeriku...
Tuntutlah cakrawala ilmu hingga ke ujung dunia
Karena engkau tidak akan pernah tahu
Perang fatwa yang akan terus melanda sewaktu-waktu
Pemuda Pemudi Negeriku...
Jangan mengalah dan frustasi dalam mewujudkan impianmu
Teruslah berusaha dan dongkrak semangatmu
Pemuda Pemudi Negeriku...
Jangan berharap dengan yang lain
Karena yang rela berkorban itu hanya sanggup dihitung dengan bilangan
Pemuda Pemudi Negeriku...
Inilah saatnya... Bangkit dan berbuatlah
Jangan engkau terlena ataupun lengah
Pemuda Pemudi Negeriku...
Lakukanlah apa yang engkau mampu
Karena hari ini belum tentu sama dengan hari esok
Maka, jangan izinkan penyeselan tiba memberontak
Hingga menciptakan Negerimu semakin terpuruk
Pemuda Pemudi Negeriku...
Nasib bangsa ini kini ada pada genggaman kalian
Ya kalian... Karena kalian ialah cahaya bangsa
Oleh sebabnya sinar kalian selalu dinanti
Untuk terus sanggup menerangi negeri Indonesia ini...
itulah pola puisi pendidikan yang sanggup kami berikan kepada anda, agar dengan adanya puisi pendidikan ini kita jadi lebih semangat dalam acara berguru maupun mengajar, dan bagi kau yang mempunyai karya puisi pendidikan dan ingin mengirimkan kepada kami, silahkan saja kirimkan karya puisimu kepada kami lantaran kami pun mendapatkan kiriman puisi dari pembaca semua.
Kenapa di ubah kata "pemikiran" menjadi "fatwa"? Copas boleh. Saya tidak melarang tapi jangan memgubah tanpa seizin penulisnya. Terima kasih.
ReplyDelete