Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Singkat Wacana Perkembangan Dan Lahirnya, Bagian-Bagian Kitab Suci Weda Dan Daerah Suci Agama Hindu

Berikut ini akan dijelaskan wacana perkembangan agama hindu, sejarah lahirnya agama hindu, sejarah agama hindu, agama hindu, sejarah hindu, sejarah singkat agama hindu, kitab suci agama hindu, kitab suci agama hindu weda, 4 belahan kitab weda, sumbangan kitab weda, belahan kitab weda, belahan bagian weda, kitab wedha, tempat suci agama hindu.

Perkembangan agama dan budaya Hindu

Seperti kita ketahui bahwa imbas kebudayaan India menimbulkan perubahan besar dalam kebudayaan Indonesia. 

melaluiataubersamaini adanya tulisan, di Indonesia mulai terdapat catatan wacana peristiwa-peristiwa penting di sebuah wilayah kerajaan. melaluiataubersamaini demikian, semenjak ketika itu bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah. 

Masa imbas kebudayaan Hindu itu disebut masa Indonesia Hindu. Masa Indonesia Hindu berlangsung semenjak munculnya catatan tertulis pertama sampai sekitar tahun 1500 Masehi, ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit. Masa Indonesia Hindu disebut juga zaman kuno.

Lahirnya agama Hindu ada hubungannya dengan kehadiran suku bangsa Arya ke India. Bangsa Arya masuk ke India semenjak 1500 SM melalui Celah Kaiber (Afghanistan) dan mendiami Aryawarta (daerah yang berada di Lembah Indus, Lembah Gangga, dan Lembah Yamuna di Dataran Tinggi Dekhan). 

Bangsa Arya kemudian mendesak ras Dravida (penghuni orisinil India) dan terjadilah percampuran kedua ras suku bangsa tersebut. Percampuran budaya antara kedua ras itu disebut peradaban Hindu atau hinduisme. 
 Berikut ini akan dijelaskan wacana perkembangan agama hindu Sejarah Singkat Tentang Perkembangan dan Lahirnya, Bagian-Bagian Kitab Suci Weda dan Tempat Suci Agama Hindu
Arca Trimurti
Agama Hindu yakni sinkretisme antara kebudayaan Arya dan Dravida yang menyembah banyak dewa. Agama Hindu bersifat politeisme, artinya menyembah banyak dewa. 

Setiap yang kuasa ialah lambang kekuatan alam. Beberapa yang kuasa yang populer yakni Trimurti (Brahma, yang kuasa pencipta ; Wisnu, yang kuasa pemelihara ; Syiwa, yang kuasa perusak), Pertiwi (dewi bumi), Surya (dewa matahari), Bayu (dewa angin), Baruna (dewa laut), dan Agni (dewa api).

Kitab suci agama Hindu yakni Weda, artinya pengetahuan, yang terdiri atas empat bagian.
  1. Rigweda, meliputi syair kebanggaan terhadap para dewa.
  2. Samaweda, meliputi syair dan nyanyian suci dalam upacara.
  3. Yajurweda, meliputi doa-doa pengantar sesaji dalam upacara.
  4. Atharwaweda, meliputi mantra untuk menyembuhkan orang sakit dan jampi untuk sihir serta ilmu mistik mengusir penyakit dan para musuh.
Di India, paham Trimurti dikembangkan berpasangan dengan Trisakti yang meliputi:

a. Saraswati, permaisuri Brahma, melambangkan dewi budi dan pengetahuan;
b. Laksmi, permaisuri Wisnu, melambangkan dewi kecantikan dan kebahagiaan;
c. Parwati, permaisuri Syiwa, melambangkan dewi keberanian dan kegarangan (durga).

Selain itu, Umat Hindu juga mempunyai beberapa kitab selain kitab Weda yang mengandung aliran Avatar (inkarnasi dewa), yakni kitab Brahmana, Upanishad, Mahabharata, Bagawad Gita, dan Ramayana.
  1. Kitab Brahmana mencakupkan interpretasi (penafsiran) aliran keagamaan yang terkandung dalam Weda.
  2. Kitab Upanishad mencakupkan pembahasan wacana Brahmana, insiden alam semesta, serta Atman (jiwa) dan cara kembalinya Atman kepada Brahman Sang Mahakuasa.
  3. Kitab Mahabharata, ditulis oleh Begawan Wiyasa, mencakupkan wacana peperangan antarkeluarga Bharata (Pandawa dan Kurawa) di Padang Kurusetra.
  4. Kitab Bagawad Gita, belahan dari himpunan Mahabharata yang diartikan nyanyian dewa. Kitab ini meliputi pesan yang tersirat Krisna kepada Arjuna di Kurusetra pada ketika terjadi Perang Bharatayuda.
  5. Kitab Ramayana ditulis oleh Mpu Walmiki yang meliputi cerita cinta Rama dan Shinta.
Untuk mencapai nirwana, umat Hindu sanggup melakukannya dengan tiga cara.
  • Manusia wajib menjalankan dharma (memenuhi kewajiban sebagai manusia), artha (menjalankan pekerjaan sebagaimana mestinya), dan eksekusi alam (tidak berlebihan mencicipi kenikmatan duniawi).
  • Bagi Triwangsa (brahmana, ksatria, waisya) wajib membaca kitab suci Weda.
  • Melakukan upacara keagamaan yang berupa upacara kurban (yajna besar dan yajna kecil). Yajna besar, misalnya, penobatan raja, menghormati pemetikan buah pertama, dan upacara menyongsong hadirnya musim. Adapun yajna kecil, misalnya, sembahyang di rumah sehari-hari, kelahiran anak, dan cukur rambut.
Agama Hindu mengenal adanya upacara pengorbanan, yaitu kurban Soma dan kurban Asra Medha. Kurban Soma yakni upacara kebaktian yang terpandang suci di antara seluruh kebaktian di dalam Weda. 

Soma yakni sejenis cairan minuman yang memdiberi sifat kedewaan. Kurban Asra Medha yakni kurban kuda. Upacara-upacara kebaktian Hindu dilakukan oleh pejabat-pejabat agama, yaitu;
  • Brahmana (pendeta) yang menjabat sebagai kepala upacara,
  • Hotri yang melagukan nyanyian keagamaan,
  • Udgatri yang menabuh bunyi-bunyian dengan nada tertentu, dan
  • Adhyarya yang menyiapkan tempat pemujaan dan tempat kurban serta persiapan lainnya sambil membacakan mantra.
Orang Arya membuat kasta dengan sumbangan sebagai diberikut.
  1. Brahmana, perlambang mulut, yakni golongan pendeta. Mereka dihormati sebagai penasihat raja.
  2. Ksatria, perlambang tangan, yakni golongan ningrat atau aristokrat dan prajurit. Golongan ini menjalankan pemerintahan.
  3. Waisya, perlambang paha, yakni golongan pengusaha, pedagang, dan petani.
  4. Sudra, perlambang kaki, terdiri atas orang-orang Dravida dalam masyarakat.
Setiap golongan wajib menempati kastanya masing-masing dan dihentikan mengadakan perkawinan antarkasta. Jika ini terjadi, seseorang akan dikeluarkan dari kastanya dan dimasukkan ke dalam kasta yang lebih rendah.

Selain kasta-kasta tersebut, masih ada golongan yang dianggap lebih rendah lagi, yaitu paria atau candala. Golongan ini ditempatkan sebagai hamba sahaya.

Agama Hindu mengajarkan beberapa hal, yaitu;
  • Hidup di dunia yakni samsara akhir perbuatan yang kurang baik;
  • Adanya karma, yaitu hasil perbuatan yang kurang baik;
  • Akibat karma, insan akan mengalami reinkarnasi, yakni dilahirkan kembali dalam wujud yang lebih rendah;
  • Orang yang tepat hidupnya akan moksa, lepas dari samsara.
Untuk menjadi Hindu, seseorang harus menerima tali benang kasta (munya) yang didiberikan oleh brahmana (pendeta). 

Sesudah itu, barulah mereka melaksanakan caturasrama, yakni brahmacarin (mencari ilmu kepada brahmana (pendeta), grhasta (membentuk keluarga), wanaprasta (meninggalkan rumah untuk bertapa), dan saniasin atau pariwrajaka (hidup mengembara, meninggalkan kepentingan duniawi untuk menjadi bhiksu).

Tempat-tempat suci bagi orang Hindu India, antara lain, Kota Benares yang dianggap sebagai kota yang kuasa dan Sungai Gangga sebagai sungai yang suci. Agama Hindu mengalami kemunduran sekitar era ke-6 SM lantaran sebab-sebab diberikut.
  1. Kaum brahmana yang memonopoli agama dan upacara bertindak otoriter dengan menarikdanunik kurban yang besar sehingga menjadikan beban.
  2. Lahirnya agama Buddha yang lebih demokratis untuk mencari surga sendiri tanpa sumbangan orang lain yang diajarkan oleh Siddharta Gautama.
  3. Agama Buddha lebih terbuka tanpa membeda-bedakan manusia.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Sejarah Singkat Wacana Perkembangan Dan Lahirnya, Bagian-Bagian Kitab Suci Weda Dan Daerah Suci Agama Hindu"