Biografi Archimedes
Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes merupakan anak dari seorang astronom yang berjulukan Pheidias. Dia dilahirkan di Syracuse, kawasan itu ialah bab dari koloni Yunani yang kini telah berganti nama Sisilia. Archimedes mempunyai kekerabatan kekeluargana dengan tiran (raja) Hieron II yang mana dikala itu berkuasa di Syracuse. Archimedes erat dengan Gelon. Gelon sendiri ialah anak dari Hieron II. Keduanya dikenal sebagai jago matematika yang dikagumi raja.
Berbicara ihwal Archimedes tak akan terlepas dari dongeng kejadian penemuannya ketika dia mandi. Kala itu dia menemukan, hilangnya jumlah berat tubuhnya sama dengan jumlah berat air yang telah tumpah. Saat itu juga sontak dia meloncat kegirangan dari tempat mandinya kemudian berlari di jalanan kota Syracuse dengan berteriak “Eureka, eureka!” ( terjemahan : saya sudah menemukan, saya sudah menemukan). Saat itulah Archimedes menemukan hukum pertama hidrostatik.
Kisah penemuannya itu sebenarnya berawal dari tukang emas yang kurang jujur. Pesanan mahota raja Hieron dicampur dengan perak. Karenan merasa curiga maka raja memerintahkan kepada Archimedes untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. Syaratnya pengujian tersebut harus tanpa merusak mahkota itu sendiri. Akhirnya hal tersebut bisa dipecahkan ketika dia mandi.
Erastothenes dikenal sebagai seorang jago geografi, astronomi sekaligus matematika. Hanya saja sifat Eratosthenes agak berbeda dengan Conon. Eratosthenes dikenal dengan sedikit sombong dan suka “ berhias”. Dengan sobat sahabat itulah dia dikenal menyebarkan anutan dan sering mendiskusikan ihwal suatu hal. Baca: Biografi Erastosthenes 276 SM-194 SM.
Pada dikala sahabatnya Conon meninggal, Archimedes masih saja melakukal perihal surat menyurat dengan murid Conon yang berjulukan Dositheus. JL Heiberg pada tahun 1906 menemukan di Konstantinopel beberapa surat Archimedes dengan Erasthosthenes. Isi surat tersebut mencakup teorema mekanikal. Dalam bab surat tersebut Archimedes mengukur berat suatu benda dalam imajinasinya dengan tujuan menghitung volume. Akhirnya dia merintis ilmu pengetahuan dengan dasar penggalian fakta. Selanjutnya praduga tersebut dibuktikan dengan matematis Penggalian fakta ini yang pada karenanya menjadi cikal bakal sebuah penelitian dan pengambilan keputusan atau lebih dikenal dengan hipotesis.
Sebuah inovasi lain menyatakan bahwa berkemungkinan Archimedes pernah menuntut ilmu dengan salah seorang murid Euclid. Dimanapun dia pernah menuntut ilmu yang niscaya Archimedes dikenal sebagai jago fisika dan matematika pertama. Sebagai buktinya, Archimedes memperkenalkan “mesin-perang Archimedes”. Mesin tersebut berupa alat mekanik yang berkhasiat memompa air untuk memompa air dari sungai nil untuk tujuan irigasi pertanian.
Tak jauh berbeda dengan Archimedes. Archimedes juga temasuk yan “hiperaktif”. Archimedes akan memakai pasir atau tanah liat. Berhubung pada zaman itu masih belum mengenal yang namanya kertas. Archimedes akan menciptakan rupa sesuka hatinya dengan memakai tanah liat tersebut. Bila Archimedes duduk didekat sebuah tempat penghangat badan yang berupa pembakaran. Sisa arang pembakaran akan dipakai sebagai alat menggambar oleh Archimedes. Selain itu Archimedes juga tipe yang memperhatikan penampilan.
Romawi mengirimkan pasukan perperangan di bawah pimpinan Claudius Marcellus pada tahun 214BC dengan tujuan menyerang Syracuse. Alasan penyerangan ini alasannya ialah kekerabatan baik yang di jalin antar raja Syracuse dan Carthage. Tentara Romawi melaksanakan penyerangan dari darat, laut. Namun penduduk Syracuse bisa mempertahankan diri dengan mengunakan tuas pelempar. Penerapan hukum mekanika fisika ini bisa menghalau pasukan romawi. Tentu saja semua juga dilengkapi dengan katapel katapel buatan Archimedes yang bisa menembakkan anak panah dan melemparkan watu dari kawasan yang cukup jauh.
Pembangunan derek dari penduduk Syracuse bisa menenggelamkan kapal kapal perang Romawi. Di samping itu dengan kecerdasannya Archimedes bisa menerapkan cermin sebagai senjata utama. Sinar matahari akan dipantulkan ke kapal musuh sampai menghasilkan percikan api. Lalu kapal terbakar. Padahal ini hanya dilakukan ole seorang yang sudah renta saja dari puncak sebuah bukit.
Setelah menmpuh kegagalan, Marcellus menggnakan cara berbeda untuk menaklukkan kota Syracuse. Marcellus karenanya mengutus seorang terik sandi untuk mengetahui kekuatan masyarakat Syracuse. Akhirnya diketahui sebetulnya kekuatan sesungguhnya berada pada mesin mesin ciptaan Archimedes. Dengan demikian, Marcellus mengutus tentaranya untuk menghancurkan mesin tersebut. Pada dikala itulah, sehabis menunggu tiga tahun Romawi bisa menaklukkan kawasan Syracuse.
Jika ditelaah, penggunaan cermin pembakar dikala perang tadi, secara tidak pribadi akan ditangkap sebetulnya Archimedes telah mengenal bentuk geometrik. Bentuk geometrik ini tentu fokus pada parabola. Karena dengan bentuk parabola menyerupai ini, cermin pembakar akan bisa menangkap sinar matahari dan berfokus (berkumpul) pada suatu titik. Dengan santunan sifat cermin maka sinar yang terkumpul tadi akan dipantulkan dengan energi panas yang tinggi sehingga bisa memperabukan suatu kapal.
Pada zamannya, Archimedes telah melaksanakan percobaan untuk menghitung luas parabola, elips, hiperbola. Penemuan yang menakjubkan yaitu dia bisa menemukan titik berat objek objek tersebut ditambah titik berat setengah bulat dan titik berat lingkaran. Sejauh ini tela ditemukan beberapa arsip kaya Archimedes menyerupai The Methode. Namun jago sejarah menyatakan belum menemukan beberapa karya lainnya seperti, On Spiral, On the Measuremant of the Circle, Quadrature of the Parabola, on Conoids and Spheroids, on the Sphere and Cylinder, Books of Lemmas dsb.
Archimedes juga dikenal menjadi penemu nilai konstanta pi. Penemuan ini merupakan sebuah karya dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sebenarnya pendekatan nilai pi pada zaman matematika modern berpatokan pada Archimedes. Sebut saja Ludolph Ceulen dari German,pada masa 7 Ludolph memakai berdiri segi 262 untuk menemukan nilai pi. Ludolph menghabiskan hidupnya hanya untuk menemukan angka pi tersebut. Sebagai penghormatan pada nisan Ludolph ditulis Angka Ludolphian.
Kontribusi berikutnya dai Archimedes ialah mengenai prinsip kerja tuas. Kesimpulan prinsip kerja tuas yaitu dua objek akan mencapai keseimbangan pada jarak tertentu. Meskipun akan berbeda berat nantinya namun kedua faktor berupa berat dan jarak akan setimbang pada satu titik.
Semua hasil inovasi Archimedes dikontribusikan untuk kebaikan. Sebuat saja uraian pompa ulir, cermin pembakar. Bibit inovasi nilai pi oleh Archimedes selalu menjadi topik yang menarik dibahas oleh matematikawan zaman zaman sehabis beliau. Akhirnya beberapa prinsip dia juga terintegrasi dalam ilmu kalkulus. Pada selesai hayatnya Archimedes meninggal pada usia 75 tahun. Proses meninggalnya ketika perperangan yang telah dijalani selama 3 tahun di kota Syracuse. Pemimpin Romawi Marcellus meminta Archimedes mengatakan kepandaiannya. Namun ketika seorang prajurit diutus untuk menjemput Archimedes yang lagi berusaha memecakan satu permasalahan, prajurit tersebut menyentuh bulat lingkaran hasil karya Archimedes. Archimedes lantas marah, kemarahan Archimedes mengundang emosi prajurit tadi, sehingga dia menghunus pedangnya kepada Archimedes. Baca: Sejarah Matematika Cina Kuno (marthayunanda). Sumber http://www.marthamatika.com/
Berbicara ihwal Archimedes tak akan terlepas dari dongeng kejadian penemuannya ketika dia mandi. Kala itu dia menemukan, hilangnya jumlah berat tubuhnya sama dengan jumlah berat air yang telah tumpah. Saat itu juga sontak dia meloncat kegirangan dari tempat mandinya kemudian berlari di jalanan kota Syracuse dengan berteriak “Eureka, eureka!” ( terjemahan : saya sudah menemukan, saya sudah menemukan). Saat itulah Archimedes menemukan hukum pertama hidrostatik.
Kisah penemuannya itu sebenarnya berawal dari tukang emas yang kurang jujur. Pesanan mahota raja Hieron dicampur dengan perak. Karenan merasa curiga maka raja memerintahkan kepada Archimedes untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. Syaratnya pengujian tersebut harus tanpa merusak mahkota itu sendiri. Akhirnya hal tersebut bisa dipecahkan ketika dia mandi.
Masa Sekolah Archimedes
Pendidikan Archimedes dimulai dari menimba ilmu di Alexandria, salah satu kota di mesir. Kala itu dia menjalin persahabatan dengan dua orang ilmuwan yang cukup terkenal yaitu Conon. Conon dikenal sebagai seorang sobat yang sangat dihormati Archimedes alasannya ialah sangat baik dan mempunyai intelektual yang tajam. Kedua, sahabat Archimedes yang terkenal ialah Erastosthenes.Erastothenes dikenal sebagai seorang jago geografi, astronomi sekaligus matematika. Hanya saja sifat Eratosthenes agak berbeda dengan Conon. Eratosthenes dikenal dengan sedikit sombong dan suka “ berhias”. Dengan sobat sahabat itulah dia dikenal menyebarkan anutan dan sering mendiskusikan ihwal suatu hal. Baca: Biografi Erastosthenes 276 SM-194 SM.
Pada dikala sahabatnya Conon meninggal, Archimedes masih saja melakukal perihal surat menyurat dengan murid Conon yang berjulukan Dositheus. JL Heiberg pada tahun 1906 menemukan di Konstantinopel beberapa surat Archimedes dengan Erasthosthenes. Isi surat tersebut mencakup teorema mekanikal. Dalam bab surat tersebut Archimedes mengukur berat suatu benda dalam imajinasinya dengan tujuan menghitung volume. Akhirnya dia merintis ilmu pengetahuan dengan dasar penggalian fakta. Selanjutnya praduga tersebut dibuktikan dengan matematis Penggalian fakta ini yang pada karenanya menjadi cikal bakal sebuah penelitian dan pengambilan keputusan atau lebih dikenal dengan hipotesis.
Sebuah inovasi lain menyatakan bahwa berkemungkinan Archimedes pernah menuntut ilmu dengan salah seorang murid Euclid. Dimanapun dia pernah menuntut ilmu yang niscaya Archimedes dikenal sebagai jago fisika dan matematika pertama. Sebagai buktinya, Archimedes memperkenalkan “mesin-perang Archimedes”. Mesin tersebut berupa alat mekanik yang berkhasiat memompa air untuk memompa air dari sungai nil untuk tujuan irigasi pertanian.
Sifat Unik Archimedes
Keunikan Archimedes sering kali diperandingkan dengan Weierstrass. Menurut pernyataan seorang saudaranya, Weistrass ketika sekolah tidak pernah diberikan izin untuk memegan pensil. Hal ini dikarenakan dia selalu akan menciptakan gambar dibagian manapun yang kosong. Tidak hanya pada kertas, sampai pada bab baju, dinding kelas dan lainnya. Semuanya akan dilukis oleh Weistrass.Tak jauh berbeda dengan Archimedes. Archimedes juga temasuk yan “hiperaktif”. Archimedes akan memakai pasir atau tanah liat. Berhubung pada zaman itu masih belum mengenal yang namanya kertas. Archimedes akan menciptakan rupa sesuka hatinya dengan memakai tanah liat tersebut. Bila Archimedes duduk didekat sebuah tempat penghangat badan yang berupa pembakaran. Sisa arang pembakaran akan dipakai sebagai alat menggambar oleh Archimedes. Selain itu Archimedes juga tipe yang memperhatikan penampilan.
Selalu melumuri tubuhnya dengan minyak zaitun. Archimedes sosok yang tidak suka memakai baju. Dengan badan tak berbaju tersebut dia akan “melukis” diagram yang dia suka pada bab tubuhnya denga memakai cakaran di tangannya. Sifat umum lupa makan juga dimiliki oleh Archimedes. Seperti ilmuwan matematika lain, Isaac Newton, William Rowan Hamilton.
Archimedes Menghadapi Perang
Ketika kerajaan Romawi melaksanakan perluasan ke kawasan Mediteranian, kota Carthade (Tunisia), Carthage telah menjadi kawasan dengan kawasan kekuasaan dari Afrika sampai Spain. Ekspansi tersebut alasannya ialah Romawi merasa iri dengan keberadaan Carthage yang cukup makmur. Dari kejadian itu ternamalah perang Punic. Setelah melaksanakan penyerangan dua kali Romawi terus gagal dalammemenangkan perang ini. Hingga pada karenanya dengan serangan ketiga Romawi berhasil menaklukkan kota Carthage.Romawi mengirimkan pasukan perperangan di bawah pimpinan Claudius Marcellus pada tahun 214BC dengan tujuan menyerang Syracuse. Alasan penyerangan ini alasannya ialah kekerabatan baik yang di jalin antar raja Syracuse dan Carthage. Tentara Romawi melaksanakan penyerangan dari darat, laut. Namun penduduk Syracuse bisa mempertahankan diri dengan mengunakan tuas pelempar. Penerapan hukum mekanika fisika ini bisa menghalau pasukan romawi. Tentu saja semua juga dilengkapi dengan katapel katapel buatan Archimedes yang bisa menembakkan anak panah dan melemparkan watu dari kawasan yang cukup jauh.
Pembangunan derek dari penduduk Syracuse bisa menenggelamkan kapal kapal perang Romawi. Di samping itu dengan kecerdasannya Archimedes bisa menerapkan cermin sebagai senjata utama. Sinar matahari akan dipantulkan ke kapal musuh sampai menghasilkan percikan api. Lalu kapal terbakar. Padahal ini hanya dilakukan ole seorang yang sudah renta saja dari puncak sebuah bukit.
Setelah menmpuh kegagalan, Marcellus menggnakan cara berbeda untuk menaklukkan kota Syracuse. Marcellus karenanya mengutus seorang terik sandi untuk mengetahui kekuatan masyarakat Syracuse. Akhirnya diketahui sebetulnya kekuatan sesungguhnya berada pada mesin mesin ciptaan Archimedes. Dengan demikian, Marcellus mengutus tentaranya untuk menghancurkan mesin tersebut. Pada dikala itulah, sehabis menunggu tiga tahun Romawi bisa menaklukkan kawasan Syracuse.
Hasil Penemuan Archimedes
Keahlian Archimedes dalam berfisika dan bermatematika tidak diragukan lagi. Mulai dari matematika bertopik bilangan,geometri dan lain lain. Kehebatannya didukung dengan kemampuan untk mengaplikasikan teori matematis tersebut ke dunia nyata. Penemuan Archimedes yang pertama dikenal dengan ulir Archimedes. Ulir ini dipakai untuk mengangkat air. Pada bab gagang yang bisa diputar kalau dilakukan pemutaran maka akan mengangkat air. Prinsip ini dipakai dalam alat alat untuk membuang air pada kapal dan perahu. Alat ini juga bisa dipakai untuk memompa air dari daratan yang lebih rendah. Hingga dikala ini alat ini masih dipakai oleh petani untuk sistem irigasi pertanian.Jika ditelaah, penggunaan cermin pembakar dikala perang tadi, secara tidak pribadi akan ditangkap sebetulnya Archimedes telah mengenal bentuk geometrik. Bentuk geometrik ini tentu fokus pada parabola. Karena dengan bentuk parabola menyerupai ini, cermin pembakar akan bisa menangkap sinar matahari dan berfokus (berkumpul) pada suatu titik. Dengan santunan sifat cermin maka sinar yang terkumpul tadi akan dipantulkan dengan energi panas yang tinggi sehingga bisa memperabukan suatu kapal.
Pada zamannya, Archimedes telah melaksanakan percobaan untuk menghitung luas parabola, elips, hiperbola. Penemuan yang menakjubkan yaitu dia bisa menemukan titik berat objek objek tersebut ditambah titik berat setengah bulat dan titik berat lingkaran. Sejauh ini tela ditemukan beberapa arsip kaya Archimedes menyerupai The Methode. Namun jago sejarah menyatakan belum menemukan beberapa karya lainnya seperti, On Spiral, On the Measuremant of the Circle, Quadrature of the Parabola, on Conoids and Spheroids, on the Sphere and Cylinder, Books of Lemmas dsb.
Archimedes juga dikenal menjadi penemu nilai konstanta pi. Penemuan ini merupakan sebuah karya dengan tingkat akurasi yang tinggi. Sebenarnya pendekatan nilai pi pada zaman matematika modern berpatokan pada Archimedes. Sebut saja Ludolph Ceulen dari German,pada masa 7 Ludolph memakai berdiri segi 262 untuk menemukan nilai pi. Ludolph menghabiskan hidupnya hanya untuk menemukan angka pi tersebut. Sebagai penghormatan pada nisan Ludolph ditulis Angka Ludolphian.
Kontribusi berikutnya dai Archimedes ialah mengenai prinsip kerja tuas. Kesimpulan prinsip kerja tuas yaitu dua objek akan mencapai keseimbangan pada jarak tertentu. Meskipun akan berbeda berat nantinya namun kedua faktor berupa berat dan jarak akan setimbang pada satu titik.
Semua hasil inovasi Archimedes dikontribusikan untuk kebaikan. Sebuat saja uraian pompa ulir, cermin pembakar. Bibit inovasi nilai pi oleh Archimedes selalu menjadi topik yang menarik dibahas oleh matematikawan zaman zaman sehabis beliau. Akhirnya beberapa prinsip dia juga terintegrasi dalam ilmu kalkulus. Pada selesai hayatnya Archimedes meninggal pada usia 75 tahun. Proses meninggalnya ketika perperangan yang telah dijalani selama 3 tahun di kota Syracuse. Pemimpin Romawi Marcellus meminta Archimedes mengatakan kepandaiannya. Namun ketika seorang prajurit diutus untuk menjemput Archimedes yang lagi berusaha memecakan satu permasalahan, prajurit tersebut menyentuh bulat lingkaran hasil karya Archimedes. Archimedes lantas marah, kemarahan Archimedes mengundang emosi prajurit tadi, sehingga dia menghunus pedangnya kepada Archimedes. Baca: Sejarah Matematika Cina Kuno (marthayunanda).
Post a Comment for "Biografi Archimedes"