Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Biografi Rene Descartes

Berselang 12 tahun sehabis selesai hidup Cardano, Jeanne Brichard melahirkan seorang anak laki laki yang berjulukan Rene Descartes. Dalam hitungan hari Jeanne Brichard meninggal. Kekurangan asupan ASI membuat bayinya tersebut sakit sakitan. Beberapa sumber literature menyebutkan bayi tersebut sangat lemah, pucat dan mengalami batuk yang diduga lantaran mengidap penyakit Tuberkulosis (TBC).

Rene Descartes

Kehidupan Descartes

Begitu sekilas citra masa masa kelahiran dari Rene Descartes. Descartes mempunyai dua saudara laki laki dan satu orang saudara perempuan. Bapaknya dikenal kawin lagi sepeninggal ibunya. Dalam masa kanak kanaknya beliau dilaporkan tidak begitu banyak mempunyai teman. Hanya mempunyai sahabat dekat sekitar lima orang paling banyak saja. Kehidupan ibarat ini yang mengarahkannya lebih menjadi pendiam dan tercap sebagai kutu buku.Bahkan dengan kebiasaan ibarat itu bapaknya menjuluki Descartes sebagai seorang filsuf.

Pada usia 10 tahun Descartes disekolahkan ke Jesuin di La Fleche. Sekolah tersebut tidak mengecewakan ternama di daratan eropa. Dalam kesehariannya Descartes lebih suka menghabiskan waktu dengan menyendiri. Dalam kesendirian tersebut beliau mengarang beberapa goresan pena wacana hal yang beliau sukai. Sementara di sekolah Descartes mempelajari topik seperti logika, sejarah, meta fisika, dan beberapa ilmu lainnya. Namun dalam sekolah ini beliau belum belajar aljabar dan geometri.

Latar belakang diterimanya Descartes di sekolah tersebut hanya sebagai objek pratikum kepala sekolah. Kepala sekolah waktu itu Pastor Charlet sedang melaksanakan uji hipotesis wacana hubungan badan dan pikiran. Charlet berusaha untuk memperlihatkan gizi yang cukup pada descartes biar bisa tumbuh dan memperlihatkan pendidikan sebagai penentu hubungan akan jiwa dan badan sebagaimana yang beliau teliti. Di sekolah sebuah perlakuan khusus (karena menjadi objek penelitian) diterima Descartes. Descartes diijinkn untuk tidak disiplin, beliau boleh bangkit pagi kapanpun. Efek ini terlihat dari kebiasaan descartes pada usia selanjutnya dimana beliau lebih sering tidur ketika pagi hari. Namun meskipun begitu pelajaran sekolah tentang bahasa asing tetap digemari dan diikutinya.

Setelah lulus dari sekolah, beliau kembali ke rumah pada usia delapan belas tahun. Awalnya beliau berpendapat bahwa semua pelajaran di sekolah merupakan sampah yang tiada gunanya. Waktunya dihabiskan untuk berolahraga ibarat berkuda. Berselang beberapa bulan Descartes didaftarkan ayahnya untuk berkuliah di Universitas Poiters dengan jurusan Hukum. Setelah lulus dari kuliah hukumnya, perjalanan hidupnya makin tak menentu. Banyak waktu dihabiskan ke kota Paris hanya untuk ber7udi. Kehidupan buruknya berakhir sehabis beliau menerima ide untuk mengajukan beasiswa untuk berkuliah matematika. Namun kebiasaan bangkit paginya tidak berubah, alhasil Descartes sering cekcok dengan dosennya.

Kehidupannya semakin memburuk lagi, kesannya pada umur 22 tahun beliau memutuskan untuk menjadi tentara Pangeran Maurice. Descartes menerima kiprah di kota Breda, Belanda. Selama menjadi prajurit perang Descartes sempat keluar masuk menjadi anggota batalion. Ini disebabkan lantaran beliau kadang merasa tidak cocok menjadi tentara.

Kemenangan dari perperangan yang beliau jalani memperlihatkan Descartes uang lebih. Dalam kondisi terebut beliau memutuskan untuk tidak kembali ke Perancis, lantaran dikala itu di Perancis sedang terjadi perang Huguenot dan wabah epidemic. Dalam setiap permasalahan yang beliau hadapi, tertulis dalam buku diary- nya beberapa filsafat ketika menuntaskan suatu masalah.
  1. Tak akan pernah sanggup meanggap kebenaran apabila tidak benar-benar memahami.
  2. Partisi semua dilema menjadi beberapa grup tertentu dan bagian-bagian kecil apabila memungkinkan.
  3. Mulai menuntaskan dari yang sederhana dan gampang sebelum menuju ke tingkat yang lebih sukar.
  4. Lakukan dengan hati hati dan periksa dengan teliti secara menyeluruh hinggai merasa yakin tidak ada yang hal yang terabaikan.


Kembali Menekuni Matematika

Pada suatu hari di Kota Breda, Descartes menyaksikan kumpulan orang yang ramai sekali. Ketika itu ternyata ada ada sayembara wacana sebuah problem matematika. Saat itu Descartes merasa dirinya bisa menuntaskan problem tersebut, namun beliau tidak bisa berbahasa Belanda. Saat itu juga Descartes berteriak sekencang kencangnya meminta derma kepada siapa saja yang bisa menerjemahkan bahasa Perancis ke dalam bahasa Belanda biar bisa memperlihatkan tanggapan akan problem tersebut. Descartes kesannya ditakdirkan bertemu Isaac Beeckman, spesialis matematika dari kota Breda. Setelah memperlihatkan jawabannya, Beeckman terkagum melihat seorang prajurit perang bisa menuntaskan problem matematika itu. Akhirnya mereka berkenalan dan saling bersahabat satu sama lain.

Ketika itulah Beeckman kembali memancing kemampuan matematika Descartes. Beeckman memperlihatkan suatu permasalahan wacana kecepatan benda jatuh. Kecepatan ini awalnya diperkenalkan oleh Galileo. Galileo menemukan kecepatan tersebut yaitu 32 kaki dalam satu detik. Akhirnya Descartes bisa menuntaskan problem tersebut dengan baik.

Beeckman bisa dibilang sangat besar lengan berkuasa akan motivasi kembalinya Descartes mendalami ilmu matematika dan sains. Dengan motivasi dari Beeckman dalam waktu 4 bulan Descartes melaporkan hasil hasil yang ditemukannya pada Beeckman. Decartes menemukan Cara gampang mempelajari geometri. Hal ini sunguh diluar dugaan lantaran selama ini imbas Yunani sangat besar dalam pembelajaran geometri yang terkadang menjadi rumit.

Dalam penyelesaian suatu permasalahan geometri garis dan bentuk ruang. Descartes menggunakan grafik ketika mengambarnya. Penggunaan grafik yan dikenal dengan koordinat cartesius. Baca: Sistem Koordinat Cartesius Descartes menggambar suatu garis lurus pada grafik tersebut, sehingga nanti tergambar garis yang melewati titik titk. Kemudian titik tersebut diberi tanda / nama (x,y). Dalam penggunaan koordinat cartesius ini, Descartes menemukan sebuah persamaan yang memenuhi semu titik yang dilewati garis tersebut. Intinya beliau menemukan persamaan garis lurus (lebih lanjut tidak dibahas lantaran pembaca bisa membayangkan sendiri bagaimana garis lurus dalam suatu sistem koordinat). Berdasarkan hasil hasil menggambar ini juga nantinya Descartes menemukan persamaan linear, persamaan bola, dan penurunan persamaan bulat dari teorema Phytagoras. Baca :Biografi Rene Descartes II.

Sumber http://www.marthamatika.com/

Post a Comment for "Biografi Rene Descartes"