Filsafat Yunani Kuno Pada Masa Helenitas
Periode helenitas merupakan bab penting dalam sejarah Yunani. Kekuasaan terbesar Alexander the Great (Iskandar Zulkarnain) mencapai tempat bab timur. Budaya Yunani menjadi budaya global. Pada masa tersebutlah dikenal dengan nama Periode Helenitas.
Pada periode ini banyak sekolah dan sentra pengetahuan didirikan. Penekanan kurikulum lebih pada etika. Maksudnya pembelajaran mengenai tingka laris seseorang untuk mencapai kehidupan berbahagia bagi diri sendiri dan orang lain. Pada periode Helenitas Yunani kuno ini lahir beberapa aliran dalam Filsafat.
Dalam paham Stoisisme alam semesta merupakan hasil dari logos dalam akal. Kejadian alam adlah hal yang tak bisa dihindari. Jiwa insan ialah bab dari logos, sehingga dengan logos tersebut insan bisa mengenal jagad raya.
Kehidupan insan akan menjadi senang jikalau beliau bisa mengendalikan dan mengikuti akal-pikirannya. Dengan demikian insan bisa mengatur dan menguasai nafsu. Tentang hidup dan mati, Zeno menyatakan ini ialah salah satu pola insiden alam yang mutlak dan tak bisa dihindari. Terkait : Biografi Zeno dan Paradoks Zeno.
Kebahagian insan akan ada jikalau tidak ada hal yang ditakut-takuti oleh dewa. Manusia harus menemukan tempat ‘kebebasan’ untuk menemukan rasa senang biar menjad bahagia. Namun apabila kesenangan tersebut terlalu berlebihan maka insan akan merasa gelisah. Kunci kebahagiaan insan ialah abgaimana membatasi diri sehingga bisa menemukan kesenangan yang sesuai dengan porsi dan tidak berlebihan.
Paham Skeptisisme beropini bahwa kmampuan insan tak akan melewati kebenaran yang absolut. Ajaran ini lebih dikenal dengan paham kesangsian.
Salah satu penganut aliran ini ialah Cicero yang tinggal di Roma. Cicero dikenal sebagai seorang yanghebat berpidato. Namun tugas aliran ini cukup menawarkan jasa besar. Adalah Philo, yang berhasil meredakan benturan agama Yahudi dengan filsafat Yunani kuno, terutama anutan Plato.
Tokoh penganut Neoplatonisme ini dikenal ialah Plotinos dari Mesir. Semua anutan Plotinos dikumpulkan oleh Porphyrios yang tak lain ialah murid Plotinos sendiri.
Ajaran utama Plotinos mengenal adanya Tuhan yang Esa. Semua berasa dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan yang Satu tersebut. Pemikiran ini memperkenalkan dua alur gerak.
Gerak dari atas kebawah. Tuhan berada pada tingkat paling atas dari semua makhluk. Tingkatan bawah ialah tingkatan yang berasal dari tingkatan di atasnya. Dari tingkatan Tuhan yang Satu akan lahir akal-budi (yang telah disampaikan Plato). Akal-budi ini akan menurunkan dualisme yaitu : ‘ yang memikirkan’ dan ‘ yang dipikirkan’. Dari logika budi insan lahir jiwa dan kemudian diikuti dibawahnya materi. Materi berada pada tingkatan paling bawah,dimana dianggap sebagai hal yang tak tepat dan merupakan sumber ketidak-baikan.
Gerak dari bawah ke atas. Alur pikiran ini menjelaskan bahwa setiap segala sesuatunya akan kembali ke tingkatan yang lebih tinggi. Semua berakhir pada ‘yang satu’ yang berada ditingkatan tertinggi. Manusia akan kembali pada Tuhan melalui 3 proses :
Sumber http://www.marthamatika.com/
Pada periode ini banyak sekolah dan sentra pengetahuan didirikan. Penekanan kurikulum lebih pada etika. Maksudnya pembelajaran mengenai tingka laris seseorang untuk mencapai kehidupan berbahagia bagi diri sendiri dan orang lain. Pada periode Helenitas Yunani kuno ini lahir beberapa aliran dalam Filsafat.
Stoisisme
Paham ini dicetuskan oleh Zeno, spesialis dari Kition pada tahun 300 SM. Stoisisme berasal dari kata Stoa, yang mana merupakan nama 4 ruangan Zeno membuatkan pelajaran.Dalam paham Stoisisme alam semesta merupakan hasil dari logos dalam akal. Kejadian alam adlah hal yang tak bisa dihindari. Jiwa insan ialah bab dari logos, sehingga dengan logos tersebut insan bisa mengenal jagad raya.
Kehidupan insan akan menjadi senang jikalau beliau bisa mengendalikan dan mengikuti akal-pikirannya. Dengan demikian insan bisa mengatur dan menguasai nafsu. Tentang hidup dan mati, Zeno menyatakan ini ialah salah satu pola insiden alam yang mutlak dan tak bisa dihindari. Terkait : Biografi Zeno dan Paradoks Zeno.
Epikurisme
Paham Epikurisme ini dipelopori Epikuros. Sekolah yang didirikannya di Athena kembali menhidupkan paham atom Demokritos (demokritus). Senada dengan paham atoisme, yang menyatakan bahwa alam merupakan kumpulan partikel kecil yang bergerak dan bertabrakan.Kebahagian insan akan ada jikalau tidak ada hal yang ditakut-takuti oleh dewa. Manusia harus menemukan tempat ‘kebebasan’ untuk menemukan rasa senang biar menjad bahagia. Namun apabila kesenangan tersebut terlalu berlebihan maka insan akan merasa gelisah. Kunci kebahagiaan insan ialah abgaimana membatasi diri sehingga bisa menemukan kesenangan yang sesuai dengan porsi dan tidak berlebihan.
Skeptisisme
Paham Skeptisisme digerakkan pertama kali oleh Pyrro. Paham ini tidak begitu mempunyai karakteristik identitas pada periode helenitas. Ada tidaknya paham ini, tetap telah ada dalam masyarakat.Paham Skeptisisme beropini bahwa kmampuan insan tak akan melewati kebenaran yang absolut. Ajaran ini lebih dikenal dengan paham kesangsian.
Ekletisisme
Hampir bernasib sama dengan Skeptisisme. Paham ini lebih terlihat mengutip banyak sekali anutan filsafat dari banyak sekali paham. Tak ada ‘kesatuan’ pemikiran yang khas dan terang dalam paham ini.Salah satu penganut aliran ini ialah Cicero yang tinggal di Roma. Cicero dikenal sebagai seorang yanghebat berpidato. Namun tugas aliran ini cukup menawarkan jasa besar. Adalah Philo, yang berhasil meredakan benturan agama Yahudi dengan filsafat Yunani kuno, terutama anutan Plato.
Neoplatonisme
Paham ini dikenal sebagai pahak puncak final filsafat Yunani. Ajaran ini kembali menggali filsafat anutan Plato. Namun juga dipengaruhi oleh pemikiran Zeno dan Aristoteles. Lebih riil-nya aliran ini merupakan adonan semua paham.Tokoh penganut Neoplatonisme ini dikenal ialah Plotinos dari Mesir. Semua anutan Plotinos dikumpulkan oleh Porphyrios yang tak lain ialah murid Plotinos sendiri.
Ajaran utama Plotinos mengenal adanya Tuhan yang Esa. Semua berasa dari Tuhan dan akan kembali pada Tuhan yang Satu tersebut. Pemikiran ini memperkenalkan dua alur gerak.
Alur Pemikiran Plotinos |
Gerak dari bawah ke atas. Alur pikiran ini menjelaskan bahwa setiap segala sesuatunya akan kembali ke tingkatan yang lebih tinggi. Semua berakhir pada ‘yang satu’ yang berada ditingkatan tertinggi. Manusia akan kembali pada Tuhan melalui 3 proses :
- Men-sucikan diri yaitu saat melepaskan diri dari segala bahan ;
- penyatuan insan dengan ‘yang satu’ yang mana tingkatan ini lebih tinggi dari pengetahuan ;
- ekstasi.
Sumber http://www.marthamatika.com/
Post a Comment for "Filsafat Yunani Kuno Pada Masa Helenitas"