Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kontroversi Newton Dan Leibniz

Perkembangan kalkulus memang sangat pesat. Berbagai bidang ilmu niscaya membutuhkan kalkulus sebagai ilmu pendukung dalam berhitung. Sebagai mana namanya, kalkulus ada unsur kata kalku nya, niscaya berpikiran sama kalkulator. Berhitung, disanalah ujung fatwa kata tersebut berakhir. Tetapi tahukah tolong-menolong arti kata kalku? Kalku ini berawal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti kerikil kerikil. Mungkin kerikil kecil ketika itu dipakai sebagai alat bantu berhitung. 
Newton vs Leibniz

Nah untuk para pelajar dan mahasiswa, kerikil kecil ini juga yang menjadi masalah. Kalkulus diajarkan di setiap pendidikan, khusus lebih mendalam ketika masa perkuliahan. Baik berkuliah teknik, ilmu fisika, kimia, bisnis, ekonomi, bahkan kedokteran juga. Semua akan menyentuh kalkulus, susah susah gampang memang. Bagi yang sudah mempelajarinya (kadang mata kuliahnya diganti dengan nama matematika dasar untuk jurusan kuliah tertentu) niscaya tahu bagaimana elok manis asam kalkulus ini.

Kerikil kecil, memang ini jugalah dulu yang menjadi perselisihan antara dua orang mahir dulunya. Kontroversi tiada selesai antara mereka tercatat dalam sejarah. Mereka yang dimaksud ialah Leibniz, seorang jenius dari Jerman dan Newton (keterlaluan bila tidak tahu siapa Newton) dari Inggris. Gara gara kalkulus, si kutukan kerikil kerikil, terjadilah kontroversi ini. Bagaimana ini terjadi, berikut sejarahnya.

Newton dan Leibniz memang mempunyai inspirasi dan fatwa bersama dalam sebuah misi pengembangan ilmu pengetahuan. Keduanya tercatat dalam sejarah, khususnya matematika. Keduanya di cap sebagai penemu kalkulus. Mereka menemukan bersama-sama dalam waktu yang sama, tetapi secara terpisah. Inilah akar permasalahan intinya. Newton memakai kalkulus ke dalam study fisika, sementara Leibniz lebih mengembangkan notasi notasi dan simbol kalkulus sebagaimana yang dipakai orang hingga ketika kini ini. Baca: Aplikasi Kalkulus.

Pada ketika bersamaan tadi, Newton dan Leibniz sama sama mempublikasikan hasil inovasi mereka perihal kalkulus pada publik. Para mahir matematika lain bingung, mana yang lebih pantas untuk mendapatkan penghargaan sebagai orang yang pertama kali menemukan. Secara prosesnya, memang Newton yang menurunkan hasil kerja lebih dahulu, namun dalam hal mempublikasikan Leibniz dikenal lebih dahulu mempublikasikannya. Jika dibilang Leibniz nyontek atau mencuri tentu tidak mungkin, Newton di Inggris, Leibniz di Jerman.

Berdasarkan insiden tersebut, Leibniz mempublikasikan karya serupa, Newton menuduh Leibniz mencuri inspirasi pemikirannya dari catatan catatan yang sering dipinjamkan Newton pada anggota Royal Society (Semacam lembaga Ilmuwan Inggris). Setelah diperiksa secara detail, akhirnya menunjukkan mereka bekerja dan melaksanakan penurunan hasil kerja masing-masing secara terpisah. Tidak ada bukti berpengaruh yang menunjukkan Leibniz mencuri. Dari cara proses kerjanya juga mengalami perbedaan. Leiniz memulai dari Integral sementara proses menghasilkan karya dari Newton berawal dari turunan. Tentu saja mereka dengan jalan yang berbeda, sanggup hingga pada hasil yang sama.
Tak ada alasan bagi ilmuwan untuk memenangkan salah satu dari mereka dalam perseteruan ini. Akhirnya mahir setuju menobatkan mereka berdua sebagai penemu Kalkulus. Penamaan kalkulus ini sendiri diberikan oleh Leibniz, sementara Newton lebih suka menyebutnya dengan "The Science Of Fluxions". Baca: Sejarah dan Perkembangan Kalkulus.
Sumber http://www.marthamatika.com/

Post a Comment for "Kontroversi Newton Dan Leibniz"