Puisi Cinta Perihal Dedikasi Karya Leo Pringadhy Majalengka
Pengabdian
Oleh : Leo Pringadhy
Waktu yang memudar tak lantas membuatku mewaspadai kesejatianmu.
Sakit yang mendera di penghujung dongeng bukan alasan untukku menyalahkanmu.
Bukan alasan untukku mengutukmu di hadapan-Nya.
Karena dunia dibangun dengan logika dan logika melahirkan status.
Jauh entah dimana jiwa kita tetap tertaut.
Mengapa kita kecewa disapa perpisahan ?
Bukankah perpisahan yang mengajarkan kita arti pertemuan ?
Logika seringkali menolak,
namun sanubari senantiasa memahami.
Karena entah dimana jiwa kita tetap tertaut.
Puisi Cinta Tentang Pengabdian Karya Leo Pringadhy Majalengka |
Sejatinya cintamu tiada mengenal pupus.
Aku pun masih menjaga kesuciannya dalam membisu renungan.
Caci maki yang mewarnai, perang urat yang mencuat, penghujatan yang menciptakan sesak,
Semata sisi lain kita sebagai manusia nan rentan.
Yang merasa bisa mempunyai selamanya.
Sementara jauh entah dimana jiwa kita tetap tertaut.
Dunia terkadang berjalan di luar nalar.
Janganlah kau bersedih,
Pemilik kita jauh lebih tahu siapa kita.
Karena jauh entah dimana jiwa kita tetap tertaut.
Acapkali kukatakan cinta tak sekerdil dimensi kepala kita.
Kamu tak bisa menggenggamnya begitu saja.
Karena cinta bukan sesaat.
Dia hidup menembus ruang dan waktu.
Mengunci diri dalam hati dan getarnya tanpa kita sadari.
Seperti kataku,
jauh entah dimana jiwa kita tetap tertaut.
Indah bukan main puisi cinta di atas, terima kasih atas karya terbaiknya buat Leo Pringadhy, puisi yang bukan sekedar puisi namun membacanya pun harus penuh kehatia-hatian semoga logika dan perasaan sanggup menyatu. Mari bagi teman satubahasa lainnya yang ingin mengirimkan karya terbaiknya masih kami tunggu karya-karyamu.
Post a Comment for "Puisi Cinta Perihal Dedikasi Karya Leo Pringadhy Majalengka"