Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Gundah Maka Karya Shary Ramahhany

Maka

Oleh : Shary Ramahhany, Depok.

Apa yang saya rasakan yakni apa yang saya kalutkan.
Perasaanku.
perasaanku sendiri tidak pernah mempunyai balasan atas apa yang terjadi padaku.

ia selalu mengagumi menyayangi tanpa mau tau apa yang terjadi.
ketika rasa sakit tiba menghantam derasnya bebatuan, ia tetap tersentak tanpa mau hilang.
harus berhenti atau melanjutkan?
ketidak tahuanku kapan harus berhenti memperjuangkanmu membuatku linglung
padahal hati dan pikiran sudah tahu bahwa kau tak akan membalas rasaku.

Maka memang seharusnya saya tak lagi bertemu rentinamu, terbawa kalutnya bunyi tawa kerasmu yang kemudian hilang ditelan keheningan. Tubuhku babak belur, hancur diterjang ketulian yang memakanku untuk berlabuh pada kesia siaan yang hakiki.

Maka memang seharusnya saya berhenti mencari ruang direlung nafasmu dan tidak lagi berusaha mencari celah semoga bisa masuk mengkontaminasi hati dan pikiranmu karna pada kesudahannya akan tetap sama. Aku sebagai penganggumu, diacuhkan dan terabaikan oleh kamu.
Apa yang saya rasakan yakni apa yang saya kalutkan Puisi Galau Maka Karya Shary Ramahhany
Puisi Galau Maka Karya Shary Ramahhany


maka memang seharusnya kalimat kalimat ini bukan lagi kamu, rindu rindu yang bergelimpangan jatuh harusnya memang berhenti menghujat dan menggema pada dinding tak bersuara yang menjadi saksi semua sajak terbelakang yang tak akan pernah kau baca

maka memang seharusnya kekecewaanku membunuh rasa itu, menelan dan mengunyahnya dengan keinginan semoga tertampar oleh kesadaran yang mengaku bahwa kau memang angan yang akan faktual pada masanya nanti.
Sudah saatnya saya merehatkan jiwaku, menyatukan penggalan yang terbuang tanpa harapan, mengobati luka yang tercabik dan menyudahi apa yang tak akan pernah dimulai.

maka memang seharusnya saya berhenti memperjuangkanmu
maka memang seharusnya saya berhenti karnamu
maka memang seharusnya saya bukan lagi kamu
namun tidak seharusnya dalam mencintaimu.
Begitu berbeda namun rasanya tetap kalut tanpa cita.
aku yang berlebihan, atau memang rasaku yang belum mau hilang?

Sumber http://www.satubahasa.com

Post a Comment for "Puisi Gundah Maka Karya Shary Ramahhany"