Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Murung Perihal Keranda Karya Meissi Wika Lestari

Keranda

Oleh : Meissi Wika Lestari, Pekalongan.

Butiran air di sudut mata, sayu memandang insan bernyawa terisak menjadi pecah di langit-langit kelabu. Hitam putih mendominasi suasana relung hati yang tak terasakan lagi.

Kendaraan tak bertuan memukul hati tanpa kelahi, menyentuh hati tanpa jemari. Mengoyak meremuk seluruh tubuh ini tak berdarah. Benda mati yang terasa hidup kala membawa yang telah pergi.

Tertunduk lunglai di hadapan besi bertata rapih, saya tak mengerti kala saya kecil dulu. Tak beroda tersepoi angin kain melambai hijau.
 sayu memandang insan bernyawa terisak menjadi pecah di langit Puisi Sedih Tentang Keranda Karya Meissi Wika Lestari
Puisi Sedih Tentang Keranda Karya Meissi Wika Lestari


Aku tak suka sedap anyir kalau ibarat ini, bunga itu menghiasinya. Berteriak namun tetap tenang kamu sungguh jahat. Membawanya yang sedang tidur dalam mimpi pejuang tertembak mati.

Kau di angkat.....
Kau pun mengangkat yang masih tertinggal di bumi, saya hirau dengan besi tertata rapih. Namun nanti kamu teman sejati pengantar kematian ini.

Sumber http://www.satubahasa.com

Post a Comment for "Puisi Murung Perihal Keranda Karya Meissi Wika Lestari"