4 Jenis Cacat Mata Dan Lensa Kacamata Yang Diperlukan + Gambar, Rumus, Pola Soal Dan Pembahasan
Mata ialah karunia yang didiberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. melaluiataubersamaini mata, kita sanggup melihat benda-benda di sekeliling kita. Seperti yang sudah dijelaskan dalam artikel wacana proses pembentukan bayangan pada mata manusia, kita sanggup melihat benda lantaran ada cahaya dari benda yang masuk ke mata. Mata ialah alat optik yang tidak absurd bagi kita.
Tentunya kalian sudah tahu bahwa potongan mata yang berfungsi untuk mendapatkan cahaya atau bayangan yakni retina. melaluiataubersamaini kata lain, di retina inilah kawasan bayangan dari benda yang kita lihat akan terbentuk. Lalu tahukan kalian bagaimana proses terjadinya pembentukan bayangan pada retina?
Agar bayangan benda diterima retina dengan jelas, mata harus membiaskan sinar yang hadir dari benda. Berdasarkan urutan potongan mata, sinar dari benda akan melewati medium yang mempunyai indeks bias (n) tidak sama. Medium tersebut yakni udara (n = 1,00), kornea (n = 1,38), aqueous humour (n = 1,33), lensa mata (n = 1,40), dan vitreous humour (n = 1,34). Proses jalannya sinar sampai terbentuk bayangan pada mata sanggup kalian lihat pada diberikut ini.
Keterangan gambar:
Gambar kiri | : | Jika benda berada di jauh tak terhingga, lensa mata memipih. Dalam keadaan ini mata sudah tidak berakomodasi. |
Gambar kanan | : | Jika benda di titik dekat, lensa mata mencembung berarti mata berakomodasi maksimum. |
Kita sanggup melihat benda dengan terperinci kalau berada di dalam jangkauan penglihatan. Jangkauan penglihatan berada di antara titik erat (punctum proximum = PP) dan titik jauh (punctum remotum = PR). Titik erat ialah titik terdekat yang masih sanggup dilihat dengan terperinci oleh mata yang berakomodasi maksimum. Pada mata normal, titik terdekatnya yakni 25 cm atau disebut jarak baca normal (sn = 25 cm). Sementara titik jauh mata yakni titik terjauh yang masih sanggup dilihat dengan terperinci oleh mata yang tidak berakomodasi. Pada mata normal, titik jauhnya yakni tak terhingga ( ).
Pada orang yang mengalami gangguan penglihatan atau cacat mata, bayangan benda tidak jatuh di retina. Artinya bayangan benda jatuh di depan atau di belakang retina. Hal ini disebabkan lensa mata tidak sanggup mencembung dan memipih dengan sempurna. Beberapa cacat mata yang sanggup dialami seseorang yakni sebagai diberikut.
1. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Apakah kalian punya seorang mitra yang tidak bisa membaca dari jarak dekat? Jika ada, maka mitra kalian mengalami cacat mata yang disebut rabun erat (hipermetropi). Orang yang menderita rabun erat mempunyai titik erat (punctum proximum) yang melebihi titik erat mata normal (PP > sn) dan titik jauhnya tidak terhingga ( ). Akibatnya, penderita spesialuntuk bisa melihat dengan terperinci benda-benda yang jauh. Sedangkan kalau benda terletak pada jarak erat (jarak baca normal), orang tersebut tidak sanggup melihat dengan jelas.
Ketika orang yang mengalami rabun erat melihat benda pada jarak baca normal, bayangan benda akan jatuh di belakang retina. Untuk membuat bayangan benda jatuh di retina, penderita dimenolong dengan menggunakan kacamata berlensa cembung (positif). melaluiataubersamaini menolongan kacamata berlensa positif, bayangan benda akan jatuh tepat di retina. Perhatikan gambar diberikut ini.
Keterangan gambar:
Gambar atas | : | Skema jalannya sinar pada cacat mata rabun jauh (hipermetropi). |
Gambar bawah | : | Skema jalannya sinar pada mata hipermetropi sehabis menggunakan kacamata berlensa cembung (positif/konvergen). |
Kekuatan lensa mata digunakan penderita rabun erat sanggup ditentukan dengan menggunakan rumus pembiasan cahaya, yaitu sebagai diberikut.
1 | = | 1 | + | 1 |
f | s | s’ |
melaluiataubersamaini menggunakan kacamata kasatmata (berlensa cembung), benda yang berada pada jarak s mempunyai bayangan (s’) pada jarak baca normal (25 cm) di depan kacamata (s’ bernilai negatif). Bayangan ini kemudian dibiaskan kembali oleh lensa mata dan jatuh tepat di retina.
Pada persamaan pembiasan di atas, kita tahu bahwa faktor di sebelah kiri menunjukkan kekuatan lensa (P). Menurut kacamata, jarak benda yakni s dan jarak bayangan adalah –sn. Jadi, kekuatan lensa hipermetropi sanggup dihitung dengan persamaan diberikut.
P | = | 1 | + | 1 |
s | –sn |
Agar mata sanggup melihat benda pada jarak baca normal (s = 0,25 m), maka kekuatan lensa yang digunakan sanggup dicari dengan persamaan diberikut ini
P | = | 1 | + | 1 |
0,25 | –sn |
P | = | 4 | − | 1 |
sn |
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
sn = titik erat mata hipermetropi (m)
Jika titik erat mata hipermetropi ditetapkan dalam satuan cm, persamaan tersebut menjadi
P | = | 4 | − | 100 |
sn |
2. Rabun Jauh (Miopi)
Titik terjauh (punctum remotum) pada mata normal yakni di jauh tak hingga. Artinya, mata normal sanggup melihat dengan terperinci benda-benda yang jauh tak terhingga. Jika seseorang tidak bisa melihat dengan terperinci benda-benda di jauh tak terhingga, maka orang tersebut mengalami rabun jauh atau disebut miopi.
Penderita rabun jauh mempunyai titik jauh lebih erat daripada titik jauh mata normal dan titik dekatnya lebih pendek dari titik erat mata normal. Jika mata miopi melihat benda di jauh tak terhingga, bayangan benda jatuh di depan retina. Ini terjadi lantaran lensa mata tidak sanggup memipih dengan baik sesuai yang diperlukan.
Untuk mengatasi cacat miopi, penderita ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif/divergen). melaluiataubersamaini menggunakan lensa negatif, benda yang terletak di titik tak terhingga (s = ) dibiaskan dan mempunyai bayangan tepat di retina. Titik jauh miopi (PR) di depan lensa (s’bernilai negatif). Bayangan ini akan dibiaskan kembali oleh lensa mata dan menghasilkan bayangan tepat di retina. Perhatikan gambar diberikut.
Keterangan gambar:
Gambar atas | : | Pada mata rabun jauh (miopi), bayangan benda jatuh di depan retina. |
Gambar bawah | : | melaluiataubersamaini menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif/divergen), bayangan benda jatuh tepat di retina. |
Berapakah kekuatan lensa yang harus digunakan penderita miopi yang spesialuntuk sanggup melihat benda pada jarak s? melaluiataubersamaini menggunakan persamaan pembiasan cahaya pada lensa, kita sanggup memilih kekuatan lensa yang digunakan penderita miopi dengan persamaan diberikut ini.
P | = | 1 | + | 1 |
s | s' |
Dari klarifikasi sebelumnya, s = dan s’ = −PR, sehingga kekuatan lensa yang harus digunakan sanggup ditentukan dengan persamaan diberikut ini.
P | = | 1 | + | 1 |
−PR |
P | = | − | 1 |
PR |
Keterangan:
PR = punctum remotum atau titik jauh miopi (m)
Jika titik jauh mata ditetapkan dalam cm, persamaan tersebut menjadi:
P | = | − | 100 |
PR |
3. Mata Tua (Presbiopi)
Orang yang sudah lanjut usia biasanya juga mengalami gangguan penglihatan jawaban umur. Ganguan mata ini disebut presbiopi atau mata tua. Presbiopi disebabkan oleh berkurangnya daya kemudahan mata lantaran usia lanjut. Akibat berkurangnya daya kemudahan ini, lensa mata tidak sanggup mencembung dan memipih sesuai kebutuhan.
Keadaan tersebut mengakibatkan titik jauh mata lebih pendek dari titik jauh normal (PR < ) dan titik dekatnya lebih besar dari titik erat normal (PP > 25 cm). Ini mengakibatkan orang yang sudah berusia lanjut tidak sanggup melihat dengan terperinci benda-benda yang terlalu jauh atau terlalu dekat.
Ganguan presbiopi sanggup diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (kacamata bifokal). Lensa negatif (cekung) yang berada di potongan atas berfungsi melihat benda yang jauh. Sementara lensa kasatmata (cembung) berada di potongan bawah berfungsi untuk melihat benda yang dekat.
4. Astigmatisme
Mungkin kalian pernah menjumpai orang yang menggunakan kacamata yang bukan kacamata plus (positif) atau kacamata minus (negatif), tetapi kacamata silindris. Kacamata silindris ini digunakan untuk memmenolongk penglihatan orang yang mengalami gangguan mata yang disebut astigmatisme. Gangguan ini disebabkan oleh keadaan kornea yang tidak bundar benar. Kelainan ini mengakibatkan pembiasan sinar yang hadir secara horizontal dan vertikal tidak sama satu sama lain.
Gejala astigmatisme sanggup diuji dengan alat uji menyerupai pada gambar di atas. Mata yang mengalami astigmatisme akan melihat garis-garis tersebut pada jarak yang sama dalam arah tegak lurus. Selain itu, garis-garis tersebut tampak lebar dan kabur.
Lalu bagaimanakah kita menerapkan persamaan-persamaan pada mata ini? untuk membentuk kalian, silahkan perhatikan dua rujukan soal dan pembahasannya diberikut ini.
misal Soal 1:
Agong tidak sanggup melihat dengan terperinci benda-benda yang berjarak di bawah 40 cm. Ia ditawari kawannya kacamata minus 1 dioptri. Jika kalian menjadi Agong, apakah kalian akan mendapatkan ajuan tersebut? Berapakah kekuatan kacamata yang harus digunakan Agong biar sanggup melihat benda secara normal?
Penyelesaian:
Diketahui: PP = sn = 40 cm
Ditanyakan: P
Jawab:
Karena Agong tidak sanggup melihat erat (mengalami rabun dekat) maka kacamata yang harus digunakan yakni kacamata berlensa positif. Makara ajuan mitra Agong tidak sanggup menolong. Kekuatan kacamata yang harus digunakan sanggup dicari dengan persamaan:
P | = | 4 | − | 100 |
sn |
P | = | 4 | − | 100 |
40 |
P | = | 1,5 D |
Jadi, kacamata yang harus digunakan Agong yakni kacamata kasatmata (plus) dengan kekuatan 1,5 dioptri (+1,5).
misal Soal 2:
Aminah ingin membelikan kacamata untuk kawannya yang spesialuntuk sanggup melihat benda terjauh pada jarak 3 meter. Jenis kacamata apakah yang harus dibeli Aminah?
Penyelesaian:
Diketahui: mata miopi dengan PR = 3 m
Ditanyakan: jenis kacamata yang sesuai
Jawab:
Untuk memilih kacamata yang sesuai, berarti kita menghitung kekuatan kacamata dengan rumus sebagai diberikut:
P | = | − | 1 |
PR |
P | = | − | 1 | D |
3 |
Jadi, kacamata yang sesuai yakni kacamata negatif dengan kekuatan −1/3 dioptri.
Sumber https://www.fisikabc.com/
Post a Comment for "4 Jenis Cacat Mata Dan Lensa Kacamata Yang Diperlukan + Gambar, Rumus, Pola Soal Dan Pembahasan"