Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Sumberkesalahan Pada Pengukuran?

SumberKesalahan Pada Pengukuran
Dalam proses pengukuran paling tidak ada tiga faktor yang terlibat yaitu alat ukur, benda ukur dan orang yang melaksanakan pengukuran. Hasil pengukuran mustahil mencapai kebenaran yang otoriter alasannya keterbatasan dari bermacam faktor. Yang diperoleh dari pengukuran adanya hasil yang dianggap paling mendekati dengan harga geometris obyek ukur. Meskipun hasil pengukuran itu ialah hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi penyimpangan hasil pengukuran. Masih ada faktor lain lagi yang juga sering menjadikan penyimpangan pengukuran yaitu lingkungan yang kurang tepat.

a. Kesalahan pengukuran alasannya alat ukur
Di muka sudah disinggung adanya majemuk sifat alat ukur. Kalau sifat-sifat yang merugikan ini tidak diperhatikan tentu akan menjadikan banyak kesalahan dalam pengukuran. Oleh alasannya itu, untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran hingga seminimal mungkin maka alat ukur yang akan digunakan harus di kalibrasi terlebih lampau. Kalibrasi ini dibutuhkan disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari ala tukur, ibarat kestabilan nol, kepasifan, pengambangan, dan sebagainya.

b. Kesalahan pengukuan alasannya benda ukur
Tidak tiruana benda ukur berbentuk pejal yang terbuat dari besi, ibarat rol atau bola baja, balok dan sebagainya. Kadang-kadang benda ukur terbuat dari materi alumunium, contohnya kotak-kotak kecil, silinder, dan sebagainya. Benda ukur ibarat ini memiliki sifat elastis, artinya jika ada beban atau tekanan dikenakan pada benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati-hati dalam mengukur benda-benda ukur yang bersifat lentur maka penyimpangan hasil pengukuran niscaya akan terjadi. Oleh alasannya itu, tekanan kontak dari sensor alat ukur harus diperkirakan besarnya. Di samping benda ukur yang elastis, benda ukur tidak lentur pun tidak menjadikan penyimpangan pengukuran contohnya batang besi yang memiliki penampang memanjang dalam ukuran yang sama, ibarat pelat besi, poros-poros yang relatif panjang dan sebagainya. Batang-batang ibarat ini jika diletakkan di atas dua rujukan akan terjadi lenturan akhir berat batang sendiri. Untuk mengatasi hal itu biasanya jarak rujukan ditentukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kedua ujungnya tetap sejajar. Jarak rujukan yang terbaik yaitu 0.577 kali panjang batang dan juga yang jaraknya 0.544 kali panjang batang. Gambar 2.15 menunjukkan letak rujukan yang seharusnya dipasang. Titik rujukan ini biasanya disebut dengan Titik Airy (Airypoint).


Kadang-kadang dibutuhkan juga penjepit untuk memegang benda ukur semoga posisinya simpel untuk diukur. Pemasangan penjepit ini pun harus diperhatikan betul-betul semoga pengaruhnya terhadap benda kerja tidak menjadikan perubahan bentuk sehingga dapat menjadikan penyimpangan pengukuran.
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Apa Sumberkesalahan Pada Pengukuran?"