Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Penyebab Serta Efek Krisis Moneter

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 bisa menggulingkan aneka macam negara baik negara maju maupun negara bekembang.  Krisis moneter berdampak menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat di tiap-tiap negera.  Adanya krisis moneter tidak terlepas dari keterkaitan antara keberadaan dari sektor moneter dengan aneka macam kebijakan serta forum keuangan yang saling menopang dan tidak sanggup berdiri sendiri.  Beberapa faktor yang diindikasikan menjadi penyebab dari krisis mineter yaitu kesentidakboleh produktivitas (fenomena produktivity gap) yang berkaitan pada alokasi aset atau faktor produksi yang lemah. Faktor penyebab krisis moneter kedua yaitu jebakan ketidak seimbangan (fenomena diequlibrium trap) yang mempunyai kaitan antara ketidak seimbangan struktur dari aneka macam sektor produksi.  Faktor penyebab krisis moneter ketiga yaitu ketergantungan pada sumbangan luar negeri (fenomena loan addiction) yang berkaitan dengan sikap para pelaku bisnis dengan kecenderungan mobilisasi dana memakai bentuk mata uang gila atau foreign currency.


Dampak krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia tidaklah seburuk negara Thailand.  Indonesia mempunyai tingkat inflasi yang rendah.  Selain itu, Indonesia mempunyai ketersediaan mata uang luar yang cukup besar melebihi 20 miliyar dollasr, sektor perdagangan yang surplus melebihi 900 juta dollar, serta keadaan sektor perbankan yang dinilai masih cukup baik.  Pada agustus 1997, terjadi perubahan antara pertukaran floating teratur dengan pertukaran floating bebas.  INI titik awal IMF mulai memperlihatkan menolongan sebesar 23 miliyar dollar.  Akan tetapi, pada september rupiah dan bursa saham mulai menyentuh titik rendah dan krisis mulai menguat pada bulan november saat terjadi dampak dari devaluasi pada neraca perusahaan.  Perusahaan yang mempunyai sumbangan terhadap dillar harus mengalami pembengkakkan biaya akhir menurunnya nilai rupiah.  Bahkan, kebijakan Presiden Soeharto untuk memberhentikan Gubernur Bank Indonesia tidak cukup memecahkan problem ini sampai karenanya posisi Presiden Soeharto digantikan oleh Presiden B.J Habibie.

Dari sinilah sanggup dipetik beberapa pelajaran berharga menyerupai diperlukannya pembenahan dari menejemen pembangunan serta pemerintahan.  Pemerintah sanggup melaksanakan peninjauan lebih dalam lagi untuk sektor produksi dan distribusi.  Selain itu dibutuhkan pula reformasi dalam sistem pengambilan keputusan.  Yang terakhir, Diperlukannya pengembangan kelembagaan dalam menopang peningkatan perekonomian menjadi semakin sehat sehingga sanggup menekan aneka macam biaya transaksi (transaction cost).

Kesimpulan
Krisis moneter berdampak jelek bagi negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia.  Di Indonesia, krisis mulai menguat pada bulan november dimana terjadi penurunan nilai rupiah.
Sumber http://www.ekonomikontekstual.com

Post a Comment for "Faktor Penyebab Serta Efek Krisis Moneter"