Perkembangan Matematika Arab Setelah Masa Kesembilan
Pada kurun ke-sembilan hingga kurun tiga belas merupakan zaman puncak masa emasnya perkembangan matematika bangsa bangsa Arab. Selang perioda tersebut semua ilmu pengetahuan kuno baik dari Yunani dan negri negri lainnya telah diterjemahkan dan di filing di Arab. Sehingga Arab bisa menjadi pustaka ilmu pengetahuan kala itu. Peran bangsa arab jikalau di telaah dalam perkembangan sejarah matematika tidak hanya sebagai compiler dan penyebar ilmu kepada bangsa lain. Bangsa arab bahkan berperan serta dalam mengkontribusikan beberapa inovasi ilmu pengetahuan tersendiri. Selain hanya mengalih bahasakan serta memberi klarifikasi terhadap matematika Yunani, hebat matematika arab juga mempunyai karya karya otentik original mereka sendiri.
Kelompok pertama yaitu kelompok aritmatika. Kemungkinan paham ini dipengaruhi dari India. Pokok pembahasan dalam kelompok ini ialah mengenai prinsip nilai tempat. Kelompok kedua yaitu kelompok Aljabar. Pengaruh kelompok aljabar ini di sanggup dari hasil karya bangsa Yunani dan Babylonia. Tetapi melebihi sebuah penerjemahan, bangsa arab bisa membentuk suatu sistem yang sistematis tersendiri dalam kelompok ini.
Selanjutnya ialah kelompok trigonometri yang awalnya dipengaruhi oleh karya ahli matematika dari Yunani. Selain menguasai matematika trigonometri ini, mereka juga memperkenalkan beberapa fungsi serta rumus rumus trigonometri yang baru. Kelompok terakhir yaitu kelompok geometri. Kelompok ini mampi menunjukkan suatu bentuk umum dari uraian uraian geometri Yunani. Salah satu tokoh yang populer mempunyai bantuan besar pada bidang matematika tersebut ialah Al Khawrizmi. Bahkan sesudah masa Al Khawrizmi hebat matematika lainnya muncul dengan tingkat popularitas yang tak kalah besarnya. Sebut saja menyerupai Abul Wefa, Ommar Khayyam dan Alkharki. Baca: Perkembangan Matematika Arab hingga Abad Kesembilan.
Populernya Abul Wefa alasannya ialah kepiawaiannya dalam menerjemahkan hasil karya Diophantus yang berjudul Arithmetiea. Selain itu beliau juga menunjukkan komentar akan hasil karya pendahulunya yaitu Al Khawarizmi. Kontribusi Abul Wefa dikenal dengan memberi pengantar fungsi tangen ke dalam fungsi trigonometri. Ditambahkan lagi abul wefa melaksanakan komputasi perhitungan daftar sinus dan tangen.
Penulisan karya Abul Wefa lebih banyakmenggunakan simbol bilangan yang trepengaruh oleh lambang hindi. Ini diperoleh dari karya Astronomi Hindu Sindhin. Abul Wefa ini populer dengan memperkenalkan fungsi tangen a=b tan A. Penulisa beberapa karya Abul Wefa dalam trigonometri bisa dibilang lebih terstruktur dibanding rujukan sebelumnya yaitu penulisan trigonometri ala Hindu. Hukum/dalil sinus diplot berasal dari Abul Wefa. Sebelumnya dalil ini dikenal oleh Ptolemy dan Brahmagupta. Penyederhanaan dari Abul wefa dimana beliau tidak lagi menggunakan formula segitiga pada bola. Karya lain dari Abul Wefa yaitu membuat list sinus untuk sudut sudut. Jika pernah melihat daftar nilai sinus pada suatu buku ketika mempelajari trigonometri. Itu merupakan ide dari Abul Wefa. Pada awalnya beliau menggunakan cuilan yan terdiri dari 8 desimal. Selain dalam bidang trigonometri, Abul Wefa juga mahir dibidang aljabar. Salah satu kontribusinya yaitu membuat penyelesaian persamaan kuadrat dengan menggunakan teknik geometri.
Pada ketika itu di Arab ketertarikan pada permasalahan aljabar dan trigonometri lebih besar dibanding ketertarikan mendalami geometri. Namun sisi menariknya, banyak hebat mencoba pertanda Postulat ke-lima Euclid. Problem tersebut dikenal sebagai problem matematika populer ke-empat sesudah ada 3 problem top sebelumnya. Dalam pembuktian postulat Euclid ini, Ibn Al Haitham memulainya dengan 3 sudut siku siku. Sudut tersebut berada pada suatu segiempat. 3 Sudut siku-siku dalam suatu segiempat ini dinamai segiempat lamberts. Al Haitham bisa pertanda bahwa keempat sudut segi empat itu harus merupakan sudut siku siku juga.
Kelompok Matematika Arab Kuno
Matematika bangsa Arab kuno keseluruhan menunjukkan dampak penting dalam perkembangan matematika. Secara garis besar semua bidang matematika dirambah mereka. Namun, para hebat sejarah mengelompokkan matematika pada masa ini menjadi empat kelompok besar.Kelompok pertama yaitu kelompok aritmatika. Kemungkinan paham ini dipengaruhi dari India. Pokok pembahasan dalam kelompok ini ialah mengenai prinsip nilai tempat. Kelompok kedua yaitu kelompok Aljabar. Pengaruh kelompok aljabar ini di sanggup dari hasil karya bangsa Yunani dan Babylonia. Tetapi melebihi sebuah penerjemahan, bangsa arab bisa membentuk suatu sistem yang sistematis tersendiri dalam kelompok ini.
Selanjutnya ialah kelompok trigonometri yang awalnya dipengaruhi oleh karya ahli matematika dari Yunani. Selain menguasai matematika trigonometri ini, mereka juga memperkenalkan beberapa fungsi serta rumus rumus trigonometri yang baru. Kelompok terakhir yaitu kelompok geometri. Kelompok ini mampi menunjukkan suatu bentuk umum dari uraian uraian geometri Yunani. Salah satu tokoh yang populer mempunyai bantuan besar pada bidang matematika tersebut ialah Al Khawrizmi. Bahkan sesudah masa Al Khawrizmi hebat matematika lainnya muncul dengan tingkat popularitas yang tak kalah besarnya. Sebut saja menyerupai Abul Wefa, Ommar Khayyam dan Alkharki. Baca: Perkembangan Matematika Arab hingga Abad Kesembilan.
Abul Wefa
Jika pernah berpikir bahwa hebat matematika arab merupakan murni dari bangsa arab. Maka pikiran tersebut tidak benar adanya. Sama menyerupai di Yunani, penyebaran keahlian matematika tidak terbatas pada suku atau harus berasal dari tempat tertentu. Contohnya saja ini, Abul Wefa. Abul Wefa terlahir di kawasan pegunungan Khurasan, sebuah pegunungan di Persia yang kini lebih dikenal dengan Iran.Populernya Abul Wefa alasannya ialah kepiawaiannya dalam menerjemahkan hasil karya Diophantus yang berjudul Arithmetiea. Selain itu beliau juga menunjukkan komentar akan hasil karya pendahulunya yaitu Al Khawarizmi. Kontribusi Abul Wefa dikenal dengan memberi pengantar fungsi tangen ke dalam fungsi trigonometri. Ditambahkan lagi abul wefa melaksanakan komputasi perhitungan daftar sinus dan tangen.
Penulisan karya Abul Wefa lebih banyakmenggunakan simbol bilangan yang trepengaruh oleh lambang hindi. Ini diperoleh dari karya Astronomi Hindu Sindhin. Abul Wefa ini populer dengan memperkenalkan fungsi tangen a=b tan A. Penulisa beberapa karya Abul Wefa dalam trigonometri bisa dibilang lebih terstruktur dibanding rujukan sebelumnya yaitu penulisan trigonometri ala Hindu. Hukum/dalil sinus diplot berasal dari Abul Wefa. Sebelumnya dalil ini dikenal oleh Ptolemy dan Brahmagupta. Penyederhanaan dari Abul wefa dimana beliau tidak lagi menggunakan formula segitiga pada bola. Karya lain dari Abul Wefa yaitu membuat list sinus untuk sudut sudut. Jika pernah melihat daftar nilai sinus pada suatu buku ketika mempelajari trigonometri. Itu merupakan ide dari Abul Wefa. Pada awalnya beliau menggunakan cuilan yan terdiri dari 8 desimal. Selain dalam bidang trigonometri, Abul Wefa juga mahir dibidang aljabar. Salah satu kontribusinya yaitu membuat penyelesaian persamaan kuadrat dengan menggunakan teknik geometri.
Ibn-al-Haitham
Ibn Al Haitham dimana untuk di Eropa populer dengan nama Al Hazen. Popularitas nama yang beliau miliki alasannya ialah beliau bisa menuntaskan satu permaslaan yang dikenal dengan problem Al Hazen. Penyelesaian yang dilakukan oleh Al Hazen atau Ibn Al Haitham dengan menggunakan irisan kerucut. Selain dikenal di bidang matematika, Ibn Al Haitham juga dikenal sebagai hebat fisika. Sebuah karyanya yang berjudul Treasury of Optics sebagai sampelnya. Karya ini di-inspirasi oleh Ptolemy yang membahas wacana pemantulan dan pematahan (refraksi) cahaya.Pada ketika itu di Arab ketertarikan pada permasalahan aljabar dan trigonometri lebih besar dibanding ketertarikan mendalami geometri. Namun sisi menariknya, banyak hebat mencoba pertanda Postulat ke-lima Euclid. Problem tersebut dikenal sebagai problem matematika populer ke-empat sesudah ada 3 problem top sebelumnya. Dalam pembuktian postulat Euclid ini, Ibn Al Haitham memulainya dengan 3 sudut siku siku. Sudut tersebut berada pada suatu segiempat. 3 Sudut siku-siku dalam suatu segiempat ini dinamai segiempat lamberts. Al Haitham bisa pertanda bahwa keempat sudut segi empat itu harus merupakan sudut siku siku juga.
Al-Biruni dan Ibn Sina
Sebuah karya Al Biruni yang berjudul India memperkenalkan bangsa eropa akan kebudayaan matematika Hindu. Karya tersebut menjelaskan wacana Sidhanta dan prinsip nilai tempat penomoran hindu. Sementara Ibn Sina, Ibn-Sina ialah hebat dalam banyak sekali bidang. Bangsa Eropa lebih mengenal Ibn Sina dengan sebutan Avicena. Secara umum mugki beliau lebih dikenal dengan ilmu kedokteran dan filsafat. Namun di samping itu Avicena juga mempunyai bantuan dalam menerjemahkan karya Euclid yang berjudul “ Easting Out of 9s”. Karya Euclid tersebut merupakan seuah sistem untuk mengecek komputasi aritmatika. Lebih luasnya Ibnu Sina juga ikenal dalam beberapa bidang lain menyerupai astronomi dan fisika. Baca juga: Kategori Matematika Arab (marthayunanda).
Sumber http://www.marthamatika.com/
Post a Comment for "Perkembangan Matematika Arab Setelah Masa Kesembilan"