Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Coba Tulislah Beberapa Referensi Mengenai Teks Dongeng Pengalaman?

Berikut ini yaitu beberapa contoh Teks  Cerita Pengalaman: 
Kreativitas Tiada Akhir
Semarak warna dan bentuk kerajinan Bali berjejal di banyak sekali art shop. Patung, lukisan, kain
dan pemanis bercorak unik bertebaran di setiap sudut Bali. Buah tangan tak pernah susah untuk dicari.
Darah seni yang mengalir dalam badan masyarakat Bali bisa menghasilkan karya-karya
terkenal hingga ke mancguagara. Cobalah berkendara dari Denpasar menuju Ubud, sebuah
kawasan yang ialah sentra kesenian di Bali, dan sepanjang jalan Anda akan menemui ratusan
perajin, baik dalam kios kecil nan sederhana maupun butik apik yang luas, tekun mengerjakan bermacam-macam karya seni. Sungguh mengagumkan!

Perak Putih Celuk
Celuk yaitu salah satu daerah yang akan dilewati dalam perjalanan menuju Ubud. Di sini, para perajin sibuk menggores dan membentuk kepingan-kepingan perak untuk dijadikan pemanis bagus maupun buah tangan unik. Awalnya, seni olah perak dibawa oleh penjajah Belanda dan mulai berkembang di tahun 1965. Unsur perak yang sangat tinggi, yaitu sekitar 95%, dengan unsur tembaga yang spesialuntuk 5% saja untuk sekedar memperkeras hasil akhirnya, mempersembahkan warna putih tulang yang manis pada perak Celuk. Karena itu juga, harganya lebih mahal dari perak buatan daerah lain. Cincin perak misalnya, harganya bisa di atas Rp. 50.000,00. Belum lagi kalung dan pemanis lainnya yang bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan sebuah tas yang terbuat dari gesekan perak dihargai hingga US$ 1.000! Hmm, berapa rupiah itu ya? Tapi untunglah, turis domestik biasanya mendapatkan
potongan harga hingga 50%.

Sangging di desa Kamasan
Desa kecil di daerah Klungkung, tak jauh dari Kertha Gosa, sudah usang menjadi tempat berkumpul seniman lukis khas Bali. Desa Kamasan namanya, dipenuhi rumah-rumah para seniman
sepanjang jalannya. Tak heran kalau karya lukis mereka, yang kerap menerima kebanggaan dari banyak sekali kalangan seni lukis dunia, kini dikenal dengan istilah “Lukisan Kamasan.” Lukisan Kamasan memang mempunyai nilai tersendiri. Tak sembarang orang sanggup menguasainya, alasannya yaitu keterampilan ini biasanya bersifat turun-temurun. Para sangging, yaitu pelukis dengan spesialisasi anutan ini, dulunya yaitu dujungator kerajaan dan juga penghias pura. Mereka menghias puri raja-raja masa kemudian dengan sapuan kuas yang didominasi warna oranye dengan pinggir berwarna merah, hitam atau biru sebagai penegas. Lukisan para sangging ini biasanya menceritakan wacana epik pewayangan dengan tokoh “hitam putih”. Maksudnya, tokoh “baik” selalu digambarkan berwajah bagus atau tampan dan mempunyai postur badan ideal. Sementara tokoh “jahat” tampil dengan badan gemuk dan berwajah seram. Awalnya, media yang dipakai spesialuntuk sebatas kain kanvas dan materi baku cat alami dari batu-batuan dasar laut. Namun dalam perkembangannya, banyak sekali media mulai dari kain, kayu maupun media lainnya, kini sanggup menjadi dasar lukisan ini dengan materi pewarna modern. Pernak-pernik berhias lukisan Kamasan sanggup diperoleh dengan harga mulai dari Rp 5.000,00 hingga ratusan ribu. Dewasa ini sudah banyak pelukis Kamasan yang tinggal di Ubud maupun di daerah lainnya di Bali, jadi lukisan Kamasan dengan simpel bisa didapatkan di banyak sekali pelosok Bali. Meskipun
demikian, berkunjung pribadi ke sentra lukisan Kamasan menyuguhkan pengalaman yang amat berharga.

Kreasi Bali Aga Tenganan
Desa Tenganan, salah satu desa berpenduduk orisinil Bali atau Bali Aga, semenjak dulu populer dengan keunikan kainnya yang disebut Kain Grinsing, yaitu kain tenun yang konon terbuat dari… darah! Tapi dongeng ini bersama-sama tidak benar. Yang menarikdanunik dari kain tenun ini yaitu proses penenunan yang membutuhkan waktu hingga 10 tahun. Untuk pewarnaan, mereka biasanya memakai bahan
dari rumput atau kayu. Warna merah, misalnya, berasal dari akar sunti Nusa Penida. Sedangkan warna kuning berasal dari minyak kemiri. Karena itulah, selembar selendang Grinsing bisa
dihargai hingga jutaan rupiah. Namun tak perlu khawatir, ketika ini masyarakat Bali Aga Tenganan juga banyak memproduksi kain tenun biasa dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, desa ini juga populer dengan lukisan mini yang dilukis di atas pelepah daun lontar yang sudah dibakar. Mirip
lukisan Kamasan, karya kecil ini juga menceritakan tokoh-tokoh pewayangan, apik dalam detail mungil yang menggemaskan. Namun bukan spesialuntuk lukisan mini dan kain tenun saja yang
terkenal dari Bali Aga Tenganan. Coba tengok kerajinan anyamannya. Beragam kreasi tas, tempat tissue dan pernakpernik lainnya siap menambah koleksi benda-benda unik Anda. Kini, keranjang anyaman menjadi salah satu produk andalan masyarakat Bali Aga Tenganan yang sudah menekuni profesi ini semenjak puluhan tahun yang kemudian dan berguru secara otodidak. I Nengah Kedep, salah satu perajin anyaman keranjang tertua di Bali Aga, kini sudah mempunyai beberapa toko seni dan barangnya menjadi langganan ekspor mancguagara
Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Coba Tulislah Beberapa Referensi Mengenai Teks Dongeng Pengalaman?"