Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mekanisme Kerja Sabun Sebagai Pencuci

Sabun yaitu benda yang tidak absurd lagi bagi keseharian kita. Sabun umumnya banyak kita gunakan untuk mandi atau mencuci pakaian. Sebenarnya, sabun sudah usang diciptakan oleh manusia, pada zaman lampau sabun dibentuk dengan cara mereaksikan lemak dengan kalium hidroksida, proses pembuatanya pun cukup sederhana. Nah, tahukah teman erat ? Sabun itu bahwasanya yaitu garam Natrium Stearat atau Natrium Palmitat. Rumus kimia sabun yaitu R-COONa, Yang mana R ini yaitu gugus alkil dari hidrokarbon. Gugus alkil dari hidrokarbon ini mempunyai rumus C17H35, jadi rumus kimia sesungguhnya dari sabun yaitu C17H35COONa.

Jika sabun dari garam natrium stearat ini dilarutkan ke dalam air, maka dia akan terurai sesuai dengan persamaan reaksi diberikut.

C17H35COONa  → C17H35COO-  +   Na+

Ion stearat ini mempunyai 2 buah ujung yang sifatnya berlainan, Pada bab kepalanya yaitu COO-, itu sifatnya ionik dan praktis larut dalam air atau bahasa kampungnya disebut dengan hidrofilik. Sedangkan pada bab buntutnya yaitu C17H35, itu sifatnya non ionik dan tidak sanggup larut dalam air, tetapi spesialuntuk larut dalam minyak. Sehingga bab buntutnya kita sebut sebagai hidrofobik atau anti air. Makara ion inilah yang berperan untuk menstabilkan emulsi antara minyak dengan air. Jadi, tindakan sabun dalam pembersihan pakaian dari kotoran yang berlemak didasarkan pada sifat kedua ujung ion stearat ini. Baiklah kini mari kita bahas prosedur kerja sabun, secara umum prosedur kerja sabun sebagai pencuci dibagi menjadi 2 tahapan. Tahapan pertama disebut dengan Tahap Pembasahan dan tahap kedua disebut dengan Tahap Pencucian. Sekarang mari kita bahas tahap yang pertama !

1. Tahap Pembasahan

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap molekul air akan selalu tarik menarikdanunik satu sama lain. Kekuatan tarik menarikdanunik ini seimbang dalam segala arah. Pada permukaan air, terjadi 2 arah gaya tarik, yaitu gaya tarik keatas dan gaya tarik ke samping. Kedua arah tarikan ini menjadikan air mempunyai satu lapisan yang tegang. Gaya ini disebut dengan tegangan permukaan air. Tegangan permukaan air ini akan menghalangi air untuk membasahai suatu objek yang akan dicuci. Jika sabun dicampurkan ke dalam air, maka molekul-molekul sabun akan tersebar merata di antara moleukul-molekul air dan hal ini akan menjadikan gaya tarik menarikdanunik antar molekul air akan terhalangi oleh molekul sabun. Sehingga gaya tarik antar molekul air akan melemah dan tegangan permukaan air sanggup dikurangi.

2. Tahap Pencucian

Pakaian yang kotor biasanya mengandung minyak atau lemak yang berasal dari tubuh kita. Nah, pada tahap pembersihan ini, molekul-molekul hidrofobik tadi akan berperan untuk melarutkan kotoran-kotoran yang berasal dari lemak tersebut sedangkan molekul hidrofilik akan melarut dalam medium air.

Selama proses pencucian, molekul-molekul air akan menarikdanunik bab kepala molekul sabun yang bersifat hidrofilik, dan bab kepala molekul sabun akan ikut menarikdanunik bab buntutnya yang bersifat hidrofobik sambil menarikdanunik kotoran yang mengandung lemak tersebut sampai terpisah dari permukaan pakaian. Lalu lemak akan lepas dan dibawa bersama ajaran air. Kotoran yang menempel pada lemak juga turut lepas dalam proses ini dan pada jadinya pakaian kita pun menjadi membersihkan.

Makara itulah 2 tahap prosedur kerja sabun sebagai pencuci, yang mana pada tahap pertama sabun berperan untuk mengurangi tegangan air semoga air sanggup membasahi pakaian. Dan pada tahap kedua, sabun berperan dan menjalankan fungsinya sebagai pemmembersihkan pakaian. Ok demikianlah postingan mas dennis kali ini, semoga sanggup bermanfaa dan menambah wawasan engkau tiruana. Terima Kasih dan Salam CHEMISTRY !!

Image By : Pixabay


Sumber http://www.panduankimia.net

Post a Comment for "Mekanisme Kerja Sabun Sebagai Pencuci"