Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kedudukan, Peran, Tipe Dan Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial

Berikut ini akan kita pelajari tentang kiprah sosial, mobilitas sosial, bentuk mobilitas sosial, mobilitas sosial vertikal, bentuk bentuk mobilitas sosial, mobilitas sosial horizontal, mobilitas horizontal, mobilitas sosial antargenerasi.


Kedudukan dan Peran Sosial

sepertiyang dikemukakan sebelumnya, mobilitas sosial sanggup terjadi, baik secara horizontal maupun vertikal. Tidak spesialuntuk dilakukan oleh seseorang atau kelompok sebagai orang yang eksklusif terlibat di dalamnya, tetapi sanggup pula terjadi pada keturunannya atau antargenerasi.

Pengertian mobilitas inter generasi (antargenerasi) yaitu mobilitas antara dua generasi atau lebih, contohnya generasi ayah, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya atau generasi kini (dalam keluarga anak, anak yaitu kepala keluarga) dan generasi penlampau (keluarga ayah, ayah sebagai kepala keluarga).

Mobilitas sosial berafiliasi dengan kedudukan dan kiprah seseorang atau kelompok untuk mencapai kedudukan dan mungkin kiprah lain yang tidak sama dengan tiruanla. Untuk mencapai kedudukan yang dianggap baik atau terpandang oleh masyarakat, bukanlah sesuatu hal yang gampang. 

Demikian pula, kedudukan atau kiprah sosial yang sudah dimiliki oleh seseorang atau masyarakat, tidak selamanya tetap bertahan pada tingkat yang sama, tetapi selalu mengalami perubahan, baik ke tingkat yang lebih tinggi maupun ke tingkat yang lebih rendah, atau berubah dari suatu kedudukan dan kiprah sosial ke kedudukan dan kiprah sosial yang lain. 

Antara kedudukan dan kiprah ialah dua hal yang tidak sanggup dipisahkan dalam mobilitas sosial. Kedudukan seseorang sanggup menjadi lebih tinggi atau menurun lantaran adanya penghargaan yang didiberikan kepada peran-perannya. 

Sebaliknya, keberhasilan seseorang atau masyarakat dalam melaksanakan kiprahnya juga bergantung pada kedudukannya. Hal ini biasanya berafiliasi dengan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki. 

misalnya, seorang karyawan biasa lantaran mempunyai prestasi dan keterampilan melebihi karyawan lainnya maka ia diangkat menjadi manajer atau kepala personalia; sebaliknya, seorang manajer yang kurang mempunyai kemampuan dalam memimpin perusahaan maka ia akan dipindahkan oleh direkturnya ke potongan lain yang lebih rendah menjadi karyawan biasa atau mungkin di PHK. 

Gerak sosial mempunyai beberapa dimensi, tetapi yang paling prinsip dari tipe-tipe tersebut yaitu gerak sosial yang horizontal dan gerak sosial vertikal.

Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas sosial horizontal terjadi apabila terdapat perubahan kedudukan pada strata yang sama. Perubahan kedudukan terjadi pada orang yang sama disebut mobilitas sosial horizontal intragenerasi. Kedudukan seseorang sanggup berubah naik atau turun pada lapisan atau strata yang sama, tanpa mengubah kedudukan yang bersangkutan. 

Akan tetapi, kiprah yang dipegang seseorang sanggup berubah. Jika dihubungkan dengan penghasilan atau imbalan yang didapat oleh seseorang, perubahan kedudukan secara horizontal tidak memengaruhi tingkat imbalan orang yang bersangkutan. Misalnya sebagai diberikut.
  1. Seseorang bekerja di perusahaan sebagai sekretaris, pada suatu ketika dipindahkan menjadi bendahara. Orang yang bersangkutan tetap memperoleh penghasilan yang sama.
  2. Seseorang didiberi kiprah oleh presiden untuk menjadi menteri pertanian pada suatu kabinet selama lima tahun. Pada per gantian kabinet diberikutnya, yang bersangkutan diserahi kiprah sebagai menteri perindustrian.
  3. Seorang guru di sebuah Sekolah Menengan Atas di kota A pindah ke Sekolah Menengan Atas di kota B. Guru tersebut tidak mengalami perubahan kedudukan dan peran, tetapi spesialuntuk berpindah kawasan kerja.
Pergeseran-pergeseran tersebut tidak menurunkan atau menaikkan posisi yang bersangkutan, tetapi bukan berarti tidak mengalami kesusahan dalam menjalankan tugasnya. Kesusahan yang muncul umumnya terjadi pada ketika penyesuaian diri (adaptasi). 

Adakalanya yang bersangkutan harus mempelajari dan melatih keterampilan yang baru. Begitu pula penyesuaian terhadap kelompok yang dikunjungi, harus dimulai dengan mengenal dan mendapatkan kembali sifat-sifat dan sikap rekan sekerjanya semoga sanggup bekerja sama untuk meningkatkan prestasi kerja di kelompoknya. 

Eratnya hubungan sosial dan kolaborasi yang sudah terbina di kelompok yang ditinggalkan, dijalin kembali di kelompok yang baru. Mobilitas sosial horizontal antargenerasi (intergenerasi) terjadi apabila anak dan orangtuanya tidak sama pekerjaan, tetapi mempunyai kedudukan sosial yang sama. Misalnya,
  1. Orangtua mempunyai kedudukan sebagai petani kaya dan digolongkan sebagai kelas menengah di masyarakat, tetapi anaknya tidak menginginkan untuk mengikuti jejak orangtuanya. Anak petani lebih menentukan menjadi seorang pedagang yang berhasil dan kaya sehingga keduanya sama-sama berada pada tingkat sosial kelas menengah.
  2. Seorang ayah mempunyai kedudukan pegawai negeri dan berperan sebagai guru di sebuah Sekolah Menengan Atas di kota X, anaknya menjadi pegawai negeri di kantor pemerintah. Keduanya mempunyai kedudukan yang sama, tetapi mempunyai kiprah yang berlainan. Mobilitas horizontal antargenerasi ini terjadi apabila orangtua dan anaknya mempunyai kedudukan yang sama, tetapi kiprah tidak sama. melaluiataubersamaini kata lain bahwa suatu generasi (orangtua) tidak menurunkan segalanya kepada generasi diberikutnya (anak).


Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal yaitu perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ke tingkat yang lebih tinggi (social climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).

Setiap orang di masyarakat tidak selamanya mempunyai kedu dukan yang tetap, tetapi selalu mengalami perubahan. Begitu pula halnya dengan seorang karyawan yang tidak ingin selamanya menempati kedudukan sama, Ia akan berusaha untuk naik ke kedudukan yang lebih tinggi. 

Jabatan yang dipegang oleh seseorang tidak sanggup dilepaskan dari kedudukan sosialnya, lantaran jabatan sanggup melambangkan kedudukan sosial. Akan tetapi, jabatan tidak sanggup dipegang selamanya lantaran jabatan suatu ketika akan diserahkan kepada orang lain. 

Orang yang menempati jabatan sebelumnya sanggup saja naik untuk menempati jabatan yang lebih tinggi atau simpulan bekerja lantaran pensiun sehingga tidak mempunyai jabatan lagi dan kedudukan sosialnya menurun. Hal tersebut dinamakan gerak naik turun atau mobilitas sosial vertikal. 

Seseorang yang sudah usang bekerja di suatu kantor atau perusahaan, akan berusaha mendapatkan kenaikan penghasilan. melaluiataubersamaini adanya kenaikan penghasilan tidak berarti naiknya kedudukan ke tingkat yang lebih tinggi lantaran yang bersangkutan tetap menempati jabatan tiruanla. 

Akan tetapi, apabila yang bersangkutan spesialuntuk pegawai biasa atau juru ketik lantaran prestasi kerja, maka dinaikkan kedudukannya menjadi kepala bagian. Perpindahan kedudukan dari lapisan yang lebih rendah ke lapisan yang lebih tinggi tersebutdinamakan promosi. misal lain dari promosi atau mobilitas naik ibarat diberikut.
  1. Seorang guru, lantaran prestasi dan pangkat yang sudah mencukupi, menerima promosi jabatan untuk menjadi kepala sekolah.
  2. Seorang bupati yang menerima banyak pemberian dari masyarakat dan dewan, kemudian terpilih menjadi gubernur.
Sebagai kepala sekolah atau gubernur, apabila sudah habis masa jabatannya dan tidak sanggup diangkat lagi, akan kembali ke jabatan sebelumnya atau berhenti sama sekali (pensiun). 

Jabatan yang dipegang seseorang ialah kiprah yang harus dilaksanakan sesuai dengan kedudukan yang dimiliki. melaluiataubersamaini demikian, mobilitas sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu.
  1. masuknya individu-individu atau seseorang yang mempunyai kedudukan rendah ke tingkat kedudukan yang lebih tinggi;
  2. pembentukan suatu kelompok sosial gres kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari orang-orang pembentuk kelompok tersebut.
Adapun mobilitas vertikal menurun juga mempunyai dua bentuk utama, yaitu:
  1. turunnya kedudukan seseorang ke tingkat yang lebih rendah daripada sebelumnya;
  2. turunnya derajat sekelompok orang dari tingkat sebelumnya, yang disebut dengan desintegrasi atau degradasi.
Mobilitas sosial yang vertikal mempunyai beberapa ciri, yaitu sebagai diberikut.
  1. Masyarakat yang bersangkutan yaitu masyarakat yang terbuka, artinya lapisan atau kelas-kelas sosial yang ada di dalam masyarakat tidak menutup kemungkinan untuk naik turunnya kedudukan anggota masyarakatnya.
  2. Setiap masyarakat masyarakat (negara) mempunyai kedudukan aturan yang sama tingginya.
  3. Gerak naik ke lapisan kedudukan yang lebih tinggi mengandalkan kesanggupan seseorang mengatasi sistem seleksi yang semakin berat. Misalnya, setiap orang berhak untuk menempati kedudukan apapun di negara ini asalkan memenuhi syaratsyarat yang sudah ditentukan.
Mobilitas sosial vertikal terjadi pada orang yang bersangkutan atau pada keturunannya, terdapat dua bentuk yang dinamakan mobilitas vertikal intragenerasi dan mobilitas vertikal intergenerasi (antargenerasi).

Mobilitas vertikal intragenerasi yaitu mobilitas sosial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok itu sendiri. Mobilitas vertikal intergenerasi (antargenerasi) yaitu mobilitas sosial tidak dilakukan eksklusif oleh seseorang atau kelompok, tetapi oleh keturunannya, baik anak maupun cucunya. 

Misalnya, sebagai diberikut.
  1. Bapak X seorang pengemudi angkutan kota, tetapi anaknya disekolahkan hingga menerima gelar insinyur (sarjana metode), kemudian bekerja di perusahaan pertambangan yang dikelola oleh swasta nasional.
  2. Bapak Y seorang pengusaha kaya di kotanya, tetapi anaknya menentukan menjadi seniman.
Mobilitas vertikal tidak selalu dilakukan oleh yang ber sangkutan baik gerak naik maupun gerak turun. Kadangkala seseorang ingin mewariskan kedudukan atau menginginkan lapisan dan kelas sosial kepada anaknya semoga sama dengan dirinya. 

Akan tetapi, anak sering menentukan hal lain yang tidak sama dari pilihan orangtuanya lantaran anak mempunyai cita-cita untuk bebas dalam menentukan nasibnya sehingga kedudukan yang dimiliki anak sanggup tidak sama dengan orangtua, baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah. Berikut ini prinsip-prinsip umum bagi mobilitas sosial vertikal, yaitu sebagai diberikut.
  1. Hampir tidak ada masyarakat yang sistem sosialnya bersifat tertutup sama sekali (mutlak), ibarat masyarakat berkasta di India. Walaupun mobilitas sosial vertikal hampir tidak tampak, proses perubahan tetap terjadi. Misalnya, seorang dari kasta brahmana yang berbuat kesalahan besar sanggup turun ke kasta yang lebih rendah atau mobilitas sosial vertikal ini sanggup terjadi lantaran perkawinan yang tidak sama kasta.
  2. Betapapun terbukanya sistem sosial yang berlapis-lapis di masyarakat, mustahil mobilitas sosial vertikal dilakukan sebebas-bebasnya. Hal ini lantaran mustahil ada stratifikasi (lapisan) sosial yang menjadi ciri tetap dan umum di setiap masyarakat.
  3. Mobilitas sosial vertikal berlaku umum bagi tiruana masyarakat lantaran setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri tersendiri bagi mobilitas sosial vertikal.
  4. Laju mobilitas sosial vertikal sanggup disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang masing-masing tidak sama.
  5. Mobilitas sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, pekerjaan, tidak ada kecenderungan yang terus berkesinambungan (continue), baik bertambah naik maupun menurun, tetapi akan selalu mengalami perubahan. Hal ini lantaran orang yang mempunyai suatu kedudukan dan kiprah tidak akan selamanya sama.
Selain itu, mobilitas sosial sanggup dibedakan dalam dua jenis yang didasarkan pada keadaan dari tolok ukur bagaimana para individu dalam lapisan sosial berupaya mengubah dirinya, yaitu sebagai diberikut.
  1. Mobilitas yang disponsori (sponsored mobility) bergantung pada bagaimana kategori dan posisi individu memperoleh pendidikan, keturunan, atau dari kelas sosial yang dianggap mempunyai peluang bergerak.
  2. Mobilitas sosial tandingan (contest mobility) akan bergantung pada upaya dan kemampuan para individu, lantaran persaingan itu terbuka maka status elite tertentu mungkin saja akan dicapai seseorang.
Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial vertikal di masyarakat terdapat saluran-salurannya lantaran setiap terjadi mobilitas sosial vertikal akan melalui kanal tertentu yang disebut social circulation. Saluran yang penting untuk terjadinya mobilitas sosial vertikal yaitu sebagai diberikut.

a. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata memainkan peranan penting dalam mempertahan kan kedaulatan negara bahkan dengan cara perang sekalipun. 

Jika di dalam perang terdapat seorang prajurit yang berjasa dalam pertempuran, yang bersangkutan akan dihargai tanpa memandang kedudukan sebelumnya. Jika prajurit tersebut yang berasal dari kedudukan yang rendah, sanggup naik pangkat ke tingkat yang lebih tinggi.

b. Lembaga Keagamaan

Lembaga keagamaan ialah salah satu kanal penting dalam gerak sosial. Setiap anutan agama memandang bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat. 

Untuk mencapai tujuan ini, banyak pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan umatnya dari lapisan rendah ke tingkat yang lebih tinggi semoga satu sama lain mempunyai derajat yang sama. Misalnya, Nabi Muhammad saw berusaha untuk menaikkan derajat perempuan dan budak semoga sederajat dengan umatnya yang lain. 

Di dalam sejarah dikenal Paus Gregorius VII yang jasanya sangat besar dalam pengembangan agama Katolik, padahal ia yaitu putra seorang tukang kayu. Ada pula Siddharta Buddha Gautama, di agama Buddha.

c. Lembaga Pendidikan

Sekolah ialah kanal yang konkret dari mobilitas sosial vertikal, bahkan dianggap sebagai social elevator (pengangkat kedudukan sosial) yang bergerak dari kedudukan rendah ke kedudukan tinggi di masyarakat. 

Pada suatu perusahaan atau pemerintahan di Indonesia pada umumnya mempekerjakan dan memdiberi penghasilan para pegawai sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka miliki. Misalnya sebagai diberikut.
  1. Pada kolom penghasilan bagi pekerja yang masuk secara bersamaan. Besarnya penghasilan lulusan Sekolah Menengah Pertama akan tidak sama dengan yang penghasilan lulusan SMA.
  2. Seorang karyawan di sebuah instansi atau forum yang bekerja sambil kuliah yang sesuai dengan pekerjaannya, setelah lulus tentu penghasilannya akan diadaptasi dengan riwayat pendidikan yang sudah diperoleh.

d. Organisasi Politik

Setiap anggota dari kontestan akseptor pemilu mempunyai peluang untuk menaikkan kedudukannya ke tingkat yang lebih tinggi. Seseorang yang dicalonkan oleh salah satu akseptor pemilu untuk menjadi wakil rakyat harus pintar berorganisasi dan sanggup menggerakkan massa. 

Selain itu, untuk menjadi anggota DPR, yang bersangkutan sebelumnya harus tercantum dalam daftar orang yang berhak dipilih yang mewakili salah satu kontestan pemilu. Agar sanggup terpilih, orang tersebut harus menunjukan mempunyai kepribadian dan aspirasi-aspirasi yang baik. 

Apabila seseorang sudah menjadi anggota DPR, kedudukannya akan meningkat dari sebelumnya. melaluiataubersamaini demikian, organisasi politik yaitu salah satu wadah bagi seseorang untuk melaksanakan mobilitas sosial vertikal.

e. Organisasi Ekonomi

Organisasi ekonomi memegang peranan yang penting dalam mobilitas sosial vertikal. Keadaan ekonomi seseorang di masyarakat akan menentukan kedudukan dan lapisan sosial seseorang. 

Bagi orang yang berhasil dalam bidang ekonomi berarti yang bersangkutan berada pada lapisan atas di masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seseorang akan berada pada salah satu organisasi ekonomi sebagai kanal mobilitas sosial vertikal, ibarat Perum, PT, atau CV.

f. Organisasi Keahlian

Organisasi keahlian ialah salah satu wadah atau kanal yang menampung setiap orang yang mempunyai keterampilan atau keahlian tertentu, ibarat (Ikatan Dokter Indonesia) IDI, (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) ISPI, (Ikatan Sosiologi Indonesia) ISI. 

Jika seseorang mempunyai keahlian, ia berharap sanggup menduduki lapisan sosial yang tinggi di masyarakat. Ia akan masuk organisasi yang sesuai dengan keahliannya. 

Organisasi tersebut akan memperkenalkan hasil karya yang sudah dibuatnya kepada masyarakat sehingga dengan sendirinya yang bersangkutan akan dikenal oleh khalayak.

g. Perkawinan

Mobilitas sosial vertikal sanggup terjadi lantaran perkawinan. Melalui perkawinan, kedudukan seseorang sanggup terangkat atau bahkan menurun. 

Seseorang yang berkeluarga dengan orang yang berasal dari lapisan atas, ia sanggup ikut naik kedudukannya. Akan tetapi, tidak demikian apabila dia berkeluarga dengan seseorang yang lebih rendah kedudukannya dalam masyarakat.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Kedudukan, Peran, Tipe Dan Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial"