Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengaruh Serta Dampak Konkret Dan Negatif Adanya Perubahan Sosial Budaya Terhadap Sikap Masyarakat

Berikut ini akan dijabarkan materi wacana perubahan sosial, dampak perubahan sosial budaya, dampak positif perubahan sosial, jawaban perubahan sosial, dampak perubahan sosial budaya, dampak perubahan sosial budaya, sebutkan dampak negatif adanya perubahan sosial budaya.

Dampak Perubahan Sosial Budaya

Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orang-orang yang sukses lantaran bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. 

Petani memakai mesin modern (traktor) untuk mempercepat pengolahan tanahnya. Pengusaha surat kabar dengan cepat bisa mendistribusikan korannya pada tempat yang lebih luas dengan cara cetak jarak jauh. 

Anak-anak sekolah dalam berguru sudah memanfaatkan media internet untuk mencari materi pelajaran ataupun soal-soal yang memmenolong dalam proses belajarnya. 

Namun demikian ada juga sebagian orang yang memanfaatkan kemajuan teknologi dengan cara yang salah. Media internet dipakai untuk memfitnah orang dengan cara mengembangkan foto-foto yang direkayasa guna menjatuhkan nama baik seseorang. 

Anak-anak mencari situs-situs porno yang bisa merusak moral. Bagaimanakah seharusnya kita dalam menyikapi perubahan sosial dan kebudayaan.

Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat sanggup menimbulkan ketidakseimbangan atau ketidakselarasan di antara unsur-unsur sosial dan budaya dalam masyarakat. Ketidakserasian ini terjadi lantaran sebab-sebab diberikut.
  1. Perubahan suatu unsur sosial budaya tidak sanggup diikuti penyesuaiannya oleh unsur-unsur sosial dan budaya yang lain.
  2. Laju perubahan di antara unsur-unsur sosial budaya tidak selalu seimbang antara satu dan yang lain. Ada unsur yang berubah dengan cepat, tetapi ada unsur-unsur yang berubah dengan laju yang lambat. Keadaan yang demikian dinamakan cultural lag (ketimpangan budaya)
  3. Adanya perubahan sosial budaya yang berlangsung yang menimbulkan keterkejutan di kalangan masyarakat. Keterkejutan akan adanya perubahan sosial budaya yang cepat ini dinamakan cultural shock.

Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya sanggup menimbulkan dampak positif dan negatif.

a. Dampak Positif

  • Kemajuan ilmu pengetahuan
  • Kebutuhan simpel terpenuhi
  • Pola pikir yang lebih maju

b. Dampak negatif

1) Dekadensi Moral

Dekadensi budpekerti yakni menurun atau merosotnya budpekerti seseorang yang ditunjukkan dari perilakunya yang berperihalan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. 

Biasanya sikap orang tersebut merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Beberapa teladan yang termasuk dekadensi budpekerti yakni sikap pergaulan bebas di kalangan dewasa maupun orang tua, prostitusi, perselingkuhan dan lain-lain.

2) Kriminalitas

Donald R. Gressey beropini bahwa kriminilitas yakni suatu kondisi dan proses sosial yang menghasilkan sikap lain. 

Kriminalitas ialah tindakan yang melanggar norma aturan dan menyakitkan orang lain secara langsung. Beberapa teladan yang termasuk tindak kriminalitas antara lain korupsi, pencurian, penodongan, pemerkosaan, dan pembunuhan.

3) Aksi Protes dan Demonstrasi

Demonstrasi yakni gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Demonstrasi biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak.

Aksi protes ialah gerakan atau tindakan yang dilakukan secara perorangan atau untuk memberikan pernyataan tidak oke yang oleh sebagian besar orang dilancarkan melalui kecaman yang pedas. 

Demonstrasi umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah/para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. Namun demonstrasi juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.

Unjuk rasa kadang sanggup mengakibatkan pengrusakan terhadap benda-benda. Hal ini sanggup terjadi jawaban harapan memberikan pendapat para pengunjuk rasa yang berlebihan.

Di Indonesia, unjuk rasa menjadi hal yang umum semenjak jatuhnya rezim kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998, di mana unjuk rasa menjadi simbol kebebasan berekspresi di negara tersebut. Unjuk rasa terjadi hampir setiap hari di banyak sekali kepingan di Indonesia, khususnya Jakarta.

4) Konsumerisme

Konsumerisme yakni pandangan yang diikuti dengan tindakan atau perbuatan penerapan barang dan jasa secara berlebihan. Pembelian barang-barang yang bukan kebutuhan pokok dan sifatnya spesialuntuk tersier kalau dilakukan secara berlebihan dikategorikan konsumerisme.

Tipe-Tipe Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya

Adanya keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) ialah keadaan yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. 

melaluiataubersamaini keseimbangan dalam masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat benar-benar berfungsi dan saling mengisi. 

Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis mencicipi akan adanya suatu ketenteraman, oleh lantaran tidak adanya perperihalan dalam norma-norma dan nilai-nilai. 

Setiap kali terjadi suatu gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat sanggup menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud untuk mendapatkan suatu unsur yang baru. 

Akan tetapi, kadang kala unsur gres tersebut dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak sanggup menolaknya, oleh lantaran masuknya unsur gres tersebut tidak menimbulkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan spesialuntuk terbatas pada bentuk luarnya. 

Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan sanggup berfungsi secara wajar. Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya ialah hal yang tidak sanggup dihindarkan. 

Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap masyarakat sanggup dipastikan mengalami perubahan-perubahan. 

Sehubungan dengan hal ini, yang lebih penting yakni bagaimana menyikapi dampak perubahan sosial budaya. 

Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau pembiasaan gres di antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan kekerabatan di antara unsur-unsur tersebut supaya tetap terjaga. 

Kemampuan melaksanakan pembiasaan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial. Jika pembiasaan terhadap keadaan gres jawaban perubahan tidak sanggup berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat yakni disorganisasi sosial atau ketidakteraturan sosial. 

Anggota masyarakat mencicipi kesusahan beradaptasi dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. 

Disorganisasi sosial ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan sosial. Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat sering ditandai tanda-tanda awal sebagai diberikut.
  1. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat terkena tujuan yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup bermasyarakat.
  2. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak sanggup berfungsi sebagai alat pengendalian sosial, bahkan sering terjadi perperihalan di antara norma-norma yang ada dalam masyarakat.
  3. Para anggota masyrakat mencicipi kesusahan untuk menyesuaikan dirinya dengan norma-norma dan tujuan masyarakat.
  4. Timbul perperihalan atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang sanggup berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.
Adakalanya unsur-unsur gres dan usang yang berperihalan dan secara bersamaan mensugesti norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian kuat pula pada masyarakatmasyarakat masyarakat. Hal itu berarti suatu gangguan yang kontinu terhadap keseimbangan dalam masyarakat. 

Keadaan tersebut berarti bahwa ketegangan-ketegangan serta kekecewaan-kekecewaan di antara para masyarakat masyarakat, tidak memiliki saluran ke arah suatu pemecahan atau penyelesaian. 

Apabila ketidakseimbangan tersebut sanggup dipulihkan kembali, sehabis terjadi suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian (adjustment) bila sebaliknya yang terjadi, maka keadaan tersebut dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie, yaitu tidak terdapatnya norma-norma yang sanggup dijadikan pedoman hidup dalam masyarakat. 

Anomie sering terjadi pada masa-masa transisi atau perubahan dari satu keadaan ke keadaan lain. Misalnya pergantian orde dalam kehidupan politik atau pemerintahan. 

melaluiataubersamaini demikian, dalam perubahan sosial budaya, kita mengenal adanya istilah organisasi, disorganisasi, dan reorganisasi. Organisasi ialah artikulasi dari bagian-bagian yang ialah kepingan dari satu kebulatan, yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. 

Disorganisasi atau disintegrasi yakni proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, disebabkan lantaran perubahan-perubahan yang terjadi dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan. 

Reorganisasi atau reintegrasi yakni proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang gres untuk beradaptasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan-perubahan. 

Reorganisasi dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang gres sudah melembaga (institutionalized) dalam diri masyarakatmasyarakat masyarakat. 

Saluran-saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam masyarakat pada umumnya yakni lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama rekreasi, dan lain-lain. 

Lembaga kemasyarakatan mana yang ialah titik tolak, tergantung pada “cultural focus” masyarakat pada suatu masa yang tertentu, yaitu yang menjadi sentra perhatian masyarakat. Menyikapi dampak perubahan sosial budaya, maka sikap kita yang sempurna adalah:
  1. bersikap selektif dalam mendapatkan dampak budaya lain,
  2. berpikir yang ilmiah terhadap perubahan,
  3. mendorong perubahan tersebut ke arah yang lebih baik,
  4. menerima perubahan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengaruh Serta Dampak Konkret Dan Negatif Adanya Perubahan Sosial Budaya Terhadap Sikap Masyarakat"