Peran Pasukan Garuda Indonesia Dalam Misi Membuat Dan Pemeliharaan Perdamaian Dunia
Artikel ini akan mengulas terkena kiprah indonesia dalam membuat perdamaian dunia, kiprah indonesia dalam perdamaian dunia, misi pemeliharaan perdamaian garuda, misi pasukan garuda, kiprah pasukan garuda, tujuan pasukan garuda, pasukan perdamaian pbb.
Misi Pemeliharaan Perdamaian Garuda
Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, maka Indonesia memainkan sejumlah kiprah dalam percaturan internasional.
Peran yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia yaitu dalam rangka memmenolong mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Pasukan Perdamaian Garuda |
Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai tahun 2014 Indonesia sudah mengirimkan kontingen Garudanya hingga dengan kontingen Garuda yang ke duapuluh tiga (XXIII).
Pengiriman Misi Garuda yang pertama kali dilakukan pada bulan Januari 1957. Pengiriman Misi Garuda dilatarbelakangi adanya konflik di Timur Tengah terkait problem nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan oleh Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956.
Sebagai akibatnya, pertikaian menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di luar daerah tersebut yang berkepentingan dalam problem Suez.
Pada bulan Oktober 1956, Inggris, Perancis dan Israel melancarkan serangan adonan terhadap Mesir. Situasi ini mengancam perdamaian dunia sehingga Dewan Keamanan PBB turun tangan dan mendesak pihak-pihak yang bersengketa untuk berunding.
Dalam Sidang Umum PBB Menteri Luar Kanada Lester B.Perason mengusulkan semoga dibuat suatu pasukan PBB untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah.
Usul ini disetujui Sidang dan pada tanggal 5 November 1956 Sekjen PBB membentuk sebuah komando PBB dengan nama United Nations Emergency Forces (UNEF).
Pada tanggal 8 November Indonesia menyatakan kesediannya untuk turut serta menyumbangkan pasukan dalam UNEF.
Sebagai pelaksanaanya, pada 28 Desember 1956, dibuat sebuah pasukan yang berkuatan satu detasemen (550 orang) yang terdiri dari kesatuan-kesatuan Teritorium IV/Diponegoro dan Teritorium V/Brawijaya.
Kontingen Indonesia untuk UNEF yang didiberinama Pasukan Garuda ini diberangkatkan ke Timur Tengah pada bulan Januari 1957.
Untuk kedua kalinya Indonesia mengirimkan kontingen untuk dipermenolongkan kepada United Nations Operations for the Congo (UNOC) sebanyak satu batalyon. Pengiriman pasukan ini terkait munculnya konflik di Kongo (Zaire sekarang).
Konflik ini muncul bekerjasama dengan kemerdekaan Zaire pada bulan Juni 1960 dari Belgia yang justru memicu pecahnya perang saudara.
Untuk mencegah pertumpahan darah yang lebih banyak, maka PBB membentuk Pasukan Perdamaian untuk Kongo, UNOC. Pasukan kali ini di sebut “Garuda II” yang terdiri atas Batalyon 330/Siliwangi, Detasemen Polisi Militer, dan Peleton KKO Angkatan Laut.
Pasukan Garuda II berangkat dari Jakarta tanggal 10 September 1960 dan menuntaskan tugasnya pada bulan Mei 1961. Tugas pasukan Garuda II di Kongo lalu digantikan oleh pasukan Garuda III yang bertugas dari bulan Desember 1962 hingga bulan Agustus 1964.
Peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia terus berlanjut, saat meletus perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Indonesia kembali didiberikan kepercayaan oleh PBB untuk mengirim pasukannya sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB.
Untuk menjaga stabilitas politik di daerah Indocina yang terus bergolak jawaban perang saudara tersebut, PBB membentuk International Commission of Control and Supervission (ICCS) sebagai hasil dari persetujuan internasional di Paris pada tahun 1973.
Komisi ini terdiri atas empat negara, yaitu Hongaria, Indonesia, Kanada dan Polandia. Tugas ICCS yaitu mengawasi pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak yang bertikai.
Pasukan perdamaian Indonesia yang dikirim ke Vietnam disebut sebagai Pasukan Garuda IV yang berkekuatan 290 pasukan, bertugas di Vietnam dari bulan Januari 1973, untuk lalu diganti dengan Pasukan Garuda V, dan lalu pasukan Garuda VII.
Pada tahun 1975 Pasukan Garuda VII ditarik dari Vietnam alasannya yaitu seluruh Vietnam jatuh ketangan Vietcong (Vietnam Utara yang komunis).
Pada tahun 1973, saat pecah perang Arab-Israel ke 4, UNEF diaktifkan lagi dengan kurang lebih 7000 anggota yang terdiri atas kesatuan-kesatuan Australia, Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru, Panama, Senegal, Ghana dan Indonesia.
Kontingen Indonesia tiruanla berfungsi sebagai pasukan pengamanan dalam negosiasi antara Mesir dan Israel.
Tugas pasukan Garuda VI berakhir 23 September 1974 untuk digantikan dengan Pasukan Garuda VIII yang bertugas hingga tanggal 17 Februari 1975.
Sejak tahun 1975 hingga kini sanggup dicatat kiprah Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia semakin berperan aktif, ditandai dengan didirikannya Indonesian Peace Security Centre (IPSC/Pusat Perdamaian dan Keamanan Indonesia) pada tahun 2012, yang didalamnya terdapat unit yang mengelola kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk menjaga perdamaian dunia (Standby Force).
Post a Comment for "Peran Pasukan Garuda Indonesia Dalam Misi Membuat Dan Pemeliharaan Perdamaian Dunia"