Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Membuat Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Konsep Wilayah Menurut Fenomena Geografi Di Lingkungan Hidup Setempat

Berikut ini akan dijelaskan ihwal aspek geografi, konsep wilayah, provinsi, decisi, zona, jalur, distrik, realm, natural regions, uniform region, pembagian terstruktur mengenai wilayah, geographical association, areal differentiation, analisis keruangan, perancangan wilayah, regional planning.

Membuat Klasifikasi dan Konsep Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografi di Lingkungan Hidup Setempat

A. Perkembangan Konsep Wilayah

Wilayah sanggup diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang sanggup dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah di sekitarnya. 

Sehubungan dengan hal ini sebagian dari permukaan bumi sanggup disebut wilayah pertanian maka tiruana petani di wilayah tersebut mempunyai sebidang tanah dengan luas tertentu, menanami tanahnya dengan tumbuhan tertentu, dan mempunyai alat-alat pertanian tertentu. 

Sebenarnya terdapat banyak istilah yang serupa dengan wilayah, menyerupai provinsi, decisi, zona, jalur, distrik, realm, dan sebagainya yang ketiruananya dipakai oleh ahli-ahli geografi dengan pengertian yang hampir serupa dengan istilah wilayah, yaitu untuk mengatakan hierarki tertentu dalam suatu wilayah. 

Perkembangan konsep wilayah mempunyai sejarah yang panjang. Walaupun demikian, penyajiannya secara sistematik gres dimulai semenjak era ke-10, yaitu ketika ahli-ahli geografi beropini bahwa unit politik ialah dasar yang belum cukup untuk menggambarkan suatu wilayah lantaran ahli-ahli geografi pada ketika itu lebih mengutamakan kepada unit alamiah. 

Penggolongan wilayah menyerupai tersebut terakhir ini disebut wilayah alamiah (natural region). Ada juga penggolongan wilayah yang didasarkan kepada kenampakan tunggal menyerupai kenampakan iklim, vegetasi atau hewan. 

Koppen contohnya membuat wilayah iklim yang mencakup seluruh permukaan bumi. Konsep yang lain yakni wilayah seragam (uniform region) dan wilayah nodus (nodus region). 

Pada wilayah seragam terdapat keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu menyerupai wilayah pertanian di mana terdapat keseragaman atau kesamaan antara petani atau daerah pertanian dan kesamaan ini menjadi sifat yang dimiliki oleh elemen-elemen yang membentuk wilayah. 

Wilayah nodus (nodus berarti tombol/tonjol) yakni suatu wilayah yang banyak hal diatur oleh beberapa sentra kegiatan yang saling dihubungkan dengan garis melingkar.

Klasifikasi wilayah yang lain disampaikan oleh Geographical Association menerbitkan suatu laporan ihwal pembagian terstruktur mengenai wilayah dan membedakan antara kategori wilayah berdasarkan jenis (generic region) dan pembagian terstruktur mengenai wilayah berdasarkan kekhususannya (specific region)

Klasifikasi wilayah berdasarkan jenisnya menekankan kepada jenis sesuatu wilayah menyerupai wilayah iklim, wilayah pertanian, wilayah vegetasi, wilayah fisiografi, dan lain sebagainya. 

Sedangkan pembagian terstruktur mengenai wilayah berdasarkan kekhususannya ialah daerah tunggal, mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus terutama ditentukan oleh lokasinya dalam kaitannya dengan daerah lain. Dapat kita simpulkan pentingnya suatu wilayah sebagai diberikut.

a. Untuk mengetahui lokasi di permukaan bumi.
b. Untuk mengetahui ciri khas yang dihubungkan dengan yang lain.
c. Untuk membandingkan antarwilayah seragam.
d. Untuk mengetahui batas-batas dengan daerah sekelilingnya.
e. Untuk mengetahui luas dan bentuk wilayah yang dimiliki.
f. Untuk mengetahui apakah wilayah yang dikembangkan tidak mengganggu lingkungan hidup.

B. Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis di Lingkungan Setempat

a. Wilayah Lingkungan Kota

Gejala-gejala alam yang timbul di permukaan bumi muncul akhir interaksi antara insan dan lingkungannya. Interaksi tersebut sanggup menimbulkan bentang alam dan bentang budaya. 

Peranan insan atas interaksi tersebut sangat menonjol, terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Kebutuhan hidup tersebut sejalan dengan adanya perkembangan tingkat kebudayaan manusia. Manusia dalam bekerjasama dengan masyarakat luas memerlukan tempat dengan latar belakang fisik, ekonomi, dan sosial. 

Tempat kelompok insan yang ditempati makin berubah menjadi tempat pemukiman dengan pola hidup heterogen. Tempat tersebut balasannya muncullah sebagai kota tempat kegiatan penduduk. 

Kota yakni tempat pemukiman penduduk dengan berguaka ragam kegiatan pengembangan dan pembangunan. Hindari terjadinya dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. 

Kota ialah tempat yang sibuk apabila kita bandingkan dengan pedesaan. Di samping itu, kota dalam tata ruang wilayah dipandang sebagai sentra kegiatan ekonomi, sentra penduduk, sentra pemerintahan, dan sentra pembaruan bagi wilayah pedesaan yang berada di sekitarnya. 

Kota ialah tempat berlangsungnya tiruana kegiatan. Oleh lantaran itu, dibutuhkan masukana dan pramasukana yang memadai. 

Disebabkan lantaran adanya ketimpangan antarkebutuhan masukana dan pramasukana dengan bertambahnya jumlah penduduk maka timbul aneka macam dilema sosial, ekonomi, dan budaya. 

Dalam mengulas pengertian kota, ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu sebagai diberikut.

1) Urban yakni suatu bentuk yang mempunyai suatu kehidupan dan penghidupan yang modern.
2) City yakni sentra kota.
3) Bown yakni kota kabupaten.
4) Bown skip yakni kota kecamatan.
 Berikut ini akan dijelaskan ihwal aspek geografi Membuat Klasifikasi dan Konsep Wilayah Berdasarkan Fenomena Geografi di Lingkungan Hidup Setempat
Skema zona interaksi kota-desa
Keterangan:
  1. City ialah sentra kota/batas wilayah kota.
  2. Suburban ialah suatu area yang terletak bersahabat dengan sentra kota atau inti kota dengan halus yang mencakup beberapa aspek daerah penglaju (commuter area)
  3. Suburban fringe ialah daerah yang melingkari rindangban dan ialah daerah peralihan kota ke desa.
  4. Urban fringe ialah suatu daerah batas luar kota yang sifatnya menyerupai dengan kota.
  5. Rural urban fringe ialah suatu jalur daerah yang terletak antara daerah kota dan desa.
  6. Rural ialah daerah pedesaan.
Jenis kota ada beberapa macam, yaitu:

1) Kota Satelit

Sebuah kota dinamakan kota satelit apabila memenuhi kriteria sebagai diberikut.
  • Kota itu terletak bersahabat sebuah kota yang lebih besar.
  • Warga kota kecil itu sebagian besar memperoleh penghidupan di dalam wilayah aturan kota kecil tersebut.
2) Kota Dormitory/Kota Asrama

Kota asrama, yaitu sebagian besar masyarakat kota kecil mencari nafkah di dalam wilayah aturan kota yang lebih besar maka kota kecil itu disebut kota dormitory atau kota asrama. Penduduknya spesialuntuk menginap di kota kecil tersebut.

3) Kota Wisata, Kota Pelajar, dan Kota Industri

Sebuah kota wisata, pelajar, dan sebagainya bagi sebuah kota yakni sebuah subjektif. Sebutan tersebut tidak mengubah ataupun menimbulkan adanya perbedaan dalam esensi pokok suatu kota.

4) Kota CBD

Kota-kota di barat umumnya dan di Amerika Serikat khususnya, biasanya mempunyai sentra perdagangan yang jelas, yang disebut Central Business District (CBD) dan Central Area di Inggris.

b. Wilayah Lingkungan Desa

Daerah sekitar pegunungan, pepegununganan, pantai, dataran tinggi, dataran rendah, jikalau berpotensi baik maka dijadikan tempat tinggal insan yang disebut desa. 

Pembangunan dan pengembangan desa harus tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hindari pula terjadinya dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. 

Persebaran desa sangat tergantung pada keadaan alamnya menyerupai iklim, tanah, relief, air, dan letak sehingga persebaran desa yang terdapat di permukaan bumi tidak sama.

Daerah pedesaan yang umumnya identik dengan daerah pertanian, pola pemukimannya dipengaruhi oleh pertanian yang bersangkutan.

Wilayah pemukiman yang rapat cenderung berkembang di daerah yang rindang tanahnya. Untuk tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian antara pemukiman dengan lahan yang dipakai untuk pertanian, perencanaan tata guna lahan harus diterapkan secara mantap. 

Efektivitas dan efesiensi penerapan lahan harus diterapkan secara seimbang, untuk menghindarkan terjadinya ketimpangan fisik, sosial, dan ekonomi pada masa yang akan hadir.

Suatu kecenderungan yang terjdi remaja ini, yaitu orang kota yang kaya memborong tanah di daerah pedesaan yang rendah harga tanahnya.

Akibat dari tanda-tanda tersebut, harga tanah di daerah pedesaan menjadi naik. Penduduk desa yang tidak bisa membeli tanah, akan menjadi lebih tidak bisa lagi. 

Bahkan mungkin mereka akan menjual lahan yang masih mereka miliki. Mereka akan pindah ke daerah yang lebih terpencil. 

Jika tidak ada kecerdikan yang melindungi penduduk desa yang miskin, mereka akan menjadi bertambah miskin. Mereka akan membuat pemukiman di daerah-daerah yang tidak memenuhi syarat. 

melaluiataubersamaini demikian, tidak spesialuntuk akan terjadi ketimpangan sosial, melainkan juga akan mengakibatkan ketimpangan fisis.

c. Wilayah Lingkungan Pantai

Letak pantai tidak selamanya tetap. Jika kita perhatikan keadaan daratan bersahabat pantai selamanya tetap. Coba perhatikan keadaan daratan terhadap maritim maka kita sanggup mengenali pantai naik dan pantai turun. 

Pantai naik (regresi) disebut juga permukaan maritim negatif. Tandatanda regresi kelihatan pada daratan pantai yang bertambah luas. 

Ini sanggup disebabkan lantaran daratan yang naik atau permukaan maritim yang turun. Pantai turun (ingresi) disebut juga permukaan maritim positif. 

Tanda-tanda ingresi kelihatan pada daratan pantai yang menyempit, ini sanggup disebabkan lantaran daratan yang menurun atau permukaan maritim naik/ maritim transgresi.

Wilayah pantai dimanfaatkan insan antara lain untuk tempat wisata, areal pelabuhan, areal perikanan/tambak laut, pemukiman penduduk, dan areal pertanian/perkebunan. Pemanfaatan wilayah pantai harus dijaga terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup.

C. Membandingkan Aspek-aspek Wilayah Antarzona

Kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekonologi disebut analisis komplek wilayah. Pada analisis sedemikian ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dengan pengertian areal differentiation

yaitu anggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang lantaran pada hakikatnya suatu wilayah tidak sama dengan wilayah yang lain lantaran terdapat usul dan penawaran antarwilayah tersebut. 

Pada analisis sedemikian diperhatikan pula terkena penyebaran fenomena tertentu (analisis keruangan) dan interaksi antara variabel insan dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisis ekologi)

Dalam kekerabatan dengan analisis kompleks wilayah ini ramalan wilayah (regional forecasting) dan perancangan wilayah (regional planning) ialah aspek-aspek dalam analisis tersebut. 

Di bawah ini akan didiberikan pola ihwal analisis kompleks wilayah terkena perancangan wilayah dalam rangka penyiapan pemukiman transmigrasi. Dalam perencanaan ini dibedakan beberapa tahap, yaitu sebagai diberikut.
  1. Identifikasi wilayah potensial di daerah-daerah luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum tingkat kerindangan tanahnya dengan kemienteng permukaan bumi maksimum 8%.
  2. Identifikasi bagian-bagian wilayah berdasarkan tingkat aksesbilitas berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tingkat aksesbilitas.
  3. Perumusan perencanaan umum, yaitu untuk 20 tahun berdasarkan hasil yang dikelompokkan berdasarkan konsep Struktur Pengembangan Wilayah/Status Wilayah Pembangunan dan meningkatkan secara optimal acara 20 tahun - tahap I koordinasi dengan sektor lain.
  4. Perumusan acara lima tahun berdasarkan hasil dan samasukan acara transmigrasi lima tahun - tahap II koordinasi dengan sektor lain.
  5. Penyesuaian foto udara skala 1 : 20.000 berdasarkan hasil perumusan acara lima tahun.
  6. Perumusan planning penlampauan tata pemukiman berdasarkan hasil pembiasaan foto udara skala 1 : 20.000 dan standar pemukiman tahap I - tahap III koordinasi dengan sektor lain.
  7. Penyediaan peta topografi detail berskala 1 : 20.000 hingga 1 : 5.000 berdasarkan hasil perumusan planning penlampauan tata pemukiman.
  8. Penyelesaian planning tata pemukiman detail berdasarkan hasil yang dicapai.
Pada rancangan penyiapan pemukiman transmigrasi di atas, tampak antara lain adanya dua aspek, yaitu penyebaran fenomena dalam ruang dan kemungkinan adanya interaksi antara insan dengan lingkungannya yang sebaik mungkin. 

Selain dari itu pula diadakan peramalan wilayah untuk suatu daerah pengaliran sungai (watershed). Pada hakikatnya suatu daerah pengaliran sungai ialah suatu ekosistem di mana komponen-komponen dalam daerah pengaliran sungai ini menyerupai organisme yang hidup di hidrosfer, litosfer, dan atmosfer saling mengadakan interaksi. 

Untuk hal ini sanggup diadakan peramalan untuk periode waktu tertentu dan dicari cara yang sabaik-baiknya semoga keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Suatu pola lain yakni peramalan wilayah untuk suatu kota sebagai nodal region. 

Untuk hal ini sanggup diadakan peramalan untuk periode waktu tertentu, contohnya ihwal jumlah penduduk, kepadatan, pertumbuhan komposisi penduduk, dan mutu penduduk yang akan terjadi pada periode waktu tertentu sehingga perlu dipikirkan semoga keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Membuat Pembagian Terstruktur Mengenai Dan Konsep Wilayah Menurut Fenomena Geografi Di Lingkungan Hidup Setempat"