Pdkt Dengan Sang Pemilik Cinta Sejati
Aku ingin mencintaimu…
Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api
Yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu...
Seperti arahan yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
Yang menjadikannya tiada...
Penggalan puisi di atas ialah puisi karyanya Sapardi Joko Damono. Terus terang, gue juga nggak terlalu paham dengan maksud yang tersirat dari puisi di atas. Tapi kayaknya asyik aja gitu kalo dijadiin intro buat edisi kali ini.
Kolega Save us, kayaknya udah jadi ‘kesepakatan' umum kalo cinta itu sanggup membuat hidup lebih hidup.
Karena cinta konon kabarnya mengandung segala perasaan indah wacana kebahagiaan ( happiness ), sangat senang ( comfort ), kepercayaan ( trust ), perteman dekatan ( friendship ), dan kasih-akung ( affection ).
Menurut R. Graves dalam The Finding of Love , cinta ialah sesuatu yang sanggup mengubah segalanya sehingga terlihat indah.
Jalaluddin Rumi juga pernah bersyair: “Karena cinta, duri menjadi mawar. Karena cinta, cuka berubah menjadi anggur segar...”.
Itu sebabnya, nggak usah heran kalo naluri mengasihi akan mendorong insan untuk memenuhi harapan cintanya itu. Orang yang jatuh cinta akan melaksanakan apa saja untuk menarikdanunik perhatian orang yang ia cintai.
Cinta sanggup juga tak pandang bulu. Tak pandang bulu sanggup berarti kita mengasihi siapa saja, dan dari kalangan mana saja. Nggak pilih-pilih. Karena tiruana berhak mendapat cinta.
Namun tidakboleh salah, meski cinta tak pandang bulu, tapi bukan berarti juga kita dibutakan oleh cinta. Iya dong, kalo bayang si beliau terlanjur lekat di hati, biasanya segala kesalahan dan belum sempurnanyanya cenderung kita abaikan. Waduh, berbahaya banget tuh.
Kolega Save us, paparan di atas sebagai fakta aja, bahwa energi cinta sanggup membuat ‘penderitanya' berbunga-bunga, bahkan sering tanpa sanggup membedakan mana cinta dan mana nafsu. Gawat kan?
Nah, kini coba kita bandingan kecintaan kita kepada Allah Swt, Sang Pemilik Cinta. Jika memang sama-sama cinta, harusnya kan sama ya?
Artinya, kecintaan kita kepada Allah pun akan ibarat gejalanya dengan cinta kita kepada sesama makhlukNya.
Meski tentu saja, mengasihi Allah jauh lebih besar manfaat dan pahalanya. Karena Allah ialah Pemilik Cinta, dan sekaligus Pemdiberi Cinta kepada kita-kita sebagai makhlukNya.
Bahkan Allah sudah mempersembahkan sinyal berpengaruh kepada kita dalam sebuah hadis Qudsy: “Kalau hambaKu mendekat sejengkal, Kusambut ia sehasta. Kalau ia mendekat sehasta, Kusambut ia sedepa. Kalau hambaKu hadir padaKu berjalan, Kusambut ia dengan berlari…”
"Mencuri" perhatian Allah
Kalo dengan sang inceran kita biasa nyari-nyari perhatian, sanggup curi pandang kalo kebetulan si beliau ada di kelas, kenapa dengan Allah tidak bisa?
Kalo dengan si beliau yang udah mencairkan dinding es yang selama ini kita bangun, kita sanggup begitu getol menjaga penampilan semoga ia tetap merasa betah melihat kita, kenapa dengan Allah tidak bisa? Ah, rasanya nggak adil!
Kolega Save us, kalo mau jujur, kita jarang banget mencuri perhatian Allah. Kalo benar kita cinta kepadaNya, seharusnya memang kita sering mencuri perhatianNya semoga Dia suka kepada kita.
sepertiyang halnya kalo kita sering CPCP alias curi pandang cari perhatian dengan orang yang kita incer abis-abisan.
Ibnul Qayyim pernah menuliskan sebuah kaidah sederhana dalam kitab cinta yang sangat populer, Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin, “Cinta akan lenyap dengan lenyapnya sebab…”
Kolega Save us, pertanyaannya sekarang, “Apakah ada lantaran untuk mengasihi Allah, sehingga kita perlu mencari perhatianNya?”
Ehm, alasannya tentu ada dong akung. Wong kepada makhlukNya aja kita sanggup jatuh hati dan cinta setengah mati spesialuntuk lantaran melihat pesona yang dimiliknya.
Entah gaya bicaranya, entah itu wajahnya, sanggup juga lantaran kepintarannya, termasuk perangainya, pun lantaran bentuk fisik yang menciptakanmu jatuh cinta. Bener nggak seh?
Nah, harus diakui bahwa Allah punya banyak pesona yang itu layak kita kagumi dan membuat kita lebih mencintaiNya, dan punya alasan bagi kita untuk sanggup mencuri perhatainNya.
Alasan sederhananya, lantaran Allah ialah pencipta semesta alam dan seluruh isinya, termasuk kita. Hmm… sangat anggun tentunya kalo kita mencintaiNya.
Kalo kita sering kagum dan jatuh cinta dengan seseorang yang cerdas, maka Allah lebih harus kita kagumi dan cintai lantaran Dia yang menganugerahkan kecerdasan kepada orang yang kita anggap cerdas.
Begitu pun kalo kita mengagumi seseorang yang punya wajah yang menggetarkan nurani kita, maka seharusnya kita berpikir lebih jauh, bahwa Allah layak lebih kita cintai lantaran Dia sudah membuat orang yang kita anggap punya wajah yang yummy dipandang mata itu.
Menjadi kekasih Allah
Dalam cerita yang sering kita dengar dan baca, Nabi Ibrahim begitu mengasihi putranya. Luapan cinta yang tak tertahankan kepada putranya yang setelah puluhan tahun didambakannya.
Ismail menjadi muara kehidupan bagi Nabi Ibrahim. Namun, Allah menguji cintanya dengan menurunkan perintah untuk mengurbankan anaknya.
Aduh, hati orang bau tanah mana yang nggak remuk kalo perintahnya ibarat ini. Tapi, Nabi Ibrahim berhasil lulus ujian tersebut. Terbukti ia lebih mengasihi Allah dengan menjalankan perintahNya ketimbang mengasihi anak dan keluarganya. Nabi Ibrahim tulus melakukannya. Subhanallah .
Cinta kepada Allah itu mutlak, tiada sekutu bagiNya. FirmanNya:
“Allah menyatakan bahu-membahu tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia” (QS ali Imaran [3]: 18)
Menjadi kekasih itu butuh pengorbanan. Tentu, semoga cinta yang kita diberikan kepada kekasih kita bermakna. Itu sebabnya, mengasihi Allah pun memerlukan pengorbanan.
Seorang tokoh sufi berjulukan Bayazid Bustami mengatakan: “Cinta ialah melepaskan apa yang dimiliki seseorang kepada Kekasih (Allah) meskipun ia besar; dan menganggap besar apa yang diperoleh kekasih, meskipun itu sedikit.”.
Dan jujur saja, kalo kita sedang jatuh cinta, menyebut namanya saja ada gejolak ahli di hati kita. Maka, bila Allah kita cintai, rasanya pantas bila kita pun bergetar menyebut namaNya.
Firman Allah Swt.: “Sesungguhnya orang-orang yang diberiman itu ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,” (QS al-Anfaal [8]: 2)
Kolega Save us, yuk kita cintai Allah dengan sepenuh hati. Tunjukkan cinta kita kepadaNya dengan mentaati seluruh syariatNya. Amalnya perintahNya, jauhi laranganNya. Insya Allah kita sanggup kok. PDKT yo…!
Post a Comment for "Pdkt Dengan Sang Pemilik Cinta Sejati"