Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sumber Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari Lengkap Dengan Prasasti Peninggalan, Silsilah Raja-Raja, Letak Geografis Serta Kehidupan Agama Dan Sosial Politik

Berikut ini akan dijelaskan terkena sejarah kerajaan singasari, sejarah berdirinya kerajaan kerajaan singasari, kerajaan singasari, peninggalan kerajaan singasari, silsilah kerajaan singasari, lokasi kerajaan singasari, sumber sejarah kerajaan singasari, kehidupan sosial kerajaan singasari, prasasti kerajaan singasari, kerajaan singasari lengkap, silsilah raja singasari, raja kertguagara, karya sastra kerajaan singasari, kehidupan politik kerajaan singasari, letak geografis kerajaan singasari, raja raja singasari, agama kerajaan singasari.

Kerajaan Singasari

a. Berdirinya Kerajaan Singasari dan perkembangan politik

Sesudah berhasil mengalahkan Kertajaya, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari dan berkuasa selama lebih kurang lima tahun, yaitu dari tahun 1222 hingga tahun 1227. 

Ken Arok tewas dibunuh seorang pengalasan pada tahun 1227 atas perintah Anusapati. Anusapati ialah anak Tunggul Ametung dan Ken Dedes (anak tiri Ken Arok). 

Ken Arok kemudian didharmakan di Kagenengan dalam bangunan suci agama Syiwa dan Buddha. Adapun Anusapati kemudian memerintah Singasari selama 21 tahun (1224 – 1248).

Pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati menjadikan dendam putra Ken Arok dan Ken Umang, yaitu Tohjoyo. Ia berusaha membalas maut ayahnya dan berhasil membunuh Anusapati pada tahun 1248, saat keduanya tengah menyabung ayam. Anusapati didharmakan di candi Kidal. 

Tohjoyo naik takhta menjadi Raja Singasari, namun spesialuntuk untuk beberapa bulan. Sebabnya ialah Ranggawuni, putra Anusapati, menyerang Keraton Singasari dimenolong para pengikutnya untuk membalas maut ayahnya. 

Dalam serangan tersebut, Tohjoyo berhasil melarikan diri, namun kemudian meninggal akhir luka-luka yang dideritanya di Katung Lumbung. 

Ranggawuni naik takhta menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana dan memerintah dari tahun 1248 – 1268. 

Ia berusaha menghentikan usaha-usaha balas dendam dengan memdiberi jabatan-jabatan tertentu. Salah satunya ialah mengangkat Mahisa Cempaka, putra Mahisa Wongatelang (Mahisa Wongateleng ialah putra Ken Arok dan Ken Dedes), menjadi Ratu Angabahaya dengan gelar Narasinghamurti. 

Pada tahun 1254, Wisnuwardhana mengangkat anaknya yang berjulukan Kertguagara menjadi raja muda (Yuwaraja). 

Wisnuwardhana meninggal pada tahun 1268 dan didharmakan sebagai Syiwa di Waleri dan sebagai Buddha Amoghapasa di Jajagu atau candi Jago. Tidak usang kemudian, Mahisa Cempaka juga meninggal dan didharmakan di Kumeper.

b. Masa pemerintahan Kertguagara

Kertguagara memerintah Singasari dari tahun 1268 hingga tahun 1292. Ia ialah raja terbesar Kerajaan Singasari. Sesudah naik takhta, ia bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertguagara. 

Ia mempunyai gagasan besar di bidang politik dan populer sebagai raja yang mempunyai keinginan meluaskan bagan kekuasaan hingga mencakup seluruh Nusantara.

Usaha-usaha Kertguagara untuk mencapai cita-citanya itu sebagai diberikut.

1) Usaha di dalam negeri

  • Untuk memperlancar pemerintahannya, Kertguagara dimenolong oleh tiga orang mahamenteri, yaitu I Hino, I Sirikan, dan I Halu. Tugas mereka ialah mengatur dan meneruskan perintah raja melalui tiga menteri pelaksana, yaitu Rakryan Apatih, Rakryan Demung, dan Rakryan Kanuruhan.
  • Karena dipandang kurang mendukung gagasan raja, Mahapatih Raganatha diganti oleh Aragani. Namun, semoga tidak kecewa, Raganatha diangkat menjadi adhyaka di Tumapel.
  • Karena dianggap masih punya korelasi erat dengan Kediri, Banyak Wide diangkat menjadi Bupati Semenep (Madura) dengan gelar Arya Wiraraja.
  • Angkatan perang, baik prajurit darat maupun armada laut, diperkuat dengan melengkapi peralatan dan persenjataannya.
  • Menumpas segala pemberontakan yang terjadi di dalam negeri, misalnya, Pemberontakan Bhayaraja (1270) dan Pemberontakan Mahesa Rangkah (1280).
  • Mengajak kolaborasi lawan-lawan politik, misalnya, Jayakatwang (keturunan Raja Kediri) diangkat menjadi raja kecil di Kediri dan putranya, Ardharaja dijadikan menantu Kertguagara.
  • Raden Wijaya, putra Mahisa Cempaka, juga dijadikan menantu.
  • Untuk mendapat simpati dan derma dari para pemuka agama, diangkatlah seorang kepala agama Buddha dan seorang pendeta Mahabrahma sebagai pendamping raja.

2) Usaha ke luar negeri

a) Sesudah armada lautnya kuat, Kertguagara mulai melebarkan akup ke luar Jawa. Pertama-tama, Kertguagara ingin menguasai Sriwijaya. 

Pada tahun 1275, Kertguagara mengirimkan ekspedisi ke Melayu (Ekspedisi Pamalayu) untuk menghidupkan kembali Kerajaan Melayu di Jambi semoga sanggup menyaingi dan melemahkan Kerajaan Sriwijaya. 

Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah atau menahan gerak perluasan prajurit Mongol yang dipimpin Kaisar Kublai Khan.

b) Pada tahun 1284, Kertguagara mengirimkan ekspedisi ke Bali dan berhasil menanamkan imbas dan kekuasaannya di sana.

c) Pada tahun 1286, Kertguagara mengirimkan sebuah Patung Amoghapasa beserta 14 pengiringnya kepada Raja Melayu, Mauliwamadewa. Hal itu dimaksudkan untuk mempererat dan memperkuat pertahanan Singasari – Melayu.

d) Menundukkan Jawa Barat (1289), Pahang di Melayu, dan Tanjungpura di Kalimantan alasannya ialah daerah-daerah ini sangat strategis untuk menghadang perluasan tentara Mongol.

e) Menjalin perteman dekatan dengan raja-raja di Semenanjung Malaka dan Indocina dengan jalan mengawinkan putri Kertguagara dengan Raja Indocina.

Pada masa pemerintahan Kertguagara, di Singasari sudah berkembang sentra agama Buddha anutan Tantrayana. Hal ini terbukti dalam prasasti yang dituliskan pada lapik (alas) "Jaka Dolok" yang ada di Taman Simpang Surabaya. 

Lapik tersebut sebut bahwa Kertguagara sudah dinobatkan sebagai Jiwa atau Dhyani Buddha (Aksobhya). Masa pemerintahan Kertguagara berakhir saat Kertguagara dibunuh oleh Jayakatwang, raja dari Kediri.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Sumber Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari Lengkap Dengan Prasasti Peninggalan, Silsilah Raja-Raja, Letak Geografis Serta Kehidupan Agama Dan Sosial Politik"