Sejarah Proses Masuknya Agama Islam Di Nusantara Indonesia Menurut Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, Teori Cina, Dan Teori Maritim
Artikel sejarah kita kali ini akan mengulas sejarah islam, teori masuknya islam ke indonesia, teori masuknya islam di indonesia, masuknya islam di indonesia, proses masuknya islam di indonesia, teori masuknya agama islam di indonesia, masuknya agama islam ke indonesia, masuknya islam ke indonesia, masuknya agama islam di indonesia, teori penyebaran islam di indonesia, teori teori masuknya islam di indonesia, masuknya islam di nusantara, teori gujarat, teori makkah, teori persia, teori cina, teori maritim.
TEORI SEJARAH AWAL MASUK ISLAM KE NUSANTARA INDONESIA
Pertanyaan yang selalu meresahkan para sejarawan: Kapan Islam masuk ke Nusantara Indonesia? Apakah dibawa oleh wirausahawan atau guru-guru tasawuf. Dari manakah asal wirausahawan atau guru-guru tasawuf tersebut.
Daerah mana diantara Nusantara Indonesia yang demikian luas, sebagai kawasan pertama yang mendapatkan pemikiran Islam? Apakah oleh ketiga wirausahawan dari Arab, India dan Cina? Pulau manakah yang lebih lampau, Sumatra, Jawa, Kalimantan, atau Sulawesi.
Problem masuknya Islam ke Indonesia sukar dipastikan. Wilayah mana yang dimasuki paling aawal. Nusantara Indonesia sangat luas dan Nusantara berposisi geografis terletak dipersimpangan jalur bahari niaga antara Arabiya, India dan Cina.
Diwilayah yang terdiri dari kepulauan, sekitar 27.000 pulau, dengan daratan sekitar 2.000.000 km2 dan luas lautan sekitar 3.200.000 km2 seluruhnya seluas 5.200.00 km2 maka sukar untuk memastikan wilayah mana yang pertama mendapatkan wiraniagawan Muslim dari Arab, India, Maladewa, Yunan, dan Cina. Oleh lantaran itu, terdapat beberapa teori tentang masuknya agama Islam ke Nusantara:
TEORI GUJARAT
Hanya jawaban system penulisan, sejarah Islam Indonesia mengikuti hasil penulisan sarjana Belanda, terutama mengikuti teori Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje maka diteorikan Islam masuk dari Gujarat.
Menurutnya, Islam mustahil masuk ke Nusantara Indonesia eksklusif dari Arabia tanpa melalui pemikiran tasawuf yang berkembang di India. Dijelaskan pula bahwa kawasan India tersebut ialah Gujarat.
Daerah pertama yang dimasuki ialah kesultanan Samudra Pasai. Waktunya masa ke-13 M. Snouck tidak mengambarkan antara masuk dan berkembangnya Islam.
Tidak pula dijelaskan di Gujarat menganut mazhab apa dan di Samudra Pasai berkembang mazhab apa? Mungkinkah Islam begitu masuk ke Samudra Pasai eksklusif mendirikan kekuasaan politik atau kesultanan?
TEORI MAKKAH
Prof.Dr. Buya Hamka dalam Seminar Masuknya Agama Islam Ke Indonesia di Medan (1963) lebih mengutamakan fakta yang diangkat dari Berita Cina Dinasti Tang.
Adapun waktu masuknya agama Islam ke Nusantara Indonesia terjadi pada masa ke-7M. dalam Berita Cina Dinasti Tang tersebut menuturkan dijumpainya kawasan hunian wirausahawan Arab Islam di pantai barat Sumatra maka disimpulkan Islam masuk dari kawasan asalnya Arab.
Dibawa oleh para pengusaha Arab. Sedangkan kesultanan Samudra Pasai yang didirikan pada 1275 M atau masa ke 13 M, bukan awal masuknya agama Islam, melainkan perkembangan agama Islam.
TEORI PERSIA
Prof.Dr. Abubakar Atjeh mengikuti pandangan Dr. Hoesein Djajadiningrat, Islam masuk dari Persia dan bermazhab Syi’ah. Pendapatnya didasarkan pada system baca atau system mengeja membaca Al-Qur’an, terutama di Jawa Barat.
Arab mengeja dengan Fat-hah - Persia menyebutnya Jabar
Kasrah - Je-er
Dhammah - Py-es
Teori ini dinilai lemah lantaran tidak tiruana pengguna system baca karakter Al-Qur’an tersebut Persia penganut mazhab Syi’ah. Bukankah pada ketika Baghdad sebagai ibukota Khilafah Abbasiyah, Khilafah Abbasiyah umumnya penganut Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Lebih terang di Jawa Barat walaupun system mengeja baca karakter Al-Qur’an dengan cara ibarat itu. Namun, para pengguna system baca Persia bukan penganut Mazhab Syi’ah.
Tidakkah penganut tasawuf Qadiriyah Naqsabandiyah bukan penganut Mazhab Syi’ah? Pada umumnya, di Jawa Barat bermazhab Syafi’I, ibarat Abbasiyah di Baghdad Persia bermazhab Syafi’i.
TEORI CINA
Prof.Dr. Slamet Muljana, 1968, dalam Runtuhnya Keradjaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara, tidak spesialuntuk beropini Soeltan Demak ialah orang peranakan Cina.
Namun juga, menyimpulkan bahwa para wali Songo ialah rang peranakan Cina. Pendapat ini bertolak dari Kronik Klenteng Sam Po Kong.
Misalnya Soeltan Demak Penembahan Fatah dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong berjulukan Penembahan Jin Bun nama Cinanya.
Arya Damar sebagai sebagai pengasuh Penembahan Jin Bun pada waktu di Palembang, berjulukan Cina, Swan Liong. Sultan trenggana disebutkan dengan nama Cina, Bong Swi Hoo. Sunan Gunung Jati dengan nama Cina, Toh A Bo.
Sebenarnya berdasarkan budaya Cina dalam penulisan sejarah nama tempat yang bukan negeri Cina, dan nama orang yang bukan bangsa Cina, juga di cinakan penulisannya.
Misalnya putrid dari Radja Wikramardhana ialah suhita, dan sebagai Ratu Budha Sriwijaya dituliskan dengan nama Cina, San-fo-tsi.
Namun Anehnya, Prof.Dr, Slamet Muljana tidak sebut bahwa ratu suhita atau Su King Ta ialah orang peranakan Cina dan Kerajaan Budha Sriwijaya atau San-Fo-Tsi ialah kerajaan Cina.
Besar kemungkinan seluruh nama-nama raja Majapahit dan nama Kerajaan Hindu Majapahit pun ibarat halnya kerajaan lainnya dicinakan pula dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong Semarang.
Anehnya, nama-nama wali dan nama sultan Demak dicinakan dalam Kronik Klenteng Sam Po Kong, ditafsirkan oleh dia sebagai orang Cina.
Oleh lantaran itu, kelemahan data dan system interpretasi yang demikian ini, menyebabkan Prof.Dr.G.W.J.Drewes Guru Besar Islamologi dari Universitas Leiden, ketika di IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, didiberitakan oleh Berita Buana, Selasa 23 Nopember 1971, menyatakan bahwa pengambilan data yang dikumpulkan oleh Prof.Dr. Slamet Muljana tidak sempurna dan tidak beralasan.
Lalu, bagaimana dengan adanya perbedaan pendapat ibarat yang sudah dijelaskan? Berikut ini, perlu penulis sampaikan lagi analisis para sejarawan untuk memperoleh sedikit kejelasan.
Umumnya, dasar tinjauannya lebih mengarah kepada tugas para wirausahawan dalam mendakwahkan pemikiran Islam.
Walaupun di Madinah dan Makkah, terjadi peperangan selama sepuluh tahun antara 1-11H/622-632M. Namun, tidaklah memutuskan jalan bahari niaga yang sudah mentradisi.
Perniagaan berlangsung terus di wilayah yang terbentang antara Timur Tengah, India dengan Cina. Apalagi setelah perang tersebut berakhir pada masa Khulafaur Rasyidin (11-41H/632-661 M), kontak niaga semakin lancar.
Para teman dekatRasulullah saw jugabanyak yang meninggalkanMadinah, menjadiparada’I di luarJazirah Arabia. Banyak makam para teman erat dan keluarga Rasulullah saw berada di luar Jazirah Arabia, contohnya di Kantong, Cina terdapat makam Sahabat Rasulullah saw yang sangat dihormati.
TEORI MARITIM
Menurut teori ini sebagaimana yang diutarakan oleh N.A Baloch sejarawan Pakistan, Masuk dan Perkembangan agama Islam di Nusantara Indonesia, jawaban umat Islam mempunyai navigator atau mualim dan Wirausaha Muslim yang dinamik dalam penguasaan maritime dan pasar?
Melalui acara ini, pemikiran Islam mulai dikenalkan di sepanjang jalan bahari niaga di pantai-pantai tempat persinggahannya pada masa ke 1-H atau masa ke-7 M.
Oleh lantaran itu langkah awal sejarahnya, pemikiran Islam dikenalkan di pantai-pantai Nusantara Indonesia hingga di Cina Utara oleh para wirausahawan Arab.
Demikian pendapat N.A Baloch dalam The Advent of Islam in Indonesia. Dijelaskan pula tentang waktunya, terjadi pada masa ke-1 H atau 7 M. adapun proses waktu yang dilalui dalam dakwah pengenalan pemikiran Islam ini, berlangsung selama lima abad, dari masa ke 1-5 H/ 7-12 M.
Langkah diberikutnya, N.A Baloch mengambarkan mulai masa ke-6 H/ 13 M terjadi pengembangan Islam hingga kepedalaman.
Pada periode ini pengembangan agama Islam kepedalaman dilakukan oleh para wirausahawan pribumi. Selain itu, dimulai dari Aceh pada masa ke 9 M. Kemudian, diikuti di wilayah lainnya di Nusantara, kekuasaan politik Islam atau kesultanan mulai tumbuh.
Demikianlah beberapa teori tentang bagaimana proses awal masuknya pemikiran Islam kewilayah Nusantara Indonesia.
Problematika sekitar masuknya agama Islam ke Nusantara Indonesia tidak spesialuntuk sebatas problem waktu (Temporal) dan tempat (spatial), serta pelakunya (personal).
Namun juga, dalam problem personal, bagaimana peranan wirausahawan Cina Islam dalam dakwahnya pada 7 M hingga sekarang belum terpecahkan.
Sumber sebabnya adaah kebijakan penulisan sejarah dari pemerintah Kolonial Belanda dengan sejarawan Belandanya atau Barat pada Umumnya, masih mempermasalahkan masuknya Islam dari Arab, atau India Semata.
Tidak menambah dengan teori masuknya Islam dari Cina. Walaupun pedagang yang sangat lebih banyak didominasi menguasai pasar ialah Cina.
Post a Comment for "Sejarah Proses Masuknya Agama Islam Di Nusantara Indonesia Menurut Teori Gujarat, Teori Makkah, Teori Persia, Teori Cina, Dan Teori Maritim"