8 Pola Paragraf Narasi Terbaru Dan Terlengkap
Contoh Paragraf Narasi – Bagi seseorang yang ingin menulis atau hobi membaca, tentu perlu mengetahui terlebih dahulu beberapa jenis paragraf, salah satunya yakni paragraf narasi atau naratif. Paragraf narasi merupakan bentuk karangan atau dongeng yang menyajikan suatu insiden atau peristiwa, serta bagaimana insiden tersebut berlangsung secara runtut. Peristiwa tersebut sanggup berupa insiden yang benar-benar terjadi namun juga sanggup berupa khayalan pengarangnya saja. Roman, cerpen, novel, drama, biografi serta kisah perjalanan termasuk dalam jenis goresan pena narasi ini. Dalam paragraf narasi terdapat plot, setting, tokoh, dan konflik. Jenis paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, jadi semua kepingan dalam paragraf yakni inti paragraf.
Dengan banyaknya jenis paragraf, kemudian Bagaimana cara membedakan paragraf narasi denagn paragraf lainnya? Hal ini cukup mudah, amati saja ciri-ciri dari paragraf narasi menyerupai yang menjadi titik sentral karangan merupakan kisah, menggambarkan perbuatan serta tindakan yang terjadi pada suatu rangkaian waktu, mempunyai tokoh untuk diceritakan, mempunyai plot atau alur dalam penyampaian cerita. Paragraf narasi terbagi atas dua macam yaitu narasi ekspositoris dan narasi Sugestif.
Narasi ekspositoris merupakan bentuk paragraf narasi yang mempunyai tujuan memberikan isu wacana berlangsungnya suatu proses peristiwa. Paragraf narasi jenis ini bersifat memperluas pengetahuan pembacanya. Tahapan demi tahapan dalam sebuah proses disampaikan melalui bahasa yang informatif yang menitik beratkan pada penggunaan kata denotatif yang mengutamakan logika dan rasio.
Sedangkan narasi sugestif merupakan suatu bentuk paragraf narasi yang mempunyai tujuan merangsang daya khayal pembacanya menyerupai dalam bentuk cerpen maupun novel. Tujuan utamanya yaitu memberi makna dari insiden atau insiden menjadi suatu pengalaman . Bahasa yang digunakan lebih cenderung menggunakan bahasa kiasan dengan penggunaan kata konotatif.
Berikut ini beberapa macam paragraf narasi :
Contoh Paragraf Narasi ekspositoris :
1.Waktu itu saya berumur 8 tahun ketika masih duduk di dingklik kelas 3 sekolah dasar. Pagi itu terlihat biasa saja, dengan segala rutinitasku ditiap pagi sebagai seorang siswa biasa. Aku bangkit pukul setengah 5 pagi. Hari itu yakni hari Sabtu, hari dimana sekolahku mengadakan acara jalan sehat secara rutin. Hal yang tak begitu kuminati. Hanya saja saya tidak sanggup menghindar. Setelah final mempersiapkan diri, akupun segera pergi ke sekolah. Aku sempat berharap di hari itu tidak akan ada jalan sehat. Namun itu hanya sebatas harapan. Sesampainya di sekolah saya pun segera mengganti seragamku dengan baju olahraga dan dengan segera bergabung dalam barisan. Setelah beberapa ratus meter, tiba-tiba…. Gubrak…. saya pun terpeleset. Untung dikala itu rombongan sudah jauh meninggalkan aku. Namun sialnya sepatuku juga terjatuh ke parit. Aku pun panik dan bingung. Kemudian saya memutuskan diri untuk kembali ke rumah saja dengan menenteng sepatu yang bukan main kotornya.
2.Siang itu, pada hari Jum’at pekan lalu, Randi bermain sangat bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, kemudian bergantian dengan klarinet, meniupkan melodi utamanya. Randi beserta tujuh kawannya berbaris mengiringi Adi, memepelai laki-laki yang akan telah menyunting Maryani, gadis yang rumahnya berada di Perumahan Kampung Melayu. Mereka membawakan lagu yang dirasa sempurna untuk mengantar Adi, sang pengantin.
3.Adi Sanjaya terlahir dari sebuah keluarga miskin pada 16 Februari 1992. Ayahnya hanyalah seorang buruh tani sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Meskipun ia tergolong anak yang miskin, Adi mempunyaiu semangat besar untuk merubah nasibnya. Dia juga termasuk anak yang akil di sekolah. Adi menempuh pendidikannya di SD Impress yang ada di sebuah desa terpencil. Anak-anak di kampungnya umumnya eksklusif berkerja sehabis lulus dari SD. Namun Adi berbeda, ia mempunyai keinginan besar lengan berkuasa untuk terus melanjutkan pendidikannya. Kemudian Adi berguru di SMPN 20 yang terletak jauh dari desanya. Adi bahkan harus berjalan kaki selama 4 jam semoga hingga di sekolah. Walaupun tetap bersekolah, tak lupa ia juga selalu membantu ayahnya dalam bekerja menyerupai berjualan atau menjadi kuli panggul di pasar. Setelah ia lulus SMP, hampir saja tidak sanggup melanjutkan pendidikan di jenjang SMA. Beruntung gurunya mau membiayai sekolahnya di SMA, berkat keinginannya berguru yang besar lengan berkuasa serta prestasinya. Setelah lulus dari Sekolah Menengan Atas ia menerima beasisiwa untuk kuliah di ITB. Anjar menjadi mahasiswa yang aktif, baik dalam perkuliahan maupun organisasi. Kini Adi Sanja berasal dari desa terpencil dan juga miskin telah sukses berkat ketekunannya. Kini Adi telah menjadi guru besar di salah satu Universitas di Indonesia.
4.Aku berjalan menuju halaman rumah yang sunyi. Aku terus saja berjalan di kota kecil yang begitu sunyi, hingga kutemukan patung sepeda-sepedaan yang berada di tengah taman. Seorang gadis berbaju hijau mengintip dari balik rerimbun daun. Aku pun mengejarnya. Lantas, ia berhenti di sudut taman. Kami sling berpandangan sebelum saya tahu ia benar-benar menghilang. Bolak-balik aku coba untuk mencarinya. Sebelum saya benar-benar sanggup menemukannya, dering jam weker mengejutkanku. Cahaya matahari telah menerobos masuk ke jendela kamarku.
Untuk menambah pemahaman dalam membedakan paragraf narasi ekspositoris dengan paragraf narasi sugestif, berikut ini dijabarkan beberapa
pola paragraf narasi sugestif :
1.Aku menuju lapangan terbang dengan menunjukkan kartu kuning. Segera saja saya diijinkan turut menumpang Dakota. Ketika turun dari kemayoran, dengan segera saya naik taksi ke Priok. Kapal yang akan berangkat ke Malaysia ialah majesty. Aku berlari secepat rusa menuju kapal tersebut. Berdiri dengan bersandarkan, terali tampaklah seorang laki-laki setengah baya, berpakaian teluk belanga, berpeci seremban serta berkain sarung Trengganau.
2.Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali sebelah timur, terdengar bunyi jeritan orang. Tetapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang sangat hebat, kemudian damai seketika. Desingan yang banyak mulai reda, tinggal satu-satu letusan di sana sini. Wardina menegakkan kepala, matanya mulai liar, badannya dihadapkan ke timur, ke arah jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke barat, tegak bertolak pinggang, kemudian lari, lari menurutkan jalan rel, lari kencang sambil berkomat-kamit.
3.Patih Pranggulang menghunus pedang di tangannya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Namun anehnya sebelum menyentuh tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih pun memungut pedang itu, kemudian mengayunkannya lagi ke tubuh Tunjungsekar. Sudah tiga kali Patih Pranggulang melaksanakan hal yang sama, tetapi semuanya gagal.
4.Saat ini Dika sedang duduk menatap soal matematika di depannya. Ia terpaku sebab tak sanggup mengerjakan soal-soal itu. Dalam hatinya, ia menyesal sebab semalaman ia menghabiskan waktunya dengan bermain game. Tak satu pun soal yang sanggup terpecahkan, walaupun seluruh kekuatan otaknya telah dikerahkan. Terlintas dalam pikirannya semoga bertanya saja pada sobat yang berada di sampingnya. Namun ketakutan merayapi perasaannya, mata pengawas selalu berkeliaran ke seluruh penjuru ruang kelas.
Demikianlah pemaparan mengenai paragraf naratif. Untuk memahami lebih jauh mengenai jal ini, kita sanggup menganalisa ciri yang terdapat dalam contoh paragraf Narasi.
Post a Comment for "8 Pola Paragraf Narasi Terbaru Dan Terlengkap"