Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Kelompok Atau Jenis-Jenis Mikroba Menurut Pada Proses Dekomposisi

Secara umum jenis basil lebih cepat pertumbuhannya dibanding dengan jenis mikroba yang lain, namun basil bukan ialah pioneer dalam dekomposisi materi organik. 

Bakteri tidak sanggup memecah senyawa kompleks, basil gres aktif jikalau senyawa kompleks sudah terdekomposisi oleh jenis fungi menjadi bentuk yang lebih sederhana. 

Kelompok fungi yang terdiri dari kapang dan khamir (yeast) ialah jenis dekomposer pioneer yang sanggup memecah senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. 

Jenis-jenis fungi bersel banyak (mushroom) termasuk jenis pioneer dalam proses dekomposisi materi organik. 

 Secara umum jenis basil lebih cepat pertumbuhannya dibanding dengan jenis mikroba yang  3 Kelompok Atau Jenis-Jenis Mikroba Berdasarkan Pada Proses Dekomposisi

Berdasarkan proses dekomposisi, dekomposer sanggup dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok mikroba. Pertama, mikroba aerob ialah jenis yang membutuhkan oksigen untuk kegiatan hidupnya. 

Jenis-jenis ini akan berkembang dengan baik pada kondisi cukup tersedia oksigen. Kedua, kelompok mikroba yang dalam hidupnya tidak memerlukan oksigen disebut kelompok anaerob

Kelompok ini pertumbuhannya akan optimum pada kondisi tanpa oksigen. Ketiga, jenis kelompok di antara dua jenis tersebut yaitu jenis mikroba yang dalam perkembang-biakannya membutuhkan jumlah oksigen yang terbatas, jenis ini disebut aerob fakultatif.

a) Kapang

Kapang ialah mikroba bersel tunggal berupa benang- benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, dan berkembang biak dengan spora atau membelah diri.

Kapang mempunyai kimasukan pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1,5-11,0. Sebagian besar kapang sanggup hidup pada aw> 0.70 serta tidak tahan gerah, kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh dan lebih tahan asam. 

Spora kapang sanggup tahan hingga 920 C selama 1 menit dalam kondisi asam. Akan tetapi untuk mencapai konsistensi yang menyerupai itu, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora.

b) Khamir

Khamir disebut juga ragi ialah mikroba bersel tunggal berbentuk lingkaran lonjong dan memperbanyak diri melalui pembentukan tunas atau askospora, tetapi tidak membentuk benang–benang miselium Khamir mempunyai kimasukan pH pertumbuhan 1,5-8,5. 

Namun kebanyakan khamir lebih cocok tumbuh pada kondisi asam, yaitu pada pH 4-4,5, sehingga kerusakan oleh khamir lebih mungkin terjadi pada produk-produk asam. 

Kebanyakan khamir sanggup hidup pada aw>0.80. Suhu lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan khamir ialah 25-30oC dan suhu maksimum 35-47oC. 

Beberapa khamir sanggup tumbuh pada suhu 0oC atau lebih rendah. Khamir tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi khamir fermentatif sanggup tumbuh secara anaerobik meskipun lambat.

Khamir spesialuntuk sedikit resisten terhadap pemanasan, dimana kebanyakan khamir sanggup terbunuh pada suhu 77oC. Oleh alasannya itu, khamir sanggup dengan mudah dibunuh dengan suhu pasteurisasi. 

Pada umumnya pertumbuhan khamir ditandai dengan pembentukan alkohol dan gas CO2.Seperti halnya kapang, khamir yang tumbuh pada masakan yang diolah dengan pemanasan tidak menjadikan penyakit pada manusia.

c) Bakteri

Bakteri ialah mikroba bersel tunggal yang mempunyai dinding sel, berkembang biak dengan membelah diri dan mempunyai empat bentuk utama yaitu kokus (bulat), basil (seperi batang), koma dan spiral.

Kebanyakan basil sanggup hidup pada aw >0.90, sehingga kerusakan oleh basil terutama terjadi pada produk-produk yang berkadar air tinggi. Beberapa basil memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya yang disebut basil aerobik. 

Untuk beberapa basil lainnya, oksigen bersifat racun. Bakteri ini dinamakan anaerob. misal basil yang bersifat anaerobik ialah clostridium. 

Ada juga basil yang sanggup tumbuh pada kondisi tanpa dan dengan adanya oksigen. Kelompok ini disebut fakultatif anaerobik, contohnya Bacillus. 

Suhu ialah salah satu faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan bakteri. Berdasarkan suhu optimum pertumbuhannya, basil sanggup dibedakan atas tiga grup, yaitu:
  • Psikrotropik: suhu optimum 14-20oC, tetapi sanggup tumbuh lambat pada suhu refrigerator (4oC). Kelompok basil psikotropik yang penting pada masakan kaleng ialah Clostridium botulinum tipe E dan strain non-proteolitik tipe B dan F.
  • Mesofilik: suhu optimum 30-37oC. Suhu ini ialah suhu normal gudang. Clostridium botulinum ialah salah satu teladan mikroorganisme kelompok ini.
  • Termofilik: suhu optimum kebanyakan termofilik ialah 45-60oC. Jika spora basil tidak sanggup bergerminasi dan tidak tumbuh di bawah suhu 50oC, basil tersebut disebut obligat termofil. Jika tumbuh pada kimasukan suhu 50-66oC atau pada suhu yang lebih rendah (38oC), basil ini disebut fakultatif termofilik. Beberapa obligat termofil sanggup tumbuh pada suhu 77oC dan basil ini sangat resisten terhadap pemanasan (121oC selama 60 menit). Bakteri termofilik tidak memproduksi toksin selama pertumbuhannya pada makanan. misal basil dari kelompok ini ialah Bacillus stearothermophilus. Pertumbuhan basil ditentukan oleh kondisi pH lingkungannya. Bakteri mempunyai kimasukan pH pertumbuhan lebih sempit dibandingkan dengan kapang dan khamir, yaitu antara 4,0-8,0. Kebanyakan basil tidak sanggup tumbuh pada pH di bawah 4,0 dan di atas 8,0. Makanan yang mempunyai pH <4.0 akan semakin abadi alasannya mudah basil tidak sanggup tumbuh.

Nilai pH atau keasaman masakan dipengaruhi oleh asam yang terdapat pada masakan tersebut. Keasaman ada dalam masakan sanggup terjadi secara alamiah, contohnya pada buah-buahan asam; atau terbentuk selama fermentasi, contohnya yoghurt, pikel, sayur asin dan sebagainya. 

Nilai pH minimum untuk pertumbuhan mikroorganisme kadang kala dipengaruhi oleh jenis asam yang terdapat dalam masakan tersebut. 

Sebagai contoh, beberapa Laktobasili sanggup tumbuh pada pH yang lebih rendah jikalau asam yang terdapat pada masakan tersebut berupa asam asetat atau asam laktat. Bakteri sanggup berbentuk sel vegetatif atau sel sporanya. 

Pada umumnya sel vegetatif basil lebih sensitif terhadap gerah dibanding sel sporanya, sehingga sel vegetatif basil lebih mudah dihancurkan dibandingkan sel sporanya. 

Sel vegetatif basil sanggup dihancurkan dengan proses pasteurisasi, sedangkan sel spora umumnya sanggup dihancurkan dengan proses sterilisasi.

Pembentukan spora basil ialah salah satu tahap istirahat dalam siklus kehidupan bakteri. Spora basil ialah struktur tahan terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim, contohnya keadaan kering, pemanasan, keadaan asam da sebagainya. 

Beberapa spora basil tahan pada suhu air mendidih (100oC) selama 16 jam. Spora yang tahan gerah juga tahan terhadap perlakuan kimia. 

Beberapa spora basil tahan lebih dari tiga jam dalam larutan disinfektan yang biasa dipakai di industri pangan. Bakteri yang tidak membentuk spora atau sel vegetatif dengan mudah sanggup di-inaktivasi dengan sanitiser.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "3 Kelompok Atau Jenis-Jenis Mikroba Menurut Pada Proses Dekomposisi"