Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Puisi Pendekar Indonesia Ihwal Kepahlawanan

Puisi Pahlawan - Pahlawan yaitu orang-orang yang berjiwa merdeka yang harus kita hormati atas segala jasa dan perjuangannya. Untuk menghormati para satria di Indonesia kali ini ada beberapa puisi satria karya sastrawan asal Sumedang yaitu Saini Kosim atau biasa di sebut Saini K. M, selain sebagai penulis novel dan drama dia juga sangat cendekia dalam menulis puisi-puisi bergenre tanah air atau segala sesuatu yang berkaitan dengan kebangsaan. Inilah beberapa puisi perihal pahlawannya.

Puisi Pahlawan Karya Saini KM :

BENDERA DARAH DAN AIR MATA KAMI


Oleh : Saini K. M.

Telah kami pertahankan bagimu suatu ruang di langit
Berkibarlah selalu ! lambailah angkatan-angkatan yang akan datang
dari ufuk sejarah. Biarlah mereka tengadah padamu senantiasa
Bawah hujan darah, bawah taufan api !

Kami yang tiba hari ini dan yangbernaung di kakimu
telah jauh berjalan, melangkahi mayat sanak sendiri
Kami yang sekarang tegak beradu pundak di sini, yakni akan kebesaran
semangat kami yang dilambangkan oleh kedua warnamu.

Bendera darah dan air mata kami, berkibarlah, berkibarlah !
Kami masing-masing tak bisa memberi lebih dari pada satu nyawa
dan tangan-tangan yang akanjadi kaku selagi memegang tiangmu
sepasang tangan di antara berjuta, yang tiba dan yang pergi.

                        (1968)
orang yang berjiwa merdeka yang harus kita hormati atas segala jasa dan perjuangannya Kumpulan Puisi Pahlawan Indonesia Tentang Kepahlawanan

PADA SUATU HARI

Oleh : Saini K. M.

Arif tertembak mati. Kata seorang mahasiswa kepada kawannya,
di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, pada suatu hari.
Udara tiba-tiba jadi panas mendidih, alasannya yaitu beribu mata menyorotkan api
Belatipun menggeliat-geliat, gelisah dalam sarungnya.

Arif tertembak mati, kata sejuta orang pada sejuta temannya,
kemudian mereka tundukkan kepala, menghadap ke arah ibukota
di mana seorang satria belia dibaringkan di pangkuan Pertiwi
berdampingan dengan tirani, yang terkubur tanpa diketahui.

Arif tertembak mati, teriak seratus juta tenggorok lagi
di kantor-kantor, di sawah-sawah, di langit dan di tambang dalam bumi
Dengan khidmat seorang guru menandai angka 66 dengan pinsil : Merah
Murid-muridnya membuka halaman gres catatan sejarah : Putih

                        (1966)

TIDURLAH PAHLAWAN

Melepas  : Julius Usman

Oleh : Saini K. M.

Akhirnya. AKhirnya untaian bungan yang berserak layu di kuburan
rekah kembali di dalam kalbu. Semoga terhunjam akarnya
walau jiwa bangsa kami telah membatu; supaya setia
kami menyirami. Dengan darah jika kembali perlu.

Ketika iringan mayat diusung dari kota ke kota
gemetarlah gempa bumi derap berjuta kaki
dari sebuah pasukan yang bangun tanpa panglima
tanpa perintah, selain bisik nurani

Tuhanku, kami persembahkan hidup saudara-saudara kami
yang suci dan muda belia ini, sebagai tumbal negeri.
Sembuhkan kami dari kepengecutan, perilaku budak dan penjilat
Tulis sejarah kami dengan sejuta nama satria lagi. Amin

                        (1966)


Puisi satria karya Saini K. M diatas diambil dari sajak Nyanyian Tanah Air nya yang terkenal, supaya puisi satria ini bermanfaat bagi anda untuk menemukan koleksi puisi perihal satria di Indonesia dan tetap menghargai jasa jasa yang telah mereka berikan kepada kita berupa kemerdekaan.

Sumber http://www.satubahasa.com

Post a Comment for "Kumpulan Puisi Pendekar Indonesia Ihwal Kepahlawanan"