Biografi Dan Aliran Immanuel Kant Dalam Filsafat
Biografi Immanuel Kant
Immanuel Kant lahir kota Koenisberg. Kota yang terletak di Prussia kepingan timur. Kant dilahirkan pada tanggal 22 April tahun 1724. Latar belakang keluarganya yakni sebagai pengusaha pembuat materi keperluan menunggang kuda menyerupai pelana dari kulit. Awal nama Kant sendiri ditulis dengan nama C (Cant), lantaran pada masa itu ada perubahan tata bahasa dimana abjad C dibaca S maka ibunya menukar penulisan nama Cant menjadi Kant.
Immanuel Kant |
Keluarga Kant, terutama ibunya dikenal memeluk agama beraliran Pietisme. Aliran tersebut mengharuskan pemahaman mendalam dan ketaan bagi pemeluknya. Ini yang menimbulkan Kant hanya hadir untuk program jadwal penting saja ke gereja.
Pendidikan yang diperoleh Kant dimulai dengan memasuki sekolah Collegium Friedericianum di Koenigsberg pada tahun 1732 sampai tahun 1740. Pendidikan dilanjutka dngan pindah ke Koenisberg University. Di sini Kant mendalami teologi. Setelah 6 tahun mendalami teologi, Kant mendalami ilmu filsafat. Pada tahun 1755, Kant bekerja sebagai guru Privat untuk membiayai kuliahnya. Berikutnya Kant bekerja sebagai tangan kanan pegawai perpustakaan dan menjadi dosen luar biasa di Koenisberg University. Puncaknya pada tahun 1770, Kant diangkt menjadi guru besar kebijaksanaan dan metafisika. Kant menjadi dosen dalam waktu 40 tahun untuk mata kuliah geografi, antropologi, teologi dan filsafat.
Pemikiran Kant dalam Filsafat
Dilahirkan dari keluarga miskin Prussia sebagai anak ke-empat dari lima saudara wanita dan seorang saudara laki laki. Ayahnya bekerja sebagai perajin kulit. Dari keadaan tersebut, pegaruh besar kecerdasan didapatkan dari ibunya, Frau Kant. Meski tidak mengecap pendidikan secara formal, namun ibunya Kant tergolong rajin berguru dan mempunyai pengetahuan yang luas. Sebagai penganut paham Pietist, (aliran dari gereja Lutheran) Kant disekolahkan di sekolah agama tersebut. Ajaran anutan agama yang diterimanya menjadi kebosanan tersendiri, dari sinilah mulai terlihat bagaimana kebesaran Kant dalam berpikir. Sehingga pada risikonya menghipnotis pahamnya untuk menhadi pembenci agama yang resmi.
Pada perkuliahan yang ditempuhnya di jurusan teologi, Kant tidak sanggup menahan lagi ke-tidak-sukaan dirinya pada bidang teologi. Ini yang menimbulkan beliau mendalami bidang matematika, fisika dan filsafat. Awal ketertarikan Kant dimulai dari buku buku Newton. Keterkaitan pengetahuan fisika dan pengetahuan alam lainnya yang mendasari tumbuhnya filsafat dalam diri Kant. Sesama diketahui sebetulnya dengan pengetahuan alam yang empirik sangat kental dengan model eksperimen dan penarikan kesimpulan selayaknya filsafat.
Ketika bekerja sebagai dosen di Konisberg University, Kant banyak memperlihatkan kuliah matematika dan fisika. Tetapi talenta lahiran filsafat pada Kant semakin terlihat, Kant paling suka dengan berspekulasi. Beberapa pemikiran Kant sangat dipengaruhi oleh Leibniz dan Newton. Terkait :Kontroversi Newton dan Leibniz.
Dengan caranya sendiri Kant berpikir dengan ala filsafat rasionalistik. Kant berspekulasi mengenai alam semesta. Dari Leibniz yang mengungkapkan bahwa di semesta selalu ada alasannya yakni dan tanggapan yang melahirkan harmoni. Kant mencoba memperlihatkan pandangan sebetulnya yang paling berperan tidak hanya 'sebab' melainkan juga kemanusiaan yang memegang tugas tertinggi.
Pengkajian Kant dalam filsafat banyak mengambil tumpuan David Hume. Kant sangat tertarik dengan prinsip dasar pengalaman yakni basic dari semua pengetahuan. Sebagimana sifat dasar Kant, tidak sepenuhnya mendapatkan hal yang diungkapkan David Hume. David HUme menyatakan bahwa semua yang dialami yakni rangkaian persepsi, dengan begitu apapun yang terjadi akan seolah menyerupai sebab-akibat. Semuah yang ada diciptakan dan dikendalika Tuhan sebagai salah satu persepsi. Keyakinan hanya sebuah persepsi.
Ketertarikan Kant berikutnya juga di ilhami ole Rousseau. Rosseau mengunkapkan bahwa ekspresi langsung lebih banyak terjadi jikalau dibandingkan dengan pemikiran yang masuk akal. Dari sekian banyak tokoh, Newton, Leibniz,Rousseau dan Hume, Kant mulai berpikir dengan caranya sendiri.
Awalnya Kant memperkenalkan karyanya dengan judul Dreams of a Ghost-Seer elucidated by Means of Metaphysical Dreams. Term“Ghost-Seer” yang dipakai merujuk pada gaib orang swedia perihal perjalanan nirwana dan neraka. Namun buku tersebut tidak begitu terkenal lantaran penulilsan buku tersebut di-cap memakai kalimat yang berbelit belit.
Namun, Kant lebih disukai ketika mmberikan perkuliahan. Baik itu dibidang apapun, menyerupai geografi contohnya. Kant dikenal baik dalam bidang ini. Dari kelebihan berbicaranya ini yang menjadikannya diterima pada bidang filsafat. Pembahasan filsafat yang mendalam, perihal kebijaksanaan sampai meetafisika semakin hebat.
Menjadi filsuf, Kant dikenal sangat kritis. Pada ketika itu para pengikut rasionalis Leibniz ditentang. Bahkan Empirisme yang diungkap Hume dijadikan materi skeptisime. Karya terbesar Kant diterbitkan tahun 1781 dengan judl Critique of Pure Reason. Kant ulet memasukkan unsur metafisika dalam akryanya dan yang paling terkenal Kant membantah sesuatu 'yang memang sudah dari sana-nya'. Pernyataan golongan empiris (Hume dkk) yang menyatakan bahwa pengetahuan harus berasal dari pengalaman, di balikkan Kant menjadi Pengalaman harus sesuai dengan pengetahuan. Cakupan unsur lain yang menghipnotis pengetahuan yakni kualitas, kuantitas dan keterkaitan.
Ketidak setujuan Kant akan Hume hanya pada permasalahan sebetulnya semua pengetahuan berasal dari pengalaman. Lebih dari itu Kant oke dengan Hume.
Dalam pandangan Kant, ruang dan waktu merupakan subjektif dari kejadian, pengetahuan dan pengalaman. Tanpa dua unsur tersebut tidak akan ada kejadian, pengetahuan dan pengalaman. Ruang dan waktu meliputi ide, pluralitas, kekerabatan sebab-akibat dan eksistensial. Ini terlihat terang pemikiran Kant dipengaruhi oleh Leibniz dan beberapa hebat lainnya.
Buku Kant berikutnya adalah Critique of Partical Reason. Buku ini membahas perihal ketuhanan. Kant berusaha menemukan aturan moral yang mendasar. Kebaikan dan kejahatan bukan lah lah prinsip dasar alam. Hanya ada prinsip imperative categories atau kategori yang tak sanggup dihindari. Inti anutan ini yakni untuk bertindak dengan sebuah prinsip, pada waktu bersamaan prinsip tersebut akan menjadi sebuah aturan universal.
Penjelasan imperative categories ini menuntut insan untuk bertindak sesuai dengan kewajiban. Tidak dengan alih dan dasar perasaan. Kant lebih bahagia jikalau nilai moral tidak ditetapkan dalam kehidupan lantaran semua perbuatan didasarkan atas sebuah kewajiban untuk melakukannya. Bukan duduk kasus perihal perasaan yang melahirkan "ini baik dan ini tidak baik".
Di tahun 1790, Kant kembali meluncurkan buku dengan judul Critique of Judgment. Buku ini dibentuk sebagai bentuk penghormatan pada Zedlith, menteri pendidikan pada masa itu. Buku ini lebih bersifat agak ketuhanan. Dimana ada seni, ada seniman, ada estetika dan dengan estetika tersebut kita sanggup mengenali sang penciptanya. Alam ini diciptakan dengan keindahan, dengan demikian insan sanggup mengenal Tuhannya. Sang Pencipta keindahan tersebut.
Entah alasannya yakni kenapa, buku ini agak berlawanan dengan ide ide pada buku sebelumnya. Berdasarkan penelitian dan laporan staf menteri pendidikan Prussia waktu itu buku ini dinilai bagus. Tetapi tampaknya ditulis lantaran hanya sebagai 'hadiah'. Keanehan tersebut membawa kepingan pendidikan pemerintahan untuk mendalami buku Kant sebelumnya. Ternyata dari karya sebelumnya Kant memang terbukti menolak adanya Tuhan. Terkait : Biografi dan Pemikiran Jean Paul Sartre.
Akhirnya Kant dinyatakan bersalah dalam penyalahgunaan filsafat dan merugikan Al Kitab(tuntutan ini diajukan sebenarnya oleh golongan Pietist dimana Kant dibesarkan, mungkin golongan ini merasa dikhianati Kant). Akhirnya, Kant tidak boleh untuk menerbitkan buku perihal filsafat dan ketuhanan lagi.
Sumber http://www.marthamatika.com/
Post a Comment for "Biografi Dan Aliran Immanuel Kant Dalam Filsafat"