Puisi Jiwa Apa Dirasa Karya Rahma Adiningtyas
Apa Dirasa?
Oleh : Rahma Adiningtyas, Sidoarjo.
Keindahan senyuman
Terpancar mulai dari ia lahir
Hingga di selesai hayatnya menghilang
Begitu elok rupawan itu
Mata dan senyumnya
Bagai bunga sakura yang berguguran
Tertiup angin ekspresi dominan dingin
Yang mulai mengintip Dari balik tirai jendela
Tak kusangka
Dia tertawa dengan sang mentari
Pagi telah memanggilnya
Untuk bersenyum kembali
Dengan mereka
Serangga kecantikan meliriknya
Membalasnya dengan pelukan hangat
Dan senyum manisnya
Rambut yang terurai panjang berlutut
Diterpa angin ekspresi dominan semi
Kabut kelam didekapnya
Berselimut di dalam angin ekspresi dominan semi
Kuntum demi kuntum bunga menghilang
Bersama dengan sinar, di pagi harinya tiba
Kehangatan yang tiba padanya
Disambut dengan senyum terhangat
Pagi hari pada mentari
Malam hari pada rembulan
Angin ekspresi dominan bertiup
Keajaiban juga bertiup.
Puisi Jiwa Apa Dirasa Karya Rahma Adiningtyas |
Musim bagai keberanian
Musim bagai ketakutan
Ia kembali
Melontarkan senyum indahnya
Bunga dipetiknya
Dipandangnya petikan itu
Mulutnya bergoyang refleks
Katakan: "Oh, indahnya ?"
Sakura kembali berguguran
Menghilang, lenyap bersamanya
Post a Comment for "Puisi Jiwa Apa Dirasa Karya Rahma Adiningtyas"