Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Penanganan Limbah Padat?

Penanganan Limbah Padat
Limbah padat dihasilkan dari industri, perdagangan/restoran, rumah tangga, rumah sakit, hotel, maupun pertanian/peternakan. Penanganan limbah padat dilakukan melalui penampungan dalam kolam sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan, pemmembuangan di TPA (Tempat Pemmembuangan Akhir). Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami aneka macam macam perlakuan, menyerupai di sortir oleh pemulung atau diolah menjadi pupuk kompos.

Pengolahan limbah padat dilakukan sesuai jenisnya, yaitu organik atau anorganik. Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :

(1) Composting, yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang sanggup dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk membuat kompos yaitu sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran hewan, sisa materi makanan. Dalam proses pembuatan kompos ini materi baku akan mengalami dekomposisi/penguraian oleh mikroorganisme. Teknik pembuatan kompos, memalui cara memakai komposter, tumpukan terbuka (open windrow), cascing (menggunakan cacing)

(2) Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja insan maupun kotoran binatang menjadi gas yang sanggup berfungsi sebagai materi bakar alternatif. Kandungan gas bio antara lain metana (CH4) dalam komposisi yang terbanyak, karbondioksida (CO2), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida (CO), Oksigen (O2), dan hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni yaitu gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

(3) Hog Feeding, yaitu pengolahan sampah organik menjadi masakan ternak. Agar sampah organik sanggup dimanfaatkan untuk pakan ternak harus dipilih dan dimembersihkankan terlebih dulu biar tidak tergabung dengan sampah yang mengandung logam berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan ternak.

Penanganan limbah anorganik padat sanggup dilakukan dengan cara diberikut ini:
(1) Replace, Reduce, Recycle dan Reuse (4R)
Replace yaitu perjuangan mengurangi pencemaran dengan memakai barang-barang yang ramah lingkungan. contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai pembungkus, memakai MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada mesin, tidak memakai CFC sebagai pendingin dan lain-lain.


Reduce yaitu perjuangan mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan produksi sampah. contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada banyak kantong plastik, membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain daripada membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan masakan atau keperluan lain dalam kemasan besar daripada yang kecil-kecil.


Recycle yaitu perjuangan mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah melalui penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh pabrik/industri untuk dibentuk menjadi produk lain yang sanggup dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus mendapat laba alasannya yaitu dengan memilah sampah yang sanggup didaur ulang sanggup mendapat penghasilan. Misalnya plastik-plastik bekas sanggup didaur ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman.

Reuse yaitu perjuangan mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dimembuang. Misalnya memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset, memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja/tas.

(2) Insenerator, yaitu alat yang dipakai untuk memperabukan sampah secara terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien

karena sanggup mengurangi volume sampah sampai 80 %. Residunya berupa debu sekitar 5 – 10 % dari total volume sampah yang dibakar dan sanggup dipakai sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini yaitu mahal dan tidak sanggup memusnahkan sampah logam.

(3) Sanitary landfill, yaitu metode penanganan limbah padat dengan cara memmembuangnya pada area tertentu. Ada 3 metode sanitary landfill, yaitu:
  • Metode galian parit (trenc method), sampah dimembuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian dipakai untuk menutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan dan diratakan. Sesudah parit penuh, dibuatlah parit gres di sebelah parit yang sudah penuh tersebut.
  • Metode area, sampah dimembuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
  •  Metode ramp, ialah campuran dari metode galian parit dan metode area. Pada area yang rendah, tanah digali kemudian sampah ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan dipakai sebagai jalur hijau (pertamanan), lapangan olah raga, kawasan rekreasi dll.

(4) Penghancuran sampah (pulverisation), yaitu proses pengolahan sampah anorganik padat dengan cara menghancurkannya di dalam kendaraan beroda empat sampah yang dilengkapi dengan alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi potongan-potongan kecil yang sanggup dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letak dan posisinya rendah.

(5) Pengepresan sampah (reduction mode), yaitu proses pengolahan sampah dengan cara mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan banyak tempat.


Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Bagaimana Penanganan Limbah Padat?"