Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sebutkan Beberapa Tokoh Seni Tari Di Indonesia?

1. Bagong Kussudiardjo
Koreografer dan pelukis kenamaan yang digelari begawan seni ini lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928. Dalam dunia tari Indonesia, sempat muncul fatwa Bagongisme’, yang merujuk pada aksara tarian-tarian khas Bagong. Sebagai pencipta tari dan koreografer, Bagong bisa melahirkan dan membawakan tari-tarian dengan gerak-gerak yang dimanis, energik, dan hidup. Selain energik, Bagong juga mendasarkan estetika seni tarinya pada keikhlasan untuk mengabdi pada kemanusiaan. Keikhlasan dan dedikasi itu mewarnai hampir tiruana karya Bagong, ibarat tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng (1980-an). Pada 5 Maret 1958, ia mendirikan Pusat Petes Tari Bagong Kusudiardjo. Sejak itu banyak penari bermunculan. Sesudah sekian usang berpraktek menari dan melaksanakan observasi, Bagong jadinya memutuskan untuk mendirikan padepokan seni di bidang tari, ketoprak, karawitan, dan sinden pada tanggal 2 Oktober 1978. Selama hidupnya, Bagong membuat lebih dari 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Romo Gong (sapaan erat dari Bagong Kusudiarjo) sudah mencipta lebih 200 tari dalam bentuk tunggal atau massal. Beberapa karya lainnya yang dihasilkan ialah tari Batik, Keris, Reog, dan Yapong.

2. Sujana Arja
Menari bagi Sujana Arja ialah pekerjaan pokok dan hidupnya. Ketika cendekia balig cukup akal (pada tahun 1940an), ia sering ikut bersama grup kesenian pimpinan Ayahnya untuk “ngamen” (dalam istilah Cirebon, disebut bebarang). Ia sering ikut keliling kampung berhari-hari, bahkan berbulan-bulan untuk menari topeng dari rumah ke rumah. Pengalaman ngamen selama bertahun-tahun kini bagi SujanaArja ialah pengalaman yang sangat berharga. Sekarang, ia ialah pimpinan grup kesenian Panji Asmara yang masih ada hingga sekarang. Ia terampil menari, menabuh, mendalang, dan melatihkan tiruana talenta dan keahlian yang ia miliki. Sujana Arja ialah sosok seniman topeng (maestro topeng) Cirebon yang serba terampil. Usaspesialuntuk untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia dimulai semenjak ngamen di lorong-lorong kampung hingga pertunjukan panggung bergengsi internasional.

3. Sasminta Mardawa
Sasminta Mardawa atau erat dipanggil Romo Sas, lahir di Yogyakarta, 9 April 1929. Ia digelari sebagai empu seni tari klasik gaya Yogyakarta. Dia menghadirkan nuansa tersendiri dalam dunia tari klasik Indonesia, khususnya dalam pengembangan tari klasik gaya Yogyakarta. Seniman ini punya andil mengakibatkan tari klasik Jawa digemari oleh masyarakat nasional dan dunia, pada era modern masa keduapuluhsatu ini. Dia seniman yang konsekuen pada jalur dedikasi sosial budaya secara utuh. Romo Sas ialah penari, guru, sekaligus koreografer sudah melahirkan banyak seniman tari. Dia sudah membuat lebih dari 100 gubahan tari-tarian klasik, gaya Yogyakarta, baik tari tunggal untuk putra dan putri, maupun tari berpasangan dan tari fragmen. Di antara karya-karya tarinya yang sangat digemari ialah tari Golek, Beksan, Srimpi, dan Bedhaya. Meskipun tidak mempunyai ijazah sarjana, ia sudah dipercaya menjadi dosen tamu di sebuah akademi tinggi di Amerika Serikat. Romo Sas juga pernah tampil di Malaysia, Filipina, Jepang, Amerika, dan Eropa. Penghargaan pun mengalir sebagai bukti akreditasi atas karya-karyanya. Di antaranya Hadiah Seni dari Gubernur DIY tahun 1983, hadiah seni dari Mendikbud RI tahun 1985, dan Certificate of Apprecition dari Lembaga Kebudayaan Amerika tahun 1987.

4. Didik Nini Thowok
Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Namun, lalu orangtuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ia lahir di Temanggung, Jawa Tengah, 13 November 1954. Didik dikenal sebagai penari, koreografer, lawakanan, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar. Koreografi tari ciptaan Didik yang pertama dibentuk pada pertengahan tahun 1971, didiberi judul “Tari Persembahan”, yang ialah campuran gerak tari Bali dan Jawa. Didik tampil kali pertama sebagai penari wanita, berkebaya, dan bersanggul dikala program kelulusan Sekolah Menengan Atas tahun 1972 membawakan tari Persembahan yang ditarikan dengan luwes dan memukau. Sesudah menyandang gelar SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.

5. Tjetje Sumatri
Tjetje yang lahir dengan nama Rd. Roesdi Somantri Diputra meniti kariernya sebagai penari tayuban di pendopo kabupaten. Keahlian ini dikuasai berkat ketekunannya mempelajari aneka macam jenis tari dan bahkan pencak silat. Masa jayanya mencapai puncak, ketika ia memimpin perkumpulan Rinenggasari (1958- 1965). Sampai tahun 1963, ia menyumbang sekitar 44 karya tari, walaupun sumbersumber penataan tari ciptaannya banyak bersumber dari guru tari lainnya. Penerima tanda penghargaan Piagam Wijaya Kusumah (1961) itu mengabdikan diri pada seni tari Sunda hingga final hayatnya. Ia meninggal tahun 1963, ketika masih mengajarkan tari Patih Ronggana sebagai salah satu ciptaannya. Sebagian karya yang dihasilkan Tjetje Sumantri ialah tari Koncaran, Anjasmara, Sulintang, Pamindo, tari Merak, tari Kukupu, tari Tenun, tari Dewi Serang, tari Kandagan, dan tari Topeng Koncaran


Sumber https://kumpulantugasekol.blogspot.com

Post a Comment for "Sebutkan Beberapa Tokoh Seni Tari Di Indonesia?"