Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Iptek)
Berikut ini akan kita bahas tentang faktor-faktor yang menghambat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, iptek, perkembangan iptek, perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan iptek, perkembangan teknologi komunikasi, perkembangan iptek di dunia.
Faktor Penghambat Perkembangan IPTEK
Pada ketika kini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Hal itu tidak terlepas dari proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebelumnya.
Perkembangan tersebut terjadi alasannya ialah insan dengan kemampuan logika yang dimilikinya berupaya untuk mengembangkan, menemukan, dan mengadakan penelitian-penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya-upaya tersebut didasari oleh adanya harapan insan untuk sanggup memenuhi segala kebutuhan atau harapan hidupnya di segala bidang. Adapun faktor-faktor yang menghambat proses pewarisan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai diberikut.
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi dan sudut pandang
Salah satu hal yang mempercepat proses alih teknologi ialah melalui pendidikan. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan bukanlah hal yang gampang, meskipun hasil pendidikan sanggup dirasakan langsung.
Adanya pemahaman yang salah bahwa pendidikan spesialuntuk untuk golongan tertentu ialah kendala fokus dalam membangkitkan semangat berguru pada masyarakat.
Usaha pencetus wanita untuk menuntut kesetaraan gender dalam aneka macam bidang ialah salah satu upaya untuk memberantas kendala budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem iktikad yang menyimpang terhadap hak-hak perempuan.
Masyarakat tradisional Jawa, contohnya masih mempunyai pandangan yang berpengaruh bahwa kaum wanita tidak perlu menuntut ilmu terlalu tinggi biar tidak melawan kodratnya sebagai perempuan.
2. Sikap tradisional yang berprasangka jelek terhadap hal-hal baru
Pengalaman pahit masa penjajahan selama ratusan tahun di bawah belenggu bangsa absurd sudah menimbulkan stress berat di kalangan masyarakat tradisional.
Mereka cenderung antipati terhadap hal-hal gres yang berbau asing. Menurut pandangan masyarakat tradisional, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara absurd ialah bentuk penjajahan baru, maka harus dihindari.
Sikap berprasangka jelek terhadap hal-hal yang baru/asing ini sangat menghambat proses alih teknologi. Kenyataannya, bangsa kita masih tertinggal jauh dengan bangsa absurd dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Sikap etnosentrisme
Sikap etnosentrisme ialah perilaku mengagung-agungkan kebudayaan sendiri dan menganggap rendah kebudayaan lain.
Sikap ini selain mengatakan kesombongan diri sekaligus merugikan diri sendiri. Sejarah menandakan bahwa sifat tertutup bangsa Cina dan Jepang di masa lampau sudah menjadikan ketertinggalan mereka dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju.
Kesadaran yang sempurna dalam menanggapi kelemahan diri membuat Cina dan Jepang membuka diri dan karenanya bisa mengejar ketinggalan dengan negara lain. Bahkan kini Jepang berhasil muncul sebagai salah satu negara maju di dunia.
Bangga terhadap kebudayaan bangsa memang wajib dimiliki oleh setiap komponen bangsa, tetapi tidakbolehlah pujian menjadi bumerang yang menimbulkan keterpurukan bangsa akhir ketertinggalan dengan bangsa lain.
Menyadari bahwa setiap kebudayaan mempunyai kelemahan dan kelebihan ialah perilaku yang bijak dalam menanggapi aneka macam imbas kebudayaan asing. Hal-hal positif harus kita serap dan kita kuasai, sedangkan hal-hal yang negatif perlu dihindari.
4. Rendahnya etos kerja
Rendahnya etos kerja seseorang ditandai dengan perilaku mental yang menghambat proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain sebagai diberikut.
a. Sikap pasrah terhadap nasib
Adakalanya perilaku pasrah memang diharapkan untuk mengurangi tekanan jiwa dalam menghadapi suatu permasalahan yang rumit dan hadir bertubi-tubi.
Namun bila perilaku pasrah menjadi suatu karakter, maka menimbulkan orang akan enggan bekerja keras. Padahal tantangan globalisasi menghendaki setiap orang bisa bersaing secara sehat dan ini diharapkan perjuangan kerja keras.
Sikap pasrah akan menimbulkan insan cepat merasa puas dengan apa yang dimiliki. Sikap pasrah sering identik dengan perilaku malas. Jika hal ini menjangkiti setiap orang maka tidak mengherankan bila dalam kurun perdagangan bebas akan menjadi budak orang absurd di negeri sendiri.
b. Sikap kurang disiplin
Budaya tidak sempurna waktu atau jam karet ialah salah satu indikator ketidakdisiplinan seseorang dalam menghargai waktu.
Sikap tidak disiplin dalam penerapannya merembet bukan spesialuntuk problem ketidaktepatan waktu, melainkan juga ketidaktekunan dalam mempelajari sesuatu hal serta ketidakmampuan memakai waktu secara efektif dan efisien.
Kebiasaan dewasa spesialuntuk menghabiskan waktu di depan televisi atau bermain ialah salah satu pola ketidakmampuan dewasa memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang produktif contohnya untuk belajar.
Terbatasnya waktu berguru yang banyak tersita dengan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya rekreatif mengatakan ketidaktekunan seseorang dalam belajar. Dalam berguru diharapkan waktu penyesuaian atau petes untuk mencapai suatu keberhasilan.
c. Ketidakmandirian
Naluri insan sebagai mahkluk sosial secara ekstrim menumbuhkan perilaku ketergantungan yang tinggi pada orang lain sehingga menumbuhkan perilaku tidak mandiri.
Ketergantungan suatu negara terhadap negara lain ialah dampak dari ketidakmandirian penduduk di suatu negara.
Salah satu upaya untuk membentuk kemandirian masyarakat suatu bangsa ialah dengan alih teknologi, berusaha menguasai teknologi dari negara maju, sehingga sejajar dengan negara maju.
Post a Comment for "Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (Iptek)"