Latar Belakang, Pendiri, Tujuan Kegiatan, Asas, Tokoh Penggagas Atau Pemrakarsa Dan Negara-Negara Anggota Gerakan Non Blok (Gnb)
Berikut ini akan kita bahas terkena Organisasi Gerakan Non Blok, organisasi gnb, latar belakang gnb, tujuan berdirinya gnb, tujuan Gerakan Non Blok, pendiri gnb, tokoh gerakan non blok, pemrakarsa gerakan non blok, negara pemrakarsa gerakan non blok, negara anggota gnb, asas gerakan non blok, pencetus gerakan non blok, negara negara non blok, acara gerakan non blok, ktt gnb 1 dilaksanakan di kota.
Organisasi Gerakan Non Blok
Perang Dunia II (1939–1945) sudah menimbulkan banyak sekali tanggapan yang mengerikan bagi umat manusia. Selain jutaan insan mati, terjadi pula kehancuran banyak sekali bangunan, masukana produksi, masukana transportasi, terjadi krisis ekonomi, dan penyebaran wabah penyakit.
Peta politik dunia pun ikut berubah. Dua kekuatan adikuasa sudah lahir yang menimbulkan terjadinya perperihalan di antara keduanya.
Pengertian
Gerakan Non Blok (GNB) atau Non Alignment (NAM) ialah gerakan yang tidak memihak/netral terhadap Blok Barat dan Blok Timur.
Latar Belakang Berdirinya Gerakan Non Blok
Di sela-sela puing kehancuran tanggapan Perang Dunia II, muncullah dua negara adikuasa yang saling berhadapan. Mereka berebut efek terhadap negara-negara yang sedang berkembang supaya menjadi sekutunya. Dua negara adikuasa itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Persaingan kekuatan di antara dua blok itu menimbulkan terjadinya Perang Dingin (the Cold War). Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok sudah mengarahkan kekuatan bomnya ke negara lawan.
Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan dibandingkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Menghadapi situasi dunia yang penuh konflik tersebut, Indonesia memilih sistem politik luar negeri bebas aktif. Prinsip kecerdikan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata juga sesuai dengan perilaku negara-negara sedang berkembang lainnya.
Oleh lantaran itu, mereka setuju untuk membentuk suatu kelompok gres yang netral, tidak memihak Blok Barat ataupun Blok Timur.
Kelompok inilah yang nantinya disebut kelompok negara-negara Non Blok. melaluiataubersamaini demikian faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Gerakan Non Blok ialah sebagai diberikut.
- Munculnya dua blok, yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet yang saling memperebutkan efek di dunia.
- Adanya kecemasan negara-negara yang gres merdeka dan negara-negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
- Ditanhadiraninya “Dokumen Brioni” tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok.
- Terjadinya krisis Kuba 1961 lantaran US membangun awalan militer di Kuba secara besar-bemasukan, sehingga mengkhawatirkan AS.
- Pertemuan 5 orang negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB, yaitu:
a) Presiden Soekarno (Indonesia),
b) PM Jawaharlal Nehru (India),
c) Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir),
d) Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan
e) Presiden Kwame Nkrumah (Ghana).
Berdirinya Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para pemimpin negara dari Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser), India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru), Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), dan Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).
Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok memiliki tujuan, antara lain:
- meredakan ketegangan dunia sebagai tanggapan perperihalan dua blok adikuasa yang bersengketa;
- mengusahakan terciptanya suasana dunia yang kondusif dan damai;
- mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis;
- menentang kolonialisme, politik apartheid, dan rasialisme;
- memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kolaborasi atas dasar persamaan derajat;
- meningkatkan solidaritas di antara negara-negara anggota Gerakan Non Blok;
- menggalang kolaborasi antara negara berkembang dan negara maju menuju terciptanya tata ekonomi dunia baru.
Asas Gerakan Non Blok
- GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam blok dunia yang saling berperihalan.
- GNB ialah wadah usaha negara-negara yang sedang berkembang yang gerakannya tidak pasif.
- GNB berusaha mendukung usaha dekolonisasi di tiruana tempat, memegang teguh usaha melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan zionisme.
Keanggotaan GNB
Pada waktu berdirinya, GNB spesialuntuk beranggota 25 negara. Setiap diselenggarakanKTT anggotanya selalu bertambah, lantaran setiap negara sanggup diterima menjadi anggota GNB dengan memenuhi persyaratan. Adapun syarat menjadi anggota GNB ialah sebagai diberikut:
1) menganut politik bebas dan hidup berdampingan secara damai;
2) mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan nasional;
3) tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika Serikat atau Uni Soviet.
Bentuk Organisasi Gerakan Non Blok
Di dalam Gerakan Non Blok tidak terdapat struktur organisasi yang mengurus acara di banyak sekali bidang lantaran Gerakan Non Blok bukan ialah lembaga. Gerakan Non Blok mengandalkan usaha pada kekuatan moral.
Satu-satunya pengurus dalam Gerakan Non Blok ialah ketua. Ketua Gerakan Non Blok dijabat oleh kepala pemerintahan negara yang menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok. KTT Gerakan Non Blok dihadiri oleh para kepala pemerintahan dan kepala negara anggota Gerakan Non Blok.
Kegiatan Gerakan Non Blok meliputi bidang diberikut ini.
1) Bidang Politik dan Perdamaian Dunia
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang politik dan perdamaian dunia, antara lain ikut berusaha:
- meredakan ketegangan dunia;
- mengusahakan terciptanya perdamaian dunia;
- mengusahakan terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis;
- mengusahakan pelucutan senjata dan pengurangan senjata nuklir;
- menghapus awalan militer aneh dan pakta-pakta militer;
- melenyapkan kolonialisme;
- menyelesaikan sengketa antarnegara dan perang-perang lokal, separti Perang Irak-Iran, kasus di wilayah Timur Tegah (Midle East);
- menghapus komplotan militer;
- menentang rasialisme dan apartheid.
Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarkan melalui lembaga PBB, konferensi-konferensi internasional dan pendekatan eksklusif dengan negara-negara yang terlibat.
2) Bidang Ekonomi
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok dalam bidang ekonomi, antara lain:
- ikut berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan dalam bidang ekonomi dan kolaborasi atas dasar persamaan derajat;
- ikut berusaha mewujudkan suatu tatanan ekonomi dunia gres (TEBD) sehingga terdapat hubungan kolaborasi saling menguntungkan antara negara maju dan negara sedang berkembang. Pelaksanaan tata ekonomi dunia gres yang diperjuangkan Gerakan Non Blok dalam lembaga PBB ialah sebagai diberikut.
(1) Dialog Utara–Selatan
Dialog Utara–Selatan ialah pertemuan yang mengulas kolaborasi saling menguntungkan antara kelompok negara maju yang ialah negara industri (Utara) dan negara-negara berkembang (Selatan).
melaluiataubersamaini adanya obrolan Utara–Selatan dibutuhkan sanggup menghilangkan kesentidakboleh antara negara maju dan berkembang sehingga terwujud tata ekonomi dunia gres yang adil dan merata.
(2) Kerja Sama Selatan–Selatan
Kerja sama Selatan–Selatan ialah bentuk kolaborasi antarnegara berkembang dalam bidang ekonomi dan teknologi.
(3) Kelompok 77
Kelompok 77 ialah kelompok negara berkembang yang berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi atas negara-negara maju. Kelompok 77 dibuat di Jenewa, Swiss pada tahun 1964. Kelompok 77 beranggotakan negara di tempat Asia, Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika.
Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok
Sejak didirikan tahun 1961, Gerakan Non Blok sudah beberapa kali mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), antara lain sebagai diberikut.
1) Konferensi Tingkat Tinggi I Gerakan Non Blok (KTT I Gerakan Non Blok)
KTT I Gerakan Non Blok diselenggarakan pada tanggal 1–6 September 1961 di Beograd, Yugoslavia dengan ketua Presiden Joseph Broz Tito. KTT dihadiri oleh 25 negara.
KTT I Gerakan Non Blok menghasilkan beberapa keputusan penting yang disebut Deklarasi Beograd dan mencakup, antara lain sebagai diberikut:
- mengimbau dihentikannya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat bersama sekutunya;
- mengimbau Uni Soviet dan Amerika Serikat supaya hidup berdampingan secara tenang dengan menghentikan perlombaan senjata nuklir;
- menyerukan kepada dunia (PBB) untuk memmenolong negara yang masih terjajah supaya segera merdeka.
2) Konferensi Tingkat Tinggi II Gerakan Non Blok (KTT II Gerakan Non Blok)
KTT II Gerakan Non Blok diselenggarakan pada tanggal 5–10 Oktober 1964 di Kairo, Mesir dengan ketua Presiden Gamal Abdul Nasser.
KTT dihadiri oleh 46 negara. Keputusan penting yang dihasilkan dalam KTT II Gerakan Non Blok antara lain sebagai diberikut:
- penghentian Perang Dingin dan perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur;
- usaha perbaikan ekonomi di negara sedang berkembang supaya tidak tertinggal jauh dari negara maju;
- KTT II Gerakan Non Blok melahirkan Kelompok 77 yang terdiri atas negara Dunia Ketiga yang ingin berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi.
3) Konferensi Tingkat Tinggi III Gerakan Non Blok (KTT III Gerakan Non Blok)
KTT III Gerakan Non Blok diselenggarakan di Lusaka, Zambia pada tanggal 8–10 Oktober 1970 dengan ketua Presiden Kenneth Kaunda Zambia. KTT dihadiri oleh 59 negara.
Keputusan penting yang diambil dalam KTT III Gerakan Non Blok, selain tetap mendukung keputusan KTT I dan II Gerakan Non Blok, dihasilkan pula keputusan baru, antara lain sebagai diberikut:
- dicetuskan suatu resolusi menuntut pembangunan tata ekonomi dunia gres yang lebih adil dan merata;
- mengimbau diadakannya obrolan yang lebih demokratis antara kelompok Utara dan kelompok Selatan untuk mendorong tumbuhnya perekonomian dunia yang sehat dan dinamis;
- menyerukan kolaborasi yang erat dan luas di antara negara anggota Gerakan Non Blok dan tidak terlalu bergantung pada negara maju.
4) Konferensi Tingkat Tinggi IV Gerakan Non Blok (KTT IV Gerakan Non Blok)
KTT IV Gerakan Non Blok diselenggarakan di Aljir, Aljazair pada tanggal 5–9 September 1973 dengan ketua Presiden Houari Boumediene.
KTT IV Gerakan Non Blok dihadiri oleh 76 negara. Samasukan yang hendak dicapai dalam KTT IV Gerakan Non Blok, antara lain sebagai diberikut:
a) pengajuan rancangan tata ekonomi dunia baru;
b) meredakan ketegangan dunia atau “détente” dan mengulas kasus Krisis Timur Tengah;
c) pembentukan dana pembangunan bagi negara-negara berkembang;
d) kolaborasi dalam mengatasi kasus lingkungan hidup.
5) Konferensi Tingkat Tinggi V Gerakan Non Blok (KTT V Gerakan Non Blok)
KTT V Gerakan Non Blok diselenggarakan di Kolombo, Sri Lanka pada tanggal 16–19 Agustus 1976 dengan ketua PM Sirimavo Bandaranaike. KTT dihadiri oleh 81 negara. Hasil KTT V Gerakan Non Blok “Deklarasi Kolombo” antara lain sebagai diberikut:
a) berusaha mewujudkan tata ekonomi dunia baru;
b) agenda Aksi Kolombo;
c) penyelesaian kasus perang Vietnam.
6) Konferensi Tingkat Tinggi VI Gerakan Non Blok (KTT VI Gerakan Non Blok)
KTT VI Gerakan Non Blok diadakan di Havana, Kuba (1979) ketua Presiden Fidel Castro. KTT dihadiri oleh 94 negara.
KTT ini membicarakan kasus masuknya efek blok sosialis ke dalam anggota Gerakan Non Blok dan mencegah terjadinya pertikaian antaranggota.
Hasil penegakan kembali pentingnya perdamaian dunia. Birma menyatakan keluar dari GNB, lantaran GNB dianggap tidak murni lagi.
7) Konferensi Tingkat Tinggi VII Gerakan Non Blok (KTT VII Gerakan Non Blok)
KTT VII Gerakan Non Blok diadakan di New Delhi, India pada tahun 1982 dengan ketua PM Indira Gandhi. Menurut keputusan KTT ke VI bahwa KTT VII diselenggarakan di Bagdad Irak pada selesai tahun 1982. Oleh lantaran terjadi perang Irak-Iran,maka KTT VII dialihkan ke New Delhi India.
Pembicaraan pada KTT VII Gerakan Non Blok ini masih berkisar pada cara menuntaskan persengketaan yang timbul di antara anggota Gerakan Non Blok, tanggapan perang saudara, dan efek kekuatan asing. Hasil “The New Delhi Massage”, Pesan New Delhi yaitu sebagai diberikut:
- menghimbau supaya negara-negara besar menghilangkan kecurigaan dan mengadakan negosiasi secara jujur;
- mendukung usaha rakyat Palestina dan Namibia;
- menghimbau supaya negara-negara besar dan maju menghilangan politik proteksionisme, lantaran sanggup menghambat perdagangan internasional.
8) Konferensi Tingkat Tinggi VIII Gerakan Non Blok (KTT VIII Gerakan Non Blok)
KTT VIII Gerakan Non Blok diadakan di Harare, Zimbabwe pada tanggal 1–6 September 1986 dengan ketua Robert Mugabe. Konferensi ini dihadiri oleh 102 negara.
KTT VIII Gerakan Non Blok ini membicarakan kasus ketertiban, keamanan serta perdamaian dunia yang menyangkut kasus hak asasi serta kedaulatan suatu negara.
Selain itu, juga berupaya menghentikan perang Irak–Iran dan mengupayakan supaya negara-negara Gerakan Non Blok mengakhiri sengketa antarnegara.
9) Konferensi Tingkat Tinggi IX Gerakan Non Blok (KTT IX Gerakan Non Blok)
KTT IX Gerakan Non Blok berlangsung di Beograd, Yugoslavia pada tanggal 4–7 September 1989 dengan ketua Presiden Jguaz Drnosek.
Dalam KTT ini terjadi perbedaan pendapat di antara para anggota terkena kasus Irak dan Kuwait. Kelompok pertama yang didukung secara umum dikuasai anggota menghendaki Irak menaati tiruana resolusi PBB.
Kelompok kedua menghendaki penyelesaian Irak–Kuwait dengan solusi Arab tanpa campur tangan pihak luar. Akan tetapi, akibatnya Gerakan Non Blok gagal menghentikan konflik di Teluk Persia, baik dalam kasus Perang Teluk I maupun Perang Teluk II.
10) Konferensi Tingkat Tinggi X Gerakan Non Blok (KTT X Gerakan Non Blok)
KTT X Gerakan Non Blok diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 1–6 September 1992 ketua Presiden Soeharto. Isu yang muncul dalam KTT X Gerakan Non Blok di Jakarta, antara lain sebagai diberikut.
KTT GNB X JAKARTA |
- Gerakan Non Blok tetap mendukung usaha Palestina yang rumusannya terdapat dalam Pesan Jakarta atau Jakarta Message.
- Menyesalkan tindakan Amerika Serikat yang memmenolong Israel dalam pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina.
- Kegagalan memasukkan kasus hukuman PBB terhadap Irak dan Libia masih menandakan lemahnya Gerakan Non Blok dalam mengatasi perbedaan pendapat di kalangan anggotanya.
11) Konferensi Tingkat Tinggi XI Gerakan Non Blok (KTT XI Gerakan Non Blok)
KTT XI Gerakan Non Blok diselenggarakan di Cartagena, Kolombia pada tanggal 16–22 Oktober 1995 dengan ketua Presiden Ernesto Samper. Hasilnya meningkatkan obrolan Utara Selatan.
12) Konferensi Tingkat Tinggi XII Gerakan Non Blok (KTT XII Gerakan Non Blok)
KTT XII Gerakan Non Blok diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan pada tanggal 28 Agustus–3 September 1998. Hasil usaha demokratisasi dalam legalisasi serta hubungan internasional bagi negara dunia ketiga.
13) Konferensi Tingkat Tinggi XIII Gerakan Non Blok (KTT XIII Gerakan Non Blok)
KTT XIII Gerakan Non Blok diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada bulan Februari 2003. Hasilnya penyelesaian kasus Irak dengan jalan tenang dan tidak memicu pecahnya perang di Irak.
Post a Comment for "Latar Belakang, Pendiri, Tujuan Kegiatan, Asas, Tokoh Penggagas Atau Pemrakarsa Dan Negara-Negara Anggota Gerakan Non Blok (Gnb)"