Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Dan Langkah-Langkah Pada Model Pembelajaran Discovery-Inquiry Learning

Berikut ini akan dijabarkan terkena model Pembelajaran Discovery-Inquiry, model pembelajaran discovery learning, discovery learning, model pembelajaran discovery, langkah langkah pembelajaran discovery.

Pembelajaran Discovery-Inquiry

Model Pembelajaran Diskoveri (Discovery Learning) diartikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pembelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi dibutuhkan penerima didik bisa mengorganisasi sendiri hasil belajarnya. 

Sebagai model pembelajaran, Discovery Learning memiliki prinsip yang sama dengan pembelajaran inkuiri (Inquiry-Learning). Tidak ada perbedaan prinsip di antara kedua istilah ini. 

Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. 

Perbedaannya dengan inquiry ialah bahwa pada discovery duduk kasus yang diperhadapkan kepada penerima didik semacam duduk kasus yang direkayasa oleh guru. 

Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan mempersembahkan peluang kepada penerima didik untuk berguru secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus sanggup membimbing dan mengarahkan kegiatan berguru penerima didik sesuai dengan tujuan. 

Kondisi ibarat ini ingin merubah kegiatan berguru mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. 

Bahan latih tidak disajikan dalam bentuk akhir, sehingga penerima didik dituntut untuk melaksanakan aneka macam kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan materi serta membuat simpulan-simpulan. 

(Implementasi Kurikulum 2013, Materi Petes Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial SMP, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2013) Langkah-Langkah Pembelajaran Discovery-Inquiry sebagai diberikut.

a) Langkah Persiapan

  1. Menentukan tujuan pembelajaran.
  2. Melakukan identifikasi karakteristik penerima didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).
  3. Memilih materi pembelajaran.
  4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari penerima didik secara induktif (daricontoh-contoh generalisasi).
  5. Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, kiprah dan sebagainya untuk dipelajari penerima didik.
  6. Mengatur topik-topik materi pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang positif ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik hingga ke simbolik.
  7. Melakukan evaluasi proses dan hasil berguru penerima didik.

b) Pelaksanaan

(1) Stimulasi/pemdiberian rangsangan

Pertama-tama penerima didik dihadapkan pada sesuatu yang menjadikan masalah. Kemudian guru sanggup memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, proposal membaca buku, dan kegiatan berguru lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

(2) Pernyataan/identifikasi masalah

Selanjutya guru memdiberi peluang kepada penerima didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin duduk kasus yang relevan dengan materi pembelajaran, lalu salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk jawabanan sementara atas pertanyaan/masalah.

(3) Pengumpulan Data

Peserta didik mengumpulkan isu sebanyak-banyaknya yang relevan untuk mengambarkan benar atau tidaknya jawabanan sementara atas pertanyaan/masalah. 

Pada tahap ini penerima didik didiberi peluang untuk mengumpulkan aneka macam isu yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melaksanakan tes kemampuan dan pemahaman sendiri dan sebagainya.

(4) Pengolahan Data

Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, diolah, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan model tertentu serta dimaknai

(5) Pembuktian

Pada tahap ini penerima didik melaksanakan investigasi secara cermat untuk mengambarkan benar atau tidaknya jawabanan sementara atas pertanyaan/masalah

(6) Penarikan Simpulan/generalisasi

Tahap generalisasi/simpulan ialah proses menarikdanunik sebuah kesimpulan yang sanggup dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk tiruana tragedi atau duduk kasus yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.

(Syah, 2004, dalam Materi Petes Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial SMP, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2013).

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengertian Dan Langkah-Langkah Pada Model Pembelajaran Discovery-Inquiry Learning"