Penyebab, Tokoh Dan Semboyan Dalam Jalannya Revolusi Perancis Serta Efek Dan Hasilnya Bagi Dunia Pergerakan Nasional Di Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan terkena revolusi perancis, artikel revolusi perancis, penyebab revolusi perancis, sistem pemerintahan perancis, revolusi perancis 1789, semboyan revolusi perancis, dampak revolusi perancis, akhir revolusi perancis, tokoh revolusi perancis, dampak revolusi prancis, jalannya revolusi prancis, efek revolusi prancis, borjuis, kejadian revolusi perancis, napoleon bonaparte, sejarah napoleon bonaparte.
Revolusi Prancis
Revolusi Prancis |
Revolusi Prancis yaitu perubahan bentuk pemerintahan Prancis dari kerajaan menjadi republik. Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Louis XVI pada kurun ke-18. Revolusi ini mempunyai semboyan: liberte, egalite, fraternite (kebebasan, persamaan, persaudaraan).
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya revolusi
a. Sebab-sebab umum
1) Ketidakadilan dalam bidang politik dan ekonomi Masyarakat Prancis pada waktu itu terbagi atas tiga golongan.
- Golongan I terdiri atas kaum darah biru dan raja yang bebas pajak bahkan berhak mengambil pajak.
- Golongan II terdiri atas kaum agama (pendeta dan cendikia) yang bebas pajak dan mendapat uang (penghasilan) dari hasil pajak.
- Golongan III yaitu rakyat biasa yang spesialuntuk menjadi objek pajak.
Golongan III selalu tertindas lantaran hak-hak mereka ditekan oleh hak-hak golongan lainnya. Termasuk peluang-peluang untuk berusaha atau memajukan kehidupan secara ekonomi.
Jabatan-jabatan penting semenjak zaman pemerintah Louis XIV dipegang oleh kaum darah biru (golongan I) yang bersikap sewenang-wenang. Pejabat-pejabat pemerintahan pun diangkat tidak berdasarkan kemampuan, melainkan berdasarkan faktor keturunan.
2) Kekuasaan adikara raja
Pemerintahan Louis XIV bersifat monarki absolut, di mana raja dianggap selalu benar. Semboyan Louis XIV yaitu l'etat c'est moi (negara yaitu aku). Untuk mempertahankan keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille.
Penjara ini diperuntukkan bagi siapa saja yang berani menentang keinginan raja. Penahanan juga dilakukan terhadap orang-orang yang tidak disenangi raja.
Mereka ditahan dengan surat penahanan tanpa alasannya yaitu (lettre du cas). Absolutisme Louis XIV tidak terkendali lantaran kekuasaan raja tidak dibatasi undang-undang.
3) Timbul paham baru
Menjelang Revolusi Prancis muncul ide-ide atau paham-paham gres yang pada pada dasarnya yaitu memperjuangkan kebebasan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia.
Paham-paham ini muncul akhir banyak sekali tekanan yang menyengsarakan rakyat mulai menimbulkan keinginan-keinginan untuk mencapai kebebasan. Paham-paham yang melatari terjadinya revolusi di Prancis sebagai diberikut.
a) Ajaran dari Jean Jasques Rousseau, tokoh pemikir dari Prancis. Dalam bukunya Du Contrat Social, ia menyatakan bahwa berdasarkan kodratnya insan dilahirkan sama dan merdeka.
Buku ini juga memuat tiga prinsip yang di kemudian hari menjadi semboyan Revolusi Prancis, yaitu liberte, egalite, dan fraternite (kemerdekaan/kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Ajaran tersebut menimbulkan Rousseau mendapat sebutan Bapak Demokrasi Modern.
b) Montesquieu, yang terpengaruh fatwa John Locke (Inggris), menyebarluaskan fatwa Trias Politika, yaitu pertolongan kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
c) Paham Rationalisme dan Aufklarung menuntut orang untuk berpikir rasional (masuk akal).
d) Ajaran Voltaire wacana kebebasan.
4) Negara mengalami krisis ekonomi Prancis mengalami kemerosotan ekonomi dan keuangan pada masa pemerintahan Louis XVI.
Hal ini disebabkan lantaran perilaku raja dan keluarganya, terutama permaisuri Marie Antoinette, selalu menghambur-hamburkan uang negara untuk berfoya-foya.
5) Pengaruh perang kemerdekaan Amerika
Dalam perang kemerdekaannya dari Inggris, Amerika dimenolong oleh tentara sukarelawan Prancis yang dipimpin Lafayette. Mereka kemudian terpengaruh oleh napas kemerdekaan Amerika.
Nilai-nilai usaha kemerdekaan Amerika menyerupai yang terangkum dalam naskah proklamasinya, Declaration of Independence (disampaikan oleh Thomas Jefferson), yaitu pengukuhan atas hak-hak manusia, dengan segera menjalar menjadi paham gres di Prancis.
b. Sebab-sebab khusus
Untuk mengatasi krisis ekonomi, raja memanggil Dewan Perwakilan Rakyat (Etats Generaux). Dewan ini ternyata tidak bisa mengatasi persoalan alasannya yaitu dalam sidang justru terjadi perperihalan terkena hak suara.
Golongan I dan II menghendaki tiap golongan mempunyai satu hak suara, sementara golongan III menghendaki setiap wakil mempunyai hak satu suara.
Jika dilihat dari proporsi jumlah anggota Etats Generaux yang terdiri atas golongan I, 300 orang, golongan II 300 orang, dan golongan III 600 orang, sanggup disimpulkan bahwa golongan I dan II menghendaki supaya golongan III kalah bunyi sehingga rakyat mustahil menang.
Jika kehendak golongan III yang dimenangkan, golongan I dan II terancam alasannya yaitu di antara anggota mereka sendiri ada orang-orang yang bersimpati pada rakyat.
2. Jalannya revolusi
Pada tanggal 17 Juni 1789, anggota Etats Generaux dari golongan III mengadakan sidang sendiri, didukung oleh sebagian kecil anggota dari golongan I dan II. Peserta sidang menyatakan diri sebagai Majelis Nasional yang bertujuan memperjuangkan terbentuknya konstitusi tertulis bagi Prancis.
Raja berusahamembubarkan organisasi yang dipimpin Jean Bailly dengan proteksi Comtede Mirabeau ini, baik dengan jalan negosiasi maupun dengan kekerasan.
Sikap raja yang berusaha membubarkan Majelis Nasional dengan jalan kekerasan menimbulkan kemarahan rakyat dan terjadilah huru-hara.
Puncak huru-hara terjadi tanggal 14 Juli 1789, ketika rakyat menyerbu dan meruntuhkan penjara Bastille, lambang kekuasaan mutlak raja.
Penyerangan ini didukung oleh Tentara Nasional yang dipimpin Lafayette. Ketika terjadi pemberontakan oleh rakyat, Louis XVI melarikan diri ke luar negeri. Kesempatan ini dipergunakan oleh rakyat untuk membentuk pemerintahan gres yang demokratis.
Dewan Perancang Undang-Undang yang terdiri dari Partai Feullant dan Partai Jacobin segera membentuk Konstitusi Prancis pada tahun 1791. Partai Feullant yaitu partai yang proraja, sedangkan Partai Jacobin yaitu partai yang prorepublik.
Partai Jacobin beranggotakan kaum Geronde dan Montague. Partai ini dipimpin oleh tiga sekawan, Robespiere, Marat, Danton.
Keadaan negara yang semakin berbahaya membuat Dewan Legislatif membentuk pemerintahan republik pada tanggal 22 September 1792. Raja Louis XVI dan istrinya dijatuhi eksekusi pancung dengan quillotine pada tanggal 22 Januari 1793.
Masa Republik Prancis I disebut masa Convention, presidennya yaitu Robespierre. Pemerintahan Robespierre yang berasal dari kaum Montague ternyata menjalankan pemerintahan yang kejam (pemerintahan teror) yang menimbulkan banyak korban.
Akibat kebijakan pemerintah yang kejam, rakyat mulai tidak senang. Oleh lantaran Gironde, Robespierre ditangkap dan dijatuhi eksekusi pancung dengan quillotine.
Quillotine |
Kaum Gironde (kaum borjuis yang kaya tanah) kemudian membentuk pemerintahan Directoire yang dipegang oleh Barros, Moulin, Seiyes, Roger, dan Ducos. Directoire mempunyai wewenang mengatur persoalan ekonomi, politik, sosial, pertahanan keamanan, dan keagamaan.
Karena setiap anggota mempunyai wewenang yang sama, terjadi persaingan dalam pemerintahan yang menimbulkan krisis kewibawaan, korupsi, dan runtuhnya doktrin rakyat. Dalam keadaan demikian, muncul seorang tokoh militer yang terkenal, yaitu Napoleon Bonaparte.
3. Pemerintahan Napoleon Bonaparte
Kemunculan nama Napoleon Bonaparte ini diawali dengan konspirasi dari Abbe Sieyes, anggota senior Majelis Nasional dan Convention. Ia merencanakan suatu konstitusi yang sanggup menggabungkan kemerdekaan dan stabilitas.
Napoleon Bonaparte yang ketika itu dikenal sebagai pendekar perang dianggap menjadi kandidat yang paling sesuai untuk memperoleh proteksi militer terhadap perebutan kekuasaan yang akan dilaksanakan. Kudeta berhasil dilakukan pada tanggal 9 – 10 November 1799.
Sesudah itu, dibentuklah pemerintahan konsulat, yaitu pemerintahan yang dipimpin tiga orang konsul: Napoleon Bonaparte, Cambaceres, dan Lebrun. Namun, dalam perjalanannya, Napoleon menyingkirkan kawan-kawannya, menjadi satu-satunya anggota konsulat, dan mengangkat dirinya menjadi konsul seumur hidup.
Pada tahun 1803, Napoleon diangkat menjadi kaisar atas putusan sidang Dewan Legislatif. Penobatannya dilakukan pada tanggal 2 Desember 1804 oleh Paus Pius VII. Dalam masa pemerintahannya, Napoleon melaksanakan hal-hal diberikut.
- Membentuk pemerintahan yang stabil dengan membuat Undang-Undang Hukum Perdata (Code Civil).
- Menciptakan buku aturan (Code Civil, Code Penal, dan Code Commerce).
- Mengembalikan perdamaian di negara Prancis.
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
- Mengadakan Continental Stelsel 1806, yakni larangan negara-negara di daratan Eropa untuk berdagang dengan Inggris (blokade ekonomi). Tujuannya yaitu untuk melemahkan ekonomi Inggris. Usaha ini tidak berhasil lantaran Rusia tetap menjual gandum kepada Inggris.
- Menyerang ke Mesir (1798) dan Rusia (1812), tetapi tidak berhasil lantaran tentaranya banyak yang mati kedinginan.
- Mengadakan perang melawan koalisi raja-raja Eropa.
Napoleon bercita-cita untuk memperluas dominasi Prancis atas Benua Eropa dan menjadikannya kekuatan yang diperhitungkan di dunia. Untuk mencapai cita-citanya itu, ia melaksanakan invasi ke negara-negara Eropa lainnya.
Tentu saja politik Napoleon ini mendapat perlawanan dari negara-negara yang diserangnya. Raja-raja dari negara-negara tersebut kemudian membentuk koalisi.
Perang antara Prancis dan koalisi negara-negara Eropa tujuan invasinya disebut Perang Koalisi. Kronologi Perang Koalisi tersebut sebagai diberikut.
a. Perang Koalisi I (1792 – 1797)
Koalisi ini diikuti oleh Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Belanda, dan Sardinia. Koalisi ini bisa dikalahkan Napoleon, kecuali Inggris. Napoleon berusaha melawan Inggris dengan cara menyerbu Mesir dan menyerbu eksklusif ke Inggris.
b. Perang Koalisi II (1799 – 1802)
Koalisi ini diikuti Austria, Rusia, Inggris, dan Turki. Austria, Rusia, dan Turki dihancurkan pada tahun 1800. Perang kemudian dilarang dengan perjanjian Amiens (1802). Pada ketika inilah, Napoleon mengangkat dirinya sebagai konsul seumur hidup.
c. Perang Koalisi III (1805)
Koalisi ini diikuti oleh Austria, Rusia, Inggris, dan Swedia. Napoleon memusatkan kekuatan tentaranya di Boulogne untuk menyerang Inggris dan angkatan maritim di Cadiz. Laksamana Nelson dari Inggris gugur dalam pertempuran tersebut.
d. Perang Koalisi IV (1806 – 1807)
Koalisi ini diikuti Prusia, Rusia, dan Inggris. Dalam perang ini, Napoleon berhasil memikat hati Turki untuk memihak Prancis dan menyerang Rusia.
Prusia dihantam habis oleh Napoleon di Friesland (1807). Dari Prusia, Napoleon sanggup menghancurkan Rusia. Untuk menghancurkan Inggris, mulai diberlakukan Continental Stelsel.
e. Perang Koalisi V (1809)
Koalisi ini diikuti Austria, Inggris, Spanyol, dan Portugal. Dalam perang ini, Austria memodernkan tentaranya dan sekali lagi mencoba mengadu kekuatan dengan Napoleon.
Napoleon berhasil menghancurkan pasukan Austria hingga benar-benar habis kekuatannya dalam pertempuran di Wagram (1809).
f. Perang Koalisi VI (1812 – 1813)
Koalisi ini diikuti Rusia, Inggris, Swedia, Austria, Spanyol, dan Prusia. Pada tahun 1812, Napoleon menyerbu Rusia dengan mengerahkan 600.000 orang tentara.
Maksud penyerbuan ini yaitu untuk menghukum Rusia yang melanggar Continental Stelsel. Namun, pada tahun 1813, Napoleon dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan ditangkap.
Sesudah abadiahannya dalam pertempuran di Leipzig, Napoleon dimembuang ke Pulau Elba. Pengasingan ini tidak melemahkan usaha Napoleon. Ia berhasil meloloskan diri dan kembali menyatakan diri sebagai kaisar selama 100 hari.
Pada tanggal 8 Juni 1815 terjadi pertempuran di Waterloo. Napoleon kembali tertangkap dan diasingkan ke Pulau St. Helena hingga meninggal pada tanggal 5 Mei 1821. Jenazahnya diawetkan di Hotel des Invalides, Paris.
Usai perang tersebut, bangsa-bangsa Eropa yang berkoalisi melawan Prancis kemudian mengadakan Kongres Wina (1815) dengan tujuan mengembalikan kondisi daratan Eropa ke keadaan sebelum perang dan menghukum Prancis. Isi keputusan Kongres Wina sebagai diberikut.
- Austria kehilangan Belanda kepingan selatan dan sebagai gantinya memperoleh Lombardia.
- Membentuk Konfederasi Jerman (Deutsche Bond) yang terdiri dari 39 negara kuat.
- Italia dipecah menjadi wilayah-wilayah yang lebih kecil supaya tidak tumbuh menjadi negara yang kuat.
- Rusia mendapat wilayah Finlandia dan kepingan timur Polandia.
- Inggris mendapat wilayah Ceylon, Malta, dan Holgeland.
- Belanda dibagi menjadi Belanda Utara dan Belanda Selatan.
- Swedia melepaskan Finlandia dan mendapat Norwegia.
4. Akibat Revolusi Prancis
Akibat atau dampak Revolusi Prancis di dalam negeri sanggup dipetakan sebagai diberikut.
a. Bidang politik
Revolusi Prancis membawa perubahan dalam sistem pemerintahan yang tiruanla berupa monarki adikara menjadi pemerintahan yang demokratis. Hak asasi insan diakui dan dihormati.
Konstitusi atau undang-undang dasar ialah kekuasaan yang tertinggi. Muncul pula ide-ide republik, suatu bentuk pemerintahan yang melayani kepentingan umum, dan prinsip-prinsip diberikut.
1) Demokrasi, yaitu prinsip bahwa setiap insan dilahirkan dengan hak yang sama dalam kehidupan bernegara. Hak yang dimaksud yaitu hak bersuara, mengemukakan pendapat, berserikat, dan berkumpul.
2) Perasaan nasionalisme sesuai dengan semboyan Revolusi Prancis: Liberte, Egalite, Fraternite (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan). Prinsip ini membangkitkan jiwa persatuan yang menjadi kekuatan dalam menghadapi segala ancaman yang mengancam negara.
b. Bidang ekonomi
Beberapa akhir adanya Revolusi Prancis dalam bidang ekonomi sebagai diberikut.
1) Petani menjadi pemilik tanah kembali.
2) Penghapusan pajak feodal.
3) Penghapusan gilde.
4) Timbulnya industri besar
c. Bidang sosial
Akibat-akibat dalam bidang sosial, antara lain,
1) dihapuskannya feodalisme,
2) adanya susunan masyarakat yang baru, dan
3) adanya pendidikan dan pengajaran yang merata untuk tiruana lapisan masyarakat.
Adapun akhir atau dampak Revolusi Prancis terhadap dunia, termasuk dalam usaha pergerakan bangsa Indonesia, sebagai diberikut.
a. Penyebaran ilham liberalisme.
b. Adanya penyebaran paham demokrasi di tengah kehidupan bernegara.
c. Berkembangnya ilham nasionalisme.
Post a Comment for "Penyebab, Tokoh Dan Semboyan Dalam Jalannya Revolusi Perancis Serta Efek Dan Hasilnya Bagi Dunia Pergerakan Nasional Di Indonesia"