Tokoh-Tokoh, Sebab, Dampak, Akhir Dan Efek Jalannya Revolusi Rusia (Bolshevik) 1917 Terhadap Dunia
Berikut ini kita akan mengulas terkena revolusi rusia, revolusi bolshevik, revolusi rusia 1917, tokoh revolusi rusia, imbas revolusi rusia, revolusi russia, akhir revolusi rusia, tokoh tokoh revolusi rusia, jalannya revolusi rusia, lantaran revolusi rusia, dampak revolusi rusia, dampak revolusi rusia terhadap dunia.
Revolusi Rusia
Pada permulaan kurun ke-19, keadaan Rusia masih kurang pintar dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Masyarakat Rusia pada masa itu terbagi atas dua golongan, yaitu tuan tanah (bangsawan) dan petani (rakyat jelata).
Rusia ketika itu ialah negara agraris. Sebagian besar penduduknya ialah petani miskin yang harus tunduk kepada tuan tanah, bahkan menjadi budak dari tuan tanah.
Status petani sebagai budak tuan tanah ini diatur dalam Undang-Undang Perbudakan Rusia yang disahkan oleh Tsar Alexis I pada tahun 1646.
Perbudakan dihapuskan pada tahun 1861 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Emansipasi (Emancipation Edict) oleh Tsar Alexander II. Isi undang-undang tersebut sebagai diberikut.
1. Perbudakan dihapuskan.
2. Petani bekas budak menerima tanah sebagai miliknya.
3. Negara membayar uang kerugian kepada tuan-tuan tanah pemilik budak.
Meski sudah dikeluarkan undang-undang tersebut, kondisi kehidupan petani belum mengalami kemajuan lantaran kepala mir (kepala desa) usang kelabuaan bertindak menyerupai tuan tanah dan memperkaya diri sendiri.
Pada tahun 1906 (masa pemerintahan Tsar Nicholas II), sistem mir dihapuskan oleh Menteri Stolypin. Tanah didiberikan kepada pemilik sehingga dari pekerjaannya seorang petani sanggup memperoleh hasil.
Menjelang terjadinya revolusi, muncul dua pemikiran kaum terpelajar di Rusia, yaitu pemikiran Slavia dan pemikiran Barat. Aliran Slavia ingin membangun Rusia atas dasar kultur Slavia di mana negara dianggap sebagai tubuh moral.
Aliran ini kemudian menjadi pahlawan paham autokrasi, ortodoks, nasionalisme dan memunculkan gerakan Pan Slavisme.
Adapun pemikiran Barat ingin membangun Rusia menurut konsepsi Barat di mana negara dianggap sebagai tubuh politik belaka yang dipakai untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
1. Latar belakang Revolusi Rusia
Sejak abadiahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas dengan kekerasan senjata.
Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun perjuangan pemerintah untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul.
Akhirnya, revolusi sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia mengalami abadiahan-abadiahan besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai diberikut.
a. Pemerintahan Tsar Nicholas II yang reaksioner
Ketika negara-negara lain mulai mengakui hak-hak politik bagi masyarakat negaranya, Tsar Nicholas II masih enggan melaksanakan hal yang sama.
Ia memang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya spesialuntuk sandiwara belaka.
Pemilihan anggota Duma dilakukan dengan akal-akalan lantaran pada praktiknya, anggota Duma ialah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil rapat dan rekomendasi Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.
b. Susunan pemerintahan Tsar yang buruk
Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas II tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar kesukaanisme. Tsar tidak menentukan orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya, orang-orang yang dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan spesialuntuklah orang-orang yang disukainya.
Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya, Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan Rasputin ialah orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam paham baru.
c. Perbedaan sosial yang mencolok mata
Kondisi kehidupan antara kedua golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya. Tsar dan para darah biru hidup glamor dan kaya raya, sementara rakyat, terutama petani dan buruh, sangat miskin dan sengsara.
Bangsawan juga mempunyai banyak sekali macam hak yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan. Sekalipun perbudakan sudah dihapuskan, para darah biru tetap memperlakukan rakyat biasa menyerupai budak dalam kehidupan sehari-hari.
d. Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh Menteri Stolypin pada tahun 1906 spesialuntuk menghasilkan perubahan tanah-tanah mir menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik darah biru maupun para kulak (petani-petani besar).
Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil (buruh tani). Para buruh tani ini kemudian berusaha menuntut tanah yang seharusnya menjadi miliknya.
e. Adanya aliran-aliran yang menentang Tsar
Dalam revolusi pada tahun 1905, aliran-aliran yang menentang Tsar sanggup ditindas, tetapi tidak lenyap. Mereka melaksanakan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu peluang untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut sebagai diberikut.
- Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar.
- Kaum sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang modern dan demokratis. Kaum sosialis ialah anasir yang revolusioner dan terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan Bolsheviks (radikal, kemudian berubah menjadi partai komunis). Golongan Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang kemudian digantikan oleh Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.
f. Kekalahan perang
Ketika melibatkan diri dalam Perang Dunia I, bahwasanya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia ikut perang lantaran terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente.
Keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I menerima sambutan cuek dari rakyatnya. Peperangan yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan abadiahan.
Kekalahan-abadiahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar danau-danau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan doktrin rakyat kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan menginginkan kedamaian.
g. Ancaman ancaman kelaparan
Lima belas juta masyarakat Rusia dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian.
Macetnya industri dan pertanian ini menjadikan ancaman kelaparan lantaran kurangnya materi makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.
2. Jalannya revolusi
Revolusi Rusia yang berlangsung pada tahun 1917 terbagi dalam dua fase.
a. Revolusi Februari 1917
Revolusi ini dimotori oleh orang-orang Kadet, Mensheviks, dan Bolsheviks. Tujuannya ialah untuk menggulingkan Tsar. Revolusi dimulai di Petrograd (sekarang Leningrad) berupa demonstrasi yang menuntut turunnya Tsar, diikuti oleh pemogokan di perusahaan-perusahaan.
Tentara yang diperintahkan menembaki para pemogok dan demonstran berbalik menembaki opsir-opsirnya sendiri. Revolusi berdarah pun meletus. Tsar ditawan dan dipaksa turun takhta.
Usai revolusi, pemerintahan sementera dibentuk. Kaum Kadet memegang pimpinan. Akan tetapi, kaum Kadet tidak mengadakan perubahan-perubahan yang sesuai menyerupai tuntutan rakyat.
Alasannya ialah kekhawatiran bahwa perubahan-perubahan itu spesialuntuk akan menambah kacau keadaan. Kaum Mensheviks dipimpin Karensky kemudian menggulingkan kaum Kadet dan memegang pimpinan pemerintahan.
Program kaum Mensheviks adalah, pertama-tama, menjunjung kembali kehormatan Rusia yang sudah merosot lantaran abadiahan-abadiahan dalam perang, dan kemudian gres mengadakan perombakan atas sistem pemerintahan dalam negeri.
Bentuk negara diubah menjadi republik, kemudian diadakan serangan besar-bemasukan terhadap Jerman. Sayangnya, serangan tersebut gagal sama sekali.
Rakyat yang jenuh pada peperangan kehilangan doktrin pada pemerintahan Mensheviks. Memanfaatkan keadaan ini, kaum Bolsheviks tampil ke muka dan memdiberi janji-janji kedamaian serta pertolongan materi masakan dan tanah kepada rakyat.
b. Revolusi Oktober 1917 (Revolusi Komunis)
Pada tanggal 10 April 1917, Lenin kembali ke Rusia dari perantauannya ke Jerman, Prancis, Inggris, Austria, dan Swiss semenjak tahun 1907.
Pada tahun yang sama, Leon Trotsky (Bronstein) datang di Rusia dari Amerika. Kedua orang ini kemudian menjadi motor penggagas kaum Bolsheviks yang berpaham komunis di Rusia.
Ketika kaum Kadet dan Mensheviks bergulat dengan revolusi cara mereka, gerakan bawah tanah kaum Bolsheviks secara rahasia mempersiapkan revolusinya sendiri.
Mereka membentuk pemerintahan sendiri, tentara sendiri (yang disebut Pasukan Merah), dan membuatkan propaganda antipemerintah borjuis.
Pada ketika pemerintahan Mensheviks kehilangan doktrin rakyat, kaum Bolsheviks memanfaatkannya dengan segera merangkul rakyat.
Mereka menganjurkan para petani semoga membagi-bagikan tanah dan menganjurkan para buruh untuk menyita pabrik-pabrik. Pendekatan ini menerima pertolongan dan simpati dari rakyat. Dimulailah revolusi kedua ala Bolsheviks. Revolusi kedua ini dimulai dari Petrograd lagi.
Tentara dan angkatan bahari di Petrograd memihak Lenin, disusul pertolongan dari tentara-tentara Difron. Pada tanggal 25 Oktober 1917, pemerintahan Mensheviks digulingkan dan kaum Bolsheviks mengambil alih kekuasaan pemerintahan. Sesudah itu, segera diadakan perubahan-perubahan besar.
- Diadakan negosiasi perdamaian dengan Jerman yang melahirkan perjanjian perdamaian Brest Litovsk (1918).
- Segala utang piutang pemerintah Tsar dihapuskan dan bank dimonopoli negara.
- Tanah dibagi-bagikan kepada petani dan buruh menyita pabrik-pabrik.
- Bahan masakan dikerahkan dan dibagi-bagikan kepada rakyat.
Revolusi yang kedua ini berjalan dan berhasil dengan baik, sehingga kaum Bolsheviks menerima kedudukan yang kuat.
3. Intervensi negara-negara absurd (1918)
Sesudah kaum Bolsheviks memegang pemerintahan Rusia, para pengikut Tsar yang masih setia berusaha melaksanakan pemberontakan.
Mereka menyebut dirinya kaum Rusia Putih (lawan dari kaum Bolsheviks yang disebut kaum Rusia Merah/Komunis). Mereka dipimpin oleh Jenderal Denikin dan Wrangel.
Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan lain-lain) segera memihak kaum Rusia Putih, tidak semata-mata lantaran mereka antikomunis, melainkan juga dikarenakan adanya kekhawatiran menghadapi penghentian perang antara Rusia dan Jerman. Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis menyerbu Rusia dari arah timur (Vladivostok), utara (Murmansk), barat (Estonia dan Turki), dan selatan (Laut Kaspia).
Akan tetapi lantaran front-front negera-negara pengintervensi ini terpisah-pisah jauh dan kurang sekali adanya koordinasi antara front-front tersebut, intervensi ini gagal.
Kaum Rusia Putih rontok dan lebur. Sekeluarnya dari perang saudara antara Rusia Putih dan Rusia Merah, kaum Bolsheviks menjadi semakin berpengaruh dan bersatu.
4. Akibat-akibat Revolusi Komunis 1917
Revolusi yang dilakukan kaum Bolsheviks membawa akhir sebagai diberikut.
- Dihapuskannya pemerintahan Tsar yang kolot untuk selamanya. Pemerintahan diubah dengan sistem satu partai (pemerintahan dipegang oleh satu partai). Cobalah bandingkan dengan sistem satu partai di Jerman (Hitler dengan NAZI-nya) dan di Italia (Mussolini dengan fasismenya).
- Timbulnya demokrasi Soviet sebagai lawan dari demokrasi liberal. Demokrasi liberal atau parlementer dianggap Lenin kurang demokratis lantaran biasanya dewan legislatif diduduki oleh orang-orang dari kelas menengah ke atas, sementara rakyat jelata tidak tahu apa-apa. Lenin lebih suka membentuk dewan-dewan rakyat (Soviet) yang mewakili bunyi masyarakat terbawah. Dewan-dewan rakyat ini kemudian akan menentukan di antara mereka untuk menjadi wakil dalam dewan rakyat yang lebih tinggi. Mekanisme yang sama berlanjut hingga ke tingkat paling tinggi.
- Modernisasi Rusia maju dengan pesat, terutama dalam bidang industri dan pertanian. Dalam kurun waktu lebih kurang empat puluh tahun, Rusia mulai sanggup menyamai negara-negara industri lainnya di Eropa Barat dan Amerika.
- Meluasnya komunisme di seluruh dunia. Hingga kini komunisme menjadi faktor kekuatan politik dunia yang perlu diperhitungkan.
5. Pemerintahan Lenin (1917 – 1924)
Selama masa pemerintahan Lenin, terjadi hal-hal sebagai diberikut.
a. Pembentukan komintern (Komunis Internasional)
Pada tahun 1919 dibuat Komintern yang bertugas memimpin partai-partai komunis di seluruh dunia. Komintern dilebur pada tahun 1947 lantaran berbau imperialisme Rusia dan digantikan oleh Cominform (Communist Information) yang ialah sentra propaganda komunisme di seluruh dunia.
b. Pembentukan Uni Soviet
Sebelum tahun 1922, Rusia terdiri dari beberapa negara kecil yang bersatu di bawah bendera Federasi Republik-Republik Soviet Sosialis Rusia (FRSSR).
Pada tahun 1922, federasi ini diubah menjadi uni dan disebut Uni Republik-Republik Soviet atau Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Kekuasaan pemerintahan terpusat pada pemerintahan pusat.
c. Sistem perekonomian komunis
Ketika Lenin memegang pemerintahan, Rusia hendak disusun menjadi seratus persen komunis. Semua hasil produksi, baik industri maupun pertanian, harus diserahkan kepada negara. Nantinya negara yang akan membagi-bagikannya dengan adil.
Akan tetapi, para petani kaya (kulak) menolak menyerahkan segala hasil buminya kepada negara. Para petani juga tidak mau menanam lebih dari apa yang mereka butuhkan untuk hidup lantaran sebanyak apa pun mereka menanam, hasil yang mereka dapatkan sama saja.
Akibatnya, pertanian menjadi kacau dan ancaman kelaparan mengancam. Pada tahun 1921, Lenin mengubah kebijakan ekonominya dan menggantinya dengan NEP (New Economical Policy) di mana hasil bumi boleh dijual dengam bebas.
Namun, untuk menyaingi sistem pertanian bebas yang dipraktikkan para kulak, diadakan pula pertanian kolektif (kolkhoz) dan pertanian negara (sovkhoz) untuk menyaingi pertanian bebas dari para kulak. NEP ini terbukti berjalan dengan baik.
Para kulak makin terdesak dan semakin banyak petani yang menggabungkan diri dalam kolkhoz. Lenin meninggal dunia pada tahun 1924.
Jenazahnya dimakamkan di erat Kremlin dalam sebuah musoleum (makam yang indah) di mana setiap tahun rakyat Rusia sanggup melihat wajah "Bapak Komunisme Rusia".
6. Keadaan dalam negeri usai pemerintahan Lenin
Dua orang calon pengganti Lenin, Stalin dan Trotsky mempunyai pemahaman yang tidak sama terkena komunisme. Trotsky bermaksud mengobarkan revolusi dunia untuk membuat masyarakat komunis di seluruh dunia. Baginya, kaum buruh lebih penting daripada kaum lainnya.
Adapun Stalin berkehendak untuk memperkukuh lampau komunisme di Rusia sebelum meluaskan paham tersebut ke seluruh dunia. Baginya, buruh dan kaum tani sama pentingnya.
Stalin mengizinkan kaum komunis memakai modal absurd dan ahli-ahli ilmu pengetahuan dari negara-negara kapitalis untuk mencapai tujuannya. Salah satu teladan ialah dibuatnya perjanjian Prancis – Rusia pada tahun 1923.
Kebijakan Stalin memperoleh pertolongan luas, sehingga ia dipilih menjadi pemimpin Uni Soviet menggantikan Lenin. Trotsky dimembuang ke luar Rusia dan kemudian dibunuh di Meksiko (1940). Stalin meneruskan politik ekonomi Lenin hingga tahun 1927.
Kemudian, ia menyusun Rencana Lima Tahun untuk mengembangkan perekonomian Rusia. Rencana Lima Tahun yang pertama (1927 – 1932) ialah industrialisasi Rusia secara besar-bemasukan dan modernisasi pertanian.
Rencana ini berjalan baik, disusul dengan ditiadakannya kulak dan mengubah seluruh sistem pertanian menjadi kolkhoz dan sovkhoz. Rencana Lima Tahun yang kedua (1932 – 1937) dibuat untuk menyempurnakan yang pertama. Pemerintahan Stalin ialah pemerintahan yang otoriter.
Ia bercita-cita menjadi penguasa mutlak. Rasa rendah diri menimbulkan Stalin selalu curiga kepada siapa pun. Stalin sanggup berkuasa mutlak di Rusia lantaran sifatnya yang licik, penuh tipu daya, dan tega mempecundangi lawan-lawan politiknya. Ia meninggal pada tanggal 16 Maret 1953.
Ia tidak menunjuk pengganti, sehingga timbullah persaingan antara Nikita Khrushchev dan Leonid Brezhnev. Khrushchev keluar sebagai pemenang, namun digulingkan pada tahun 1964.
Salah satu bencana mencolok selama karir Khrushchev ialah Koreksinya yang menyerang Stalin dalam pidato yang disampaikannya pada Kongres Partai Komunis ke- 20 di tahun 1956. Pidatonya ini tidak diterbitkan di Uni Soviet sehingga disebut "pidato rahasia".
Kritik tersebut diikuti kampanye anti-Stalin, pencabutan gambar-gambar dan patung Stalin, serta dikeluarkannya mayat Stalin dari dalam musoleum di Lapangan Merah untuk dimakamkan di pemakaman umum.
Konstitusi Stalin 1936 digantinya dengan konstitusi gres (1977). Isinya yang pokok ialah rakyat boleh menyuarakan pendapatnya secara bebas.
Dampak Revolusi Rusia
Revolusi Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik) berdampak pada meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang pada ketika itu masih dijajah bangsa lain dengan segera mengadopsinya.
Juga negara-negara yang gres terbentuk dan negara-negara yang rakyatnya sudah bosan hidup dalam kekangan feodalisme penguasa.
Paham gres ini pun dengan segera menjalar ke Indonesia yang pada ketika itu tengah menghidupkan organisasi-organisasi pergerakan ke arah kemerdekaan.
Organisasi-organisasi yang menganutnya juga bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di kemudian hari jelas-jelas melaksanakan pemberontakan. contohnya ialah ISDV yang setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.
Perkembangan Partai Komunis Rusia setelah Khrushchev mengeluarkan Konstitusi 1977 mengarah pada banyak perubahan.
Politik Rusia yang lebih demokratis membuka pemikiran-pemikiran gres dan dorongan-dorongan untuk membuat keterbukaan.
Pada dekade final kejayaan Partai Komunis Rusia, Mikhail Gorbachev yang memimpin Uni Soviet pada ketika itu, mengeluarkan gagasan gres sebagai diberikut.
- Glasnost, yaitu keterbukaan dengan jalan membuka diskusi umum soal sosial, politik, dan ekonomi.
- Perestroika, yaitu restrukturisasi yang dimulai dengan transformasi ekonomi, politik, dan sistem sosial budaya Uni Soviet.
- Demokratizatisia, yaitu demokrasi yang melahirkan keberanian rakyat untuk mengemukakan pendapat.
Gagasan-gagasan yang ditelurkan dalam bentuk kebijakan politik ini di kemudian hari menjadi titik balik Partai Komunis Rusia dan memicu keruntuhan Uni Soviet.
Post a Comment for "Tokoh-Tokoh, Sebab, Dampak, Akhir Dan Efek Jalannya Revolusi Rusia (Bolshevik) 1917 Terhadap Dunia"