Pengaruh Antara Ragam Bahasa Dan Dialek Di Dalam Masyarakat
Berikut ini akan dijelaskan terkena ragam bahasa, dampak bahasa, pola ragam bahasa, ragam bahasa indonesia, variasi bahasa, pola ragam bahasa indonesia, mengidentifikasi ragam bahasa indonesia, ragam bahasa di indonesia, keragaman bahasa di indonesia, keragaman bahasa, bahasa indonesia dengan aneka macam ragamnya, dampak bahasa kawasan terhadap perkembangan bahasa indonesia.
Pengaruh antara Bahasa dan Dialek dalam Masyarakat
Sampai ketika ini para hebat bahasa belum memperoleh rumusan yang terang serta tegas terkena batas-batas yang sanggup membedakan antara bahasa dan dialek yang berkembang dalam masyarakat.
Menurut Panitia Atlas Bahasa-Bahasa Eropa dialek yaitu sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakannya dari masyarakat lain yang mempergunakan sistem bahasa yang berlainan, meskipun dekat hubungannya.
Di dalam analisis ilmu bahasa, dialek bersinonim dengan istilah logat, yakni cara berbicara yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok penutur bahasa yang membedakannya dari cara berbicara atau berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang pemakai bahasa lainnya.
Menurut Meillet ciri utama sebuah dialek yaitu perbedaan dalam kesatuan serta kesatuan dalam perbedaan. Selain itu, terdapat dua ciri lain yang menempel pada dialek, antara lain;
- dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang tidak sama-beda yang mempunyai ciri-ciri umum dan masing-masing lebih seolah-olah dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama;
- dialek tidak harus mengambil tiruana bentuk ujaran dari sebuah bahasa.
Menurut Claude Fauchet, dialek pada mulanya ialah mots de leur terroir (kata-kata di atas tanahnya) yang di dalam perkembangannya menunjuk kepada suatu bahasa kawasan yang layak dipergunakan di dalam karya-karya sastra dan bahasa daerah.
Di dalam perkembangannya, salah satu dialek bahasa kawasan tersebut mulai diterima sebagai bahasa baku oleh aneka macam kawasan pemakai dialek-dialek lantaran adanya unsur subjektif maupun adil.
Beberapa faktor yang memilih diterimanya suatu dialek bahasa kawasan menjadi bahasa baku atau negara yaitu faktor politik, kebudayaan, ekonomi, dan ilmiah.
Selain itu, munculnya bahasa baku tersebut didorong oleh adanya kebutuhan dari beberapa kelompok masyarakat yang saling terpisah untuk sanggup saling berkomunikasi.
melaluiataubersamaini demikian, bahasa baku yaitu satu bahasa atau dialek yang dipilih oleh aneka macam kelompok masyarakat untuk saling berkomunikasi.
Dipilihnya suatu dialek menjadi bahasa baku disebabkan lantaran bahasa atau dialek tersebut dianggap lengkap kosa katanya oleh masyarakat pemakainya.
Bentuk dan pemakaian bahasa baku ini akan menjadi model percontohan bagi seluruh rakyat. Di dalam praktiknya, seseorang yang akan berbahasa akan mengikuti keadaan dengan orang yang akan diajak bicara.
Selain itu, seseorang penutur bahasa tersebut biasanya akan mencoba untuk mengikuti keadaan dengan bentuk serta pemakaian bahasa yang sudah digunakan secara luas di dalam masyarakat.
melaluiataubersamaini demikian, di dalam penerapan bahasa, terjadi proses tarik-menarikdanunik antara pemakaian bahasa standar dengan bahasa lokal.
Karena di antara bahasa kawasan atau dialek-dialek lokal tersebut terdapat salah satu bahasa kawasan yang dibakukan atau diangkat menjadi bahasa nasional maka dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa
nasional, bahasa kawasan atau dialek-dialek lokal tersebut akan mewarnai atau memengaruhi pertumbuhan bahasa nasional tersebut.
Selain mempunyai bermacam-macam bahasa kawasan yang ialah bahasa ibu suatu suku bangsa, bangsa Indonesia juga mempunyai bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia yang ialah bahasa persatuan yang diangkat dari bahasa Melayu.
Di dalam penerapan bahasa Indonesia, setiap ragam bahasa kawasan memengaruhi pemakaian bahasa Indonesia sehingga terjadi inferensi dari bahasa kawasan ke dalam bahasa Indonesia lantaran setiap suku mempunyai ciri khas di dalam penerapan bahasa Indonesianya yang disebut ciri-ciri etnik bahasa Indonesia.
Karena adanya ciri-ciri etnik di dalam penerapan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maka di aneka macam kawasan di Indonesia dikenal adanya bahasa Indonesia berdialek bahasa daerah.
Misalnya, bahasa Indonesia dialek Aceh, bahasa Indonesia dialek Minangkabau, bahasa Indonesia dialek Sunda, bahasa Indonesia dialek Jawa, bahasa Indonesia dialek Madura, bahasa Indonesia dialek Bali, bahasa Indonesia dialek Banjar, bahasa Indonesia dialek Bugis, bahasa Indonesia dialek Manado, atau bahasa Indonesia dialek Ambon.
Selain adanya variasi bahasa dan dialek-dialek dalam bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh dialek-dialek lokal, di Indonesia terdapat variasi bahasa lain yang hampir sama cirinya dengan dialek etnik yang disebut variasi bahasa pijin.
Bahasa pijin yaitu ragam bahasa adonan antara dua bangsa yang tidak sama. Misalnya, adonan bahasa Belanda dan Jawa pada masa penjajahan.
Lahirnya bahasa pijin (pidgin) diakibatkan oleh adanya pertemuan sebagian penduduk dengan penduduk bangsa lain di tempat yang terpisah dari sentra pemukiman lantaran adanya acara perdagangan, perusahaan perkebunan,
dan penjajahan yang menghasilkan ragam bahasa adonan antara bahasa dua bangsa yang tidak sama. Variasi suara dan hukum tata bahasa adonan tersebut ialah adonan suara dua bahasa yang tidak sama.
Post a Comment for "Pengaruh Antara Ragam Bahasa Dan Dialek Di Dalam Masyarakat"