Kedudukan Bahasa Persatuan Nasional Negara Indonesia Dalam Rumpun Bahasa Austronesia Dan Rumpun Bahasa Di Dunia
Berikut ini akan dijelaskan terkena kedudukan bahasa indonesia, kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia sebagai bahasa negara, kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa negara, bahasa indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan, kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa negara, rumpun bahasa, austronesia, bahasa austronesia, rumpun bahasa austronesia, rumpun bahasa di dunia, rumpun bahasa papua.
Kekerabatan Bahasa di Indonesia
Penelitian terkena bahasa dalam antropologi bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri bahasa yang diucapkan suatu suku bangsa beserta variasi-variasinya.
Penelitian bahasa suatu suku bangsa sanggup memmenolong mengungkapkan sejarah kebudayaan suatu suku bangsa. Di Kepulauan Nusantara terdapat 500 jenis bahasa yang terbagi dalam 2 rumpun bahasa, yaitu kelompok bahasa Austronesia dan kelompok bahasa Papua.
Beragamnya bahasa-bahasa di Nusantara tersebut membuat Indonesia layak dijadikan objek penelitian antropologi linguistik.
Pembahasan terkena bahasa dalam antropologi bertujuan untuk mendeskripsikan ciri-ciri bahasa yang diucapkan dan variasi-variasinya oleh suatu suku bangsa.
Dalam melaksanakan penelitian bahasa suatu suku bangsa, seorang antropolog mengumpulkan data terkena ciri-ciri rumpun bahasa tersebut, data terkena tempat persebarannya, variasi geografis, dan variasi bahasa berdasarkan lapisan-lapisan sosial masyarakatnya.
Ciri-ciri bahasa sanggup diuraikan dengan menempatkannya dengan sempurna dalam daftar pembagian terstruktur mengenai bahasa-bahasa sedunia, pada rumpun, sub rumpun, keluarga, dan subkeluarga besarnya disertai beberapa pola fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik bahasa suatu bangsa.
Oleh lantaran itu, antropolog harus menyusun daftar kosakata dasar (basic vocabulary) yang terdiri atas 200 suku kata terkena anggota tubuh, gejala-gejala dan benda alam, warna, bilangan, dan kata kerja pokok.
Daftar 200 kosakata dasar dalam penelitian tersebut sanggup digunakan untuk memperkirakan umur bahasa dan umur kebudayaan suatu masyarakat yang memakai bahasa tersebut.
Kedudukan Bahasa Indonesia di Tengah-Tengah Bahasa Lainnya di Dunia
Untuk memilih kedudukan bahasa-bahasa di Indonesia di tengah-tengah bahasa-bahasa lainnya di dunia maka perlu mengetahui adanya majemuk rumpun bahasa. Berdasarkan jenisnya terdapat
majemuk rumpun bahasa, antara lain sebagai diberikut.
- Rumpun bahasa Indo Eropa, yang terdiri atas subrumpun bahasabahasa Jerman, Keltik, Baltik, Slavia, Albania, Roman, Yunani, Armenia, dan Indo Iran.
- Rumpun bahasa Semito-Hamit yang terdiri atas bahasa-bahasa Semit dan Hamit.
- Rumpun bahasa Finno-Ugria.
- Rumpun bahasa Ural-Altai.
- Rumpun bahasa Sino-Tibet.
- Rumpun bahasa Austria yang terdiri atas bahasa-bahasa Austro-Asia dan Austronesia.
- Bahasa-bahasa lain di Asia dan Oseania yang tidak termasuk ke dalam salah satu rumpun di atas, menyerupai bahasa-bahasa Papua, Dravida, bahasa Australia, dan bahasa Andaman.
- Rumpun bahasa Bantu.
- Rumpun bahasa-bahasa Sudan.
- Bahasa-bahasa Khoisan atau rumpun bahasa-bahasa bangsa kerdil di Afrika.
- Bahasa-bahasa Amerika Utara, menyerupai Algonkin, Irokes, Penutia, Sioux, Uto-Aztek, dan Athabascan.
- Bahasa-bahasa di Amerika Tengah, menyerupai bahasa Maya, Otomi, dan Mixe-Zoke.
- Bahasa-bahasa di Amerika Selatan, menyerupai bahasa Arawak, Karibi, dan Tupi-Guarani.
Dari ketiga belas kelompok besar rumpun bahasa di dunia tersebut kelompok rumpun bahasa Austria yang terdiri atas bahasa Austro-Asia dan Austronesia akan menurunkan rumpun-rumpun bahasa di Asia, termasuk di Indonesia.
Selanjutnya, rumpun bahasa di Indonesia lahir dari pecahan rumpun-rumpun bahasa dari garis bahasa Austronesia.
Kekerabatan Bahasa-Bahasa di Indonesia
Menurut Wilhelm Schmidt, berdasarkan penelitiannya ihwal asal-usul bahasa di dunia, di Asia terdapat tiga golongan besar rumpun bahasa, yakni rumpun bahasa Togon, Jerman, dan Austria.
Rumpun bahasa Austria terbagi menjadi dua kelompok rumpun bahasa, yaitu Austro-Asia dan Austronesia. Selanjutnya, rumpun bahasa Autronesia bermetamorfosis bahasa-bahasa yang dikala ini digunakan oleh orang-orang yang mendiami Kepulauan Nusantara.
Dalam perkembangannya rumpun bahasa Austria bermetamorfosis dua cabang, antara lain sebagai diberikut.
1. Rumpun bahasa Austro-Asia, yang terdiri atas;
a. Bahasa-bahasa Khasi;
b. Bahasa Nikobar;
c. Bahasa Mon Khmer;
d. Bahasa Munda dan Santali;
e. Bahasa Tsyam;
f. Bahasa Palaung-Wa;
g. Bahasa Annam-Muong;
h. Bahasa Semang-Sakai.
2. Rumpun bahasa Austronesia, yang terdiri atas dua golongan, antara ;lain
- Bahasa-bahasa Nusantara yang terdiri atas bahasa-bahasa Malagasi, Formosa, bahasa-bahasa Filipina, bahasa Melayu, Jawa, Bali, Batak, Dayak, Sikka, dan Solor.
- Bahasa-bahasa Oseania yang terdiri atas bahasa-bahasa Maori, Hawai, Tahiti, Kaledonia Baru, Hibrid, Fiji, dan Solomon.
Karakteristik dan Wilayah Penyebaran Bahasa-Bahasa di Indonesia
Daerah penyebaran bahasa-bahasa Austro-Asia mencakup wilayah-wilayah di India Belakang, India Muka, serta banyak sekali wilayah lainnya di daratan Asia Tenggara.
Misalnya, bahasa Mon Khmer di India Belakang, bahasa Munda dan Sentali di India Muka, serta bahasa Semang dan Sakai di Malaka. Daerah penyebaran rumpun bahasa Austronesia mempunyai jangkauan wilayah yang sangat luas, antara lain;
- Sebelah Barat : Pulau Madagaskar
- Sebelah Timur : Pulau Paas atau Paskah (dekat Pantai Barat Amerika Selatan)
- Sebelah Utara : Pulau Formosa (Taiwan)
- Sebelah Selatan : Kepulauan Selandia Baru
Secara geografis wilayah penyebaran bahasa-bahasa Austronesia mempunyai jangkauan yang sangat luas. Berdasarkan letak wilayah penyebarannya, bahasa-bahasa dari rumpun Austronesia terbagi atas dua golongan besar, yaitu sebagai diberikut.
1. Golongan bahasa-bahasa Autronesia Timur (yang disebut sebagai bahasa-bahasa Oseania), antara lain sebagai diberikut.
- Bahasa-bahasa di Kepulauan Polinesia, menyerupai bahasa Maori, Hawai, dan Tahiti.
- Bahasa-bahasa di Kepulauan Melguasia, menyerupai bahasa Kaledonia Baru, Hibrid, Fiji, Solomon, dan Santa Cruz.
- Bahasa-bahasa di Kepulauan Mikronesia, menyerupai bahasa di Kepulauan Marshall, Kepulauan Gilbert, dan Kepulauan Carolina.
2. Golongan bahasa-bahasa Austronesia Barat (yang disebut bahasa-bahasa Nusantara). Berdasarkan tata bahasanya, kelompok bahasa-bahasa di Nusantara terbagi atas dua jenis, yaitu sebagai diberikut.
a. Bagian Barat terdiri atas, antara lain;
- kelompok bahasa di Pulau Formosa (Taiwan), menyerupai bahasa Tavorlang dan bahasa Singkang;
- kelompok bahasa di Kepulauan Filipina, menyerupai bahasa Tagalog, Biaku, dan Sangir Talaud;
- kelompok bahasa di Sumatra, menyerupai bahasa Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, dan Nias;
- kelompok bahasa di Jawa, menyerupai bahasa Jawa, Sunda, dan Madura;
- kelompok bahasa Kalimantan (Dayak), menyerupai bahasa Ngaju, dan Kayan Buang;
- kelompok bahasa di Pulau Bali dan Nusa Tenggara Barat (Bali-Sasak), menyerupai bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa;
- kelompok bahasa Sulawesi, menyerupai bahasa Bugis, Makassar, Gorontalo, dan Buton;
- kelompok bahasa Minahasa, menyerupai bahasa Tombulu, Tonea, dan Tondano;
- bahasa Malagasi di Madagaskar;
- bahasa Cham di Indocina Selatan.
b. Bagian Timur terdiri atas bahasa-bahasa di Kepulauan Nusa Tenggara Timur, menyerupai bahasa Sikka, Solor, Roti, Kisar, dan Tetun.
Batas sebaran geografis antara bahasa-bahasa di Kepulauan Nusantara Barat dan bahasa-bahasa di Kepulauan Nusantara Timur yaitu sebelah timur Pulau Sumba mengarah ke utara yang membagi Pulau Flores menjadi dua belahan antara Maumere dan Lio dan membagi Kepulauan Sula menjadi dua bagian.
 |
| Peta sebaran bahasa Austronesia |
Rumpun Bahasa Papua
Kelompok-kelompok bahasa di Nusantara yang tidak termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia yaitu rumpun bahasa Papua yang terdapat di Pulau Irian (Papua), bahasa di Halmahera Utara, bahasa di Pulau Ternate, dan bahasa di Pulau Tidore.
Bahasa-bahasa Papua tersebut tidak mempunyai hubungan linguistik dengan bahasa-bahasa di luar Papua dan Papua Nugini kecuali dengan bahasa di Pulau Timor, Alor, dan Pantar.
 |
| Peta sebaran bahasa Papua |
1. Filum Papua Barat
2. Filum Kepala Burung Timur
3. Filum Teluk Geelvink
4. Filum SKO
5. Filum Kwomtari
6. Filum Sepik Ramu
7. Filum Trans Nugini
8. Filum Papua Timur
9. Filum Papua Timur Pinggiran
10. Filum Trans Nugini Pinggiran
Menurut penelitian Raymond Gordon, jumlah bahasa di Provinsi Papua yaitu 271 buah. Jumlah pemakai bahasa terbesar yaitu bahasa Biak Numfor yang digunakan oleh suku terbesar di Papua,
yaitu suku Biak Numfor dan jumlah pemakai bahasa terkecil yaitu bahasa Woria yang spesialuntuk digunakan oleh 5 orang anggota suku Woria.
Pada dikala ini Papua tidak mempunyai bahasa lokal yang sanggup dipahami oleh 312 suku sehingga muncul gagasan mengakibatkan bahasa Biak Numfor sebagai bahasa lokal Papua.
Hal ini disebabkan suku Biak Numfor yaitu suku yang terbesar di Papua dengan jumlah penduduk mencapai 280.000 orang.
Selain itu, jangkauan pemakai bahasa Biak Numfor sudah meluas di sebagian besar wilayah Papua. Upaya mengangkat bahasa Biak Numfor sebagai bahasa lokal di Papua tersebut ialah salah satu bentuk pelestarian budaya Papua.
Post a Comment for "Kedudukan Bahasa Persatuan Nasional Negara Indonesia Dalam Rumpun Bahasa Austronesia Dan Rumpun Bahasa Di Dunia"