Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Konsep Dan Fungsi Serta Peranan Agama, Religi Atau Dogma Bagi Insan Di Dalam Kehidupan Masyarakat

Berikut ini kita akan mengulas wacana konsep agama, konsep religi, konsep kepercayaan, pengertian agama, definisi agama, pengertian kepercayaan, arti agama, pengertian religi, pengertian religius, pengertian agama secara umum, arti kepercayaan, konsep ketuhanan, pengertian agama berdasarkan para ahli, fungsi agama, fungsi forum agama, pranata agama, fungsi agama dalam masyarakat, fungsi agama bagi kehidupan, fungsi pranata agama, peranan agama dalam kehidupan manusia, tugas agama dalam kehidupan, peranan agama bagi kehidupan manusia.

Konsep dan Fungsi Agama, Religi, dan Kepercayaan

Konsep Agama, Religi, dan Kepercayaan

Agama ialah salah satu unsur dari kultural universal yang sama usianya dengan sejarah kehidupan manusia. 

Tidak sanggup dipastikan semenjak kapan insan mulai mengenal dan memeluk agama lantaran bentuk akidah dan ritual agama sudah mengalami evolusi dan berkembang semakin kompleks. 

Selain itu, susah untuk memilih konsepsi agama pada masyarakat primitif yang masih sederhana kegiatan religinya. 

Dalam masyarakat modern terdapat banyak sekali bangunan wihara, gereja atau masjid yang difungsikan sebagai daerah peribadatan. 

Selain itu, juga dikenal tugas imam, ustad, pastor, dan  biksu yang ialah pemimpin keagamaan. Aturan-aturan keagamaan dibukukan dalam Al-Qur’an, Injil, Tripitaka, dan kitab suci agama lainnya yang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi para pemeluknya. 

Di dalam buku Kamus Antropologi, Koentjaraningrat mendefinisikan religi sebagai sistem yang terdiri dari konsepkonsep yang dipercaya dan menjadi keyakinan secara mutlak suatu umat beragama dan upacara-upacara beserta pemuka-pemuka agama yang melaksanakannya. 

Sistem religi mengatur relasi antara insan dengan Tuhan dan dunia gaib, antara sesama insan dan antara insan dengan lingkungannya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana relasi oleh yang menganutnya.

Menurut E.B. Tylor, agama ialah ungkapan dari ketakjuban insan akan kekuasaan dan kekuatan yang berada di luar dirinya. 

Menurut Tylor agama yaitu sebuah relasi antara unsur natural dan supranatural (kekuatan gaib) lantaran insan mencicipi adanya suatu kekuatan yang sangat dahsyat yang mengendalikan kehidupannya dan kekuatan tersebut perlu disembah semoga tidak murka. 

Selanjutnya, lahirlah agama-agama yang menganggap benda-benda alam sebagai objek penyembahan, menyerupai pegunungan, laut, matahari, bulan, api, dan angin.

Clifford Geertz mendefinisikan agama sebagai sistem simbol yang berfungsi untuk menanamkan semangat dan motivasi yang kuat, mendalam, serta bertahan pada insan dengan membuat konsepsi-konsepsi yang bersifat umum wacana eksistensi dan membungkus konsepsi-konsepsi itu sedemikian rupa dalam suasana faktualitas sehingga suasana dan motivasi itu kelihatan sangat realistis.

Menurut Emile Durkheim terdapat dua faktor yang melandasi hadirnya agama di tengah-tengah kehidupan masyarakat, yakni antara keyakinan akan sesuatu yang suci (sacred) dan yang duniawi (profan). 

Manusia selalu menghadapi dua unsur tersebut dalam hidupnya sehingga agama diharapkan untuk menuntun insan ke arah kesucian. melaluiataubersamaini demikian, agama berfungsi sebagai garis penegas antara nilai-nilai yang baik dan buruk.

Agama meliputi seperangkat nilai-nilai kebaikan yang harus dilakukan insan dan larangan menjalankan keburukan yang harus dijauhi manusia. 

Di dalam teori religi terdapat beberapa teori yang berusaha membuktikan proses munculnya konsepsi agama dalam kehidupan manusia. Selanjutnya, konsep agama lebih didasarkan atas munculnya wahyu dari Tuhan. 

Wahyu yaitu suatu pandangan gres yang berbentuk pesan, petunjuk, atau perintah dari Tuhan secara mistik kepada insan dengan sengaja atau tidak sehingga menjadikan suatu perbuatan atau kegiatan yang bersifat religius atau sosial sesuai dengan keadaan masyarakat yang bersangkutan. 

Di Indonesia, negara melegalkan atau mensahkan agama yang dianggap ialah wahyu dari Tuhan. Di Indonesia terdapat enam macam agama yang diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu, dan Buddha. 

Di samping itu, banyak sekali aliran akidah juga masih dipraktikkan di banyak sekali komunitas di Indonesia. Agama ialah sebuah keyakinan yang melandasi alam pikiran insan wacana adanya sesuatu kekuatan yang membuat dunia dan seluruh isinya yang harus disembah. 

Proses penciptaan tersebut bersumber dari kekuatan Tuhan, meskipun setiap agama mempraktikkan ritual dan mempunyai aliran yang tidak sama-beda bentuknya untuk menyembah Tuhan. 

Kepercayaan akan adanya konsep hari akhir, surga, dan neraka menimbulkan agama dianggap sebagai sistem yang harus diyakini oleh manusia.

Menurut Koentjaraningrat, terdapat lima komponen keagamaan, yakni sistem keyakinan, umat agama, emosi keagamaan, sistem ritus, dan upacara keagamaan serta peralatan ritus dan upacara yang memengaruhi suatu sistem keagamaan. 

Misalnya, suatu agama niscaya akan mempunyai suatu umat yang masing-masing individunya mempunyai emosi keagamaan yang mempercayai akan eksistensi Tuhan. 

Selanjutnya, mereka akan mengadakan upacara atau ritual keagamaan secara kontinu dan berpola dengan memakai alat-alat upacara tertentu.

Fungsi Agama

Agama mempunyai fungsi sebagai pedoman atau pegangan hidup insan lantaran setiap agama mengajarkan kebenaran dan menuntun insan untuk melaksanakan kebaikan. Selain itu, agama yaitu sumber norma-norma dan aturan bagi masyarakat. 

Menurut Preusz, di dalam masyarakat unsur penting dari tiap sistem religi dan akidah di dunia yaitu ritus atau upacara dan kekuatan-kekuatan supranatural yang berperan dalam tindakan-tindakan mistik tersebut. 

Manusia yang mengalami kekuatan tersebut sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhannya serta sanggup memenuhi tujuan hidupnya, baik yang bersifat materiil maupun spirituil. 

melaluiataubersamaini demikian, ketika seseorang melaksanakan upacara atau ritual keagamaan mereka sedang berkomunikasi dengan kekuatan yang dianggap dahsyat, yaitu Tuhan untuk meminta petunjuk atau berterima kasih.

Menurut van Gennep, di dalam kehidupannya insan mengalami banyak sekali krisis, menyerupai sakit, kematian, tertimpa peristiwa alam, dan kehilangan harta benda yang membuat insan merasa tidak berdaya menghadapi masa-masa susah tersebut. 

Pada saat-saat menyerupai itu, insan merasa perlu melaksanakan sesuatu untuk memperteguh keyakinannya yang dilakukan dengan upacara-upacara religi. Upacara religi tersebut ialah cikal bakal religi yang tertua. 

Berdasarkan teori spiritualisme yang mempunyai kegunaan untuk menganalisis akidah dalam masyarakat primitif yang masih ada di banyak sekali daerah di Indonesia, Koentjaraningrat membuktikan bahwa fungsi akidah yaitu untuk menghormati mahkluk halus atau roh nenek moyang. 

Menurut teori tersebut insan mempunyai keyakinan adanya banyak sekali makhluk halus yang menempati alam di sekeliling daerah tinggalnya yang ialah jelmaan dari orang yang sudah meninggal. 

Mahkluk halus tersebut oleh masyarakat primitif dianggap mempunyai imbas penting dalam kehidupan insan lantaran mereka mempunyai jiwa dan kemauan sendiri, sanggup bergembira kalau diperhatikan manusia, dan sanggup murka apabila diabaikan oleh manusia. 

Oleh lantaran itu, akidah dan penyembahan terhadap roh nenek moyang atau mahkluk halus dilaksanakan semoga roh tersebut tidak murka kepada manusia. Misalnya, akidah terhadap kekuatan pegunungan berapi. 

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi selalu mengadakan sesembahan atau sesajian untuk menghormati kekuatan magis pegunungan tersebut. Meletusnya Gunung Merapi seringkali dikaitkan dengan kemurkaan roh penunggu pegunungan tersebut. 

Meskipun tidak masuk akal, namun di balik mitos kekuatan magis Gunung Merapi tersebut terdapat fungsi keseimbangan ekologis insan dalam menjaga pegunungan yang dibungkus oleh norma akidah semoga lingkungan alam di pegunungan tetap lestari. 

Bangsa Indonesia tidak membenarkan adanya paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa. melaluiataubersamaini demikian, setiap masyarakat negara Indonesia harus percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti menjalankan tiruana perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Indonesia bukanlah negara agama. Artinya, bukan negara yang mendasarkan diri pada agama tertentu. Mengapa demikian? 

Sebab negara menjamin kebebasan tiap-tiap penduduk untuk memeluk dan menganut kepercayaannya masing-masing. Ada tiga macam bentuk relasi antara negara dan agama, antara lain sebagai diberikut.
  1. Negara agama, artinya tiruana peraturan negara didasarkan pada salah satu aturan agama menyerupai Arab Saudi.
  2. Negara melindungi agama dan akidah terhadap Tuhan Yang Maha Esa, artinya negara melindungi berkembangnya agama akidah terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang sudah diputuskan oleh pemerintah menyerupai Indonesia.
  3. Negara memusuhi agama, artinya negara mempersembahkan kebebasan masyarakatnya untuk tidak memeluk agama atau akidah kepada Tuhan Yang Maha Esa menyerupai Cina.
Pemerintah Indonesia menghendaki semoga tiruana masyarakat negara beragama. Indonesia menentang paham ateisme, yaitu suatu paham yang tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. 

Kebebasan memeluk agama ialah hak yang paling asasi di antara hak asasi insan alasannya kebebasan beragama pribadi bersumber kepada martabat insan sebagai makhluk Tuhan. 

Di samping jaminan kemerdekaan memeluk agama, setiap penduduk juga menerima jaminan kemerdekaan untuk diberibadah berdasarkan agama dan akidah terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengertian, Konsep Dan Fungsi Serta Peranan Agama, Religi Atau Dogma Bagi Insan Di Dalam Kehidupan Masyarakat"