Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian, Konsep, Jenis-Jenis, Manfaat Dan Fungsi Serta Rujukan Karya-Karya Seni

Berikut ini akan dijabarkan klarifikasi wacana konsep seni, fungsi seni, pengertian seni, karya seni, pengertian seni budaya, pengertian seni berdasarkan para ahli, seni rupa, fungsi seni rupa, manfaat seni, jenis-jenis kesenian, karya-karya seni, seni lukis, seni patung, karya seni lukis, pola seni lukis, pola seni patung, karya seni patung.

Konsep dan Fungsi Seni

Konsep Seni

Pada awalnya media seni dimanfaatkan insan untuk mengekspresikan keindahan dan kekagumannya terhadap alam sekitarnya. 

Pada zaman purba, insan berusaha mengekspresikan rasa keindahannya dengan cara memalsukan lingkungan. 

Dalam upaya memalsukan lingkungan insan kadang bisa menirunya secara hampir sempurna. Misalnya, lukisan dinding gua yang dihasilkan insan purba mempunyai nilai keindahan yang khas. Di dalam masyarakat tradisional, konsep seni berkaitan dengan unsur kultural universal ibarat religi. 

Di dalam upacara religi masyarakat tradisional, jenis-jenis kesenian, ibarat tari-tarian, musik, nyanyian, dan benda-benda seni berupa topeng digunakan sebagai alat-alat upacara keagamaan untuk menambah suasana keramat. 

Selanjutnya, di dalam antropologi berkembang penelitian terkena kaitan seni dengan religi. Salah satu konsepsi antropologi wacana seni yaitu goresan pena Franz Boas yang berjudul Primitive Art pada tahun 1927.

Menurut Boas, seni berkaitan akrab dengan unsur-unsur religi, ideologi, politik, kekerabatan, dan pendidikan. 

Oleh alasannya yaitu itu, tidak ada perbedaan antara kualitas seni antara masyarakat barat dan timur. Namun, tingkat teknologi media seni tersebut bervariasi di setiap masyarakat. Misalnya, seni yang sudah ditampilkan dalam bentuk visual.

Selanjutnya, insan mulai menerapkan ekspresi seni dengan membuat garis-garis dan bulat geometris dan dbuntutatif sesuai dengan apresiasi seni dan kualitas seniman. 

Upaya untuk menempatkan karya seni gres yang tidak memalsukan lingkungan dilakukan oleh penduduk suku Asmat di Irian Jaya yang membuat mbis, yaitu patung-patung yang menggambarkan orang-orang yang disusun secara vertikal yang menggambarkan para leluhur.

Fungsi Seni

Berdasarkan pengertiannya, seni yaitu keahlian dan keterampilan insan untuk mengekspresikan dan menempatkan hal-hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat umum.

Menurut buku Ensiklopedi Antropologi, seni dalam masyarakat tradisional berfungsi sebagai salah satu unsur ritual dan simbol keagamaan. 

Misalnya, di dalam agama Islam di Indonesia terdapat seni kasidah yang meliputi nyanyian memuji Tuhan dalam agama Islam, kaligrafi, dan qiraah atau seni membaca Al-Qur’an dengan lagu. Di dalam agama Kristen seni juga difungsikan untuk mendukung acara keagamaan. 

Misalnya, dalam kapel Sistina di Roma sebagai sentra agama Kristen di dunia dihiasi oleh lukisan-lukisan karya Michael Angelo yang bernilai seni yang berfungsi sebagai simbolisasi untuk mengingatkan insan akan kejadian dikala hari final zaman datang yang didiberi nama Penghitungan Hari Akhir.

Pada zaman purba karya seni dibentuk untuk menjamin kelestarian hidup dan menenangkan alam. Di dalam masyarakat purba, kesenian ialah kepingan penting dalam penyelenggaraan upacara etika dan
ritual keagamaan. 

Kegiatan kesenian digunakan sebagai masukana komunikasi dengan roh dan pemeliharaan keseimbangan hidup antara alam dan manusia. 

Karena diciptakan sebagai masukana ritual dan upacara adat, karya-karya seni pada masa purba mengandung simbol-simbol keagamaan. Selain itu, seni juga berfungsi sebagai benda-benda teknologi dalam masyarakat tradisional.

Berbagai suku bangsa di Indonesia menghasilkan kerajinan yang sangat indah dalam banyak sekali bahan, ibarat keranjang, tembikar, kerajinan kayu, dan kerajinan logam. 

Masyarakat tradisional membuat benda-benda fungsional, ibarat tembikar, senjata, dan wadah yang mengandung unsur keindahan.

Selain mempunyai fungsi yang bersifat religius, seni mempunyai fungsi yang bersifat sekuler sebagai ungkapan rasa estetika insan yang didorong kebutuhan insan untuk mengungkapkan rasa keindahan dan hiburan semata. 

Koentjaraningrat membagi seni dalam konteks keindahan menjadi beberapa bagian, yakni seni lukis, suara, dan tari. Setiap jenis seni tersebut berfungsi memenuhi kebutuhan insan untuk mengungkapkan keindahan.

Misalnya, para seniman ibarat para penyanyi atau penari yang ingin mengekspresikan rasa keindahan dan kegembiraan hatinya.

Menurut Boas, di dalam masyarakat modern seni berkaitan dengan politik dan ideologi alasannya yaitu oleh para seniman lukisan dijadikan masukana untuk mengekspresikan protes sosial yang tidak bisa diungkapkan melalui media massa atau forum politik lainnya atau untuk mengatakan realitas kehidupan yang sebenarnya. 

Seorang pelukis dari Jogyakarta yang pada masa orde usang tergabung dalam organisasi seniman PKI atau Lembaga Kesenian Rakyat (LEKRA), Djoko Pekik, melukis celeng (babi hutan) sebagai representasi penindasan penguasa rezim Orde Baru. 

Selain mengandung nilai seni, lukisan Djoko Pekik tersebut juga berfungsi sebagai masukana Koreksi sosial politik. 

Selain itu, fungsi Koreksi sosial seni juga terdapat dalam novel-novel karangan Pramoedya Ananta Toer yang sempat dicekal pemerintah Orde Baru atau lagu-lagu Iwan Fals yang dianggap mengKoreksi kebijakan rezim Orde Baru.

Pemerintah seakan-akan melaksanakan campur tangan terhadap bidang kesenian di Indonesia. Misalnya, lahirnya Badan Sensor Film (BSF) ialah salah satu bentuk upaya pemerintah untuk mengawasi peredaran film di Indonesia. 

Langkah itu dilakukan untuk menyaring film-film, baik dari luar negeri maupun dalam negeri yang dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa. 

Oleh alasannya yaitu itu, pemerintah mewajibkan setiap film yang akan diedarkan di seluruh Indonesia untuk dinilai oleh BSF.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Pengertian, Konsep, Jenis-Jenis, Manfaat Dan Fungsi Serta Rujukan Karya-Karya Seni"