Pengertian, Perkembangan Serta Peninggalan Zaman Purba Dari Kebudayaan Kjokkenmoddinger Dan Kebudayaan Abris Sous Roche
Berikut ini akan dijelaskan wacana zaman purba, zaman praaksara, perkembangan teknologi zaman purba, perkembangan teknologi insan purba, teknologi zaman lampau, teknologi jaman dulu, peninggalan insan purba, teknologi zaman batu, teknologi zaman purba, perkembangan insan purba, zaman paleolitikum, zaman mesolitikum, zaman neolitikum, peninggalan zaman paleolitikum, hasil kebudayaan zaman mesolitikum, kebudayaan kjokkenmoddinger, kebudayaan abris sous roche, abris sous roche, kjokkenmoddinger, pengertian kjokkenmoddinger, pengertian kebudayaan abris sous roche, pengertian abris sous roche.
Peninggalan Manusia Purba Antara Pantai dan Gua
Zaman kerikil terus berkembang memasuki zaman kerikil madya atau kerikil tengah yang dikenal zaman Mesolitikum.
Hasil kebudayaan kerikil madya ini sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua).
Sekalipun demikian, bentuk dan hasil-hasil kebudayaan zaman Paleolitikum tidak serta merta punah tetapi mengalami penyempurnaan.
Bentuk flake dan alat-alat dari tulang terus mengalami perkembangan. Secara garis besar kebudayaan Mesolitikum ini terbagi menjadi dua kelompok besar yang ditandai lingkungan tempat tinggal, yakni di pantai dan di gua.
Kebudayaan Kjokkenmoddinger.
Kjokkenmoddinger istilah dari bahasa Denmark, kjokken berarti dapur dan modding sanggup diartikan sampah (kjokkenmoddinger = sampah dapur).
Dalam kaitannya dengan budaya manusia, kjokkenmoddinger yaitu tumpukan timbunan kulit siput dan kerang yang mengpegunungan di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh hingga Medan.
melaluiataubersamaini kjokkenmoddinger ini sanggup memdiberi gosip bahwa insan purba zaman Mesolitikum umumnya bertempat tinggal di tepi pantai.
Pada tahun 1925 Von Stein Callenfals melaksanakan penelitian di bukit kerang itu dan menemukan jenis kapak genggam (chopper) yang tidak sama dari chopper yang ada di zaman Paleolitikum.
Kapak genggam yang ditemukan di bukit kerang di pantai Sumatra Timur ini didiberi nama pebble atau lebih dikenal dengan Kapak Sumatra.
Kapak Genggam |
Kapak jenis pebble ini terbuat dari kerikil kali yang pecah, sisi luarnya dibiarkan begitu saja dan sisi bab dalam dikerjakan sesuai dengan keperluannya.
Batu Pipisan |
Di samping kapak jenis pebble juga ditemukan jenis kapak pendek dan jenis kerikil pipisan (batu-batu alat penggiling). Di Jawa kerikil pipisan ini umumnya untuk menumbuk dan menghaluskan jamu.
Kjokkenmoddinger yang terdapat di Pulau Bintan, Kep. Riau |
Kebudayaan Abris Sous Roche
Kebudayaan abris sous roche yaitu hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua. Hal ini mengindikasikan bahwa insan purba pendukung kebudayaan ini tinggal di gua-gua.
Kebudayaan ini pertama kali dilakukan penelitian oleh Von Stein Callenfels di Gua Lawa erat Sampung, Ponorogo. Penelitian dilakukan tahun 1928 hingga 1931.
Beberapa hasil teknologi bebatuan yang ditemukan contohnya ujung panah, flakke, kerikil penggilingan. Juga ditemukan alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan contohnya di Besuki, Bojonegoro, juga di kawasan Sulawesi Selatan menyerupai di Lamoncong.
Post a Comment for "Pengertian, Perkembangan Serta Peninggalan Zaman Purba Dari Kebudayaan Kjokkenmoddinger Dan Kebudayaan Abris Sous Roche"