Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap Dengan Letak, Sumber Sejarah, Kehidupan Politik Dan Ekonomi, Masa Kejayaan Serta Faktor Kemunduran Dan Keruntuhan Dari Kerajaan Sriwijaya

Berikut ini akan kita bahas ihwal kerajaan sriwijaya, letak kerajaan sriwijaya, peninggalan kerajaan sriwijaya, prasasti kerajaan sriwijaya, raja kerajaan sriwijaya, sumber sumber sejarah kerajaan sriwijaya, sumber sejarah kerajaan sriwijaya, sejarah kerajaan sriwijaya, prasasti kerajaan sriwijaya, sejarah kerajaan sriwijaya lengkap, kehidupan politik kerajaan sriwijaya, kehidupan ekonomi kerajaan sriwijaya, masa kejayaan kerajaan sriwijaya, kemunduran sriwijaya, keruntuhan kerajaan sriwijaya, faktor kemunduran kerajaan sriwijaya, kemunduran kerajaan sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya

a. Letak kerajaan

Kerajaan Sriwijaya ialah kerajaan Buddha yang bangkit di Sumatra pada periode ke-7. Pendirinya yaitu Dapunta Hyang. 

Kerajaan ini pernah menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, bahkan menerima sebutan Kerajaan Nasional I lantaran imbas kekuasaannya meliputi beberapa aspek hampir seluruh Nusantara dan negara-negara di sekitarnya. Letaknya sangat strategis. 
 Berikut ini akan kita bahas ihwal kerajaan sriwijaya Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap dengan Letak, Sumber Sejarah, Kehidupan Politik dan Ekonomi, Masa Kejayaan serta Faktor Kemunduran dan Keruntuhan dari Kerajaan Sriwijaya
Peta daerah kekuasaan Sriwijaya
Wilayahnya meliputi tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan hingga ke Selat Malaka (ialah jalur perdagangan India – Cina pada ketika itu), Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi, dan Semenanjung Malaka.

b. Sumber-sumber sejarah

1) Berita dari Cina

Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. 

Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing terkena Sriwijaya yaitu negara ini sudah maju dalam bidang agama Buddha. 

Pelayarannya maju lantaran kapal-kapal India singgah di sana dan ditutupnya Jalan Sutra oleh bangsa Han. Buddhisme di Sriwijaya dipengaruhi Tantraisme, namun disiarkan pula pedoman Buddha Mahayana. 

I-Tsing juga sebut bahwa Sriwijaya sudah menaklukkan daerah Kedah di pantai barat Melayu pada tahun 682 – 685. 

Berita Cina dari dinasti Tang sebut bahwa Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) yaitu kerajaan Buddhis yang terletak di Laut Selatan. 

Adapun diberita sumber dari dinasti Sung sebut bahwa utusan Cina sering hadir ke San-fo-tsi. Diyakini bahwa yang disebut San-fo-tsi itu yaitu Sriwijaya.

2) Berita dari Arab

Berita Arab sebut adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh menyampaikan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat 206 kg. 

Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia menyampaikan bahwa Zabag lebih erat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa (Pulau Emas) lantaran banyak menghasilkan emas.

3) Berita dari India

Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola sebut adanya pemdiberian tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma.

Biara tersebut dibentuk oleh Marawijayattunggawarman, keturunan keluarga Syailendra yang berkuasa di Sriwijaya dan Kataka.

Prasasti Nalanda sebut bahwa Raja Dewa Paladewa dari Nalanda, India, sudah membebaskan lima buah desa dari pajak. Sebagai imbalannya, kelima desa itu wajib membiayai para mahasiswa dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda. 

Hal ini ialah wujud penghargaan lantaran Raja Sriwijaya ketika itu, Balaputradewa, mendirikan vihara di Nalanda. 

Selain itu, prasasti Nalanda juga sebut bahwa Raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa meminta kepada Raja Nalanda untuk mengakui hak-haknya atas dinasti Syailendra.

4) Berita dari dalam negeri

Sumber-sumber sejarah dalam negeri terkena Sriwijaya yaitu prasastiprasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno.
  1. Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 605 Saka (683 M) ditemukan di tepi Sungai Tatang, erat Palembang.
  2. Prasasti Talang Tuo berangka tahun 606 Saka (684 M) ditemukan di sebelah barat Pelembang.
  3. Prasasti Kota Kapur berangka tahun 608 Saka (686 M) ditemukan di Bangka. Prasasti ini menjadi bukti serangan Sriwijaya terhadap Tarumguagara yang membawa keruntuhan kerajaan tersebut, terlihat dari bunyi: "Menghukum bumi Jawa yang tidak tunduk kepada Sriwijaya."
  4. Prasasti Karang Berahi berangka tahun 608 Saka (686 M). Isi prasasti ini memperjelas bahwa secara politik, Sriwijaya bukanlah negara kecil, melainkan mempunyai wilayah yang luas dan kekuasaannya yang besar. Prasasti ini juga memuat penaklukan Jambi.
  5. Prasasti Telaga Batu (tidak berangka tahun). Prasasti ini sebut bahwa negara Sriwijaya berbentuk kesatuan dan menegaskan kedudukan putra-putra raja: Yuwaraja (putra mahkota), Pratiyuwaraja (putra mahkota kedua), dan Rajakumara (tidak berhak menjadi raja).
  6. Prasasti Ligor berangkat tahun 697 Saka (775 M) ditemukan di Tanah Genting Kra. Prasasti ini memuat cerita penaklukan Pulau Bangka dan Tanah Genting Kra (Melayu) oleh Sriwijaya 
  7. Prasasti Palas Pasemah (tidak berangka tahun) ditemukan di Lampung meliputi penaklukan Sriwijaya terhadap Kerajaan Tulangbawang pada periode ke-7.
Dari sumber-sumber sejarah tersebut sanggup disimpulkan sebagai diberikut. Pertama, pendiri Kerajaan Sriwijaya yaitu Dapunta Hyang Sri Jayguagara yang berkedudukan di Minangatwan. 

Kedua, Raja Dapunta Hyang berusaha memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan wilayah di sekitar Jambi. 

Ketiga, Sriwijaya tiruanla tidak berada di sekitar Pelembang, melainkan di Minangatwan, yaitu daerah pertemuan antara Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Sesudah berhasil menaklukkan Palembang, barulah sentra kerajaan dipindah dari Minangatwan ke Palembang.

c. Kehidupan politik

Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan besar dan masyhur. Selain menerima julukan sebagai Kerajaan Nasional I, Sriwijaya juga menerima julukan Kerajaan Maritim disebabkan armada lautnya yang kuat. 

Raja-rajanya yang populer yaitu Dapunta Hyang (pendiri Sriwijaya) Balaputradewa, dan Sanggrama Wijayatunggawarman. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit diketahui bahwa Raja Dapunta Hyang berhasil memperluas wilayah Kerajaan Sriwijaya dari Minangatwan hingga Jambi.

Pemerintahan Raja Balaputradewa berhasil mengantarkan Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar dan mencapai masa kejayaan. 

Balaputradewa yaitu putra Raja Syailendra, Samaratungga, yang lantaran dimusuhi saudarinya, Pramodhawardhani (istri Raja Pikatan dari wangsa Sanjaya), terpaksa melarikan diri ke Sriwijaya. 

Saat itu, Sriwijaya diperintah oleh Raja Dharmasetu, kakek dari ibunda Balaputradewa. Raja ini tidak berputra sehingga kehadiran Balaputradewa disambut dengan baik, bahkan diserahi takhta dan diangkat menjadi raja di Sriwijaya. 

Dalam masa pemerintahannya, Sriwijaya mengadakan relasi dengan Nalanda dalam bidang pengembangan agama Buddha. 

Pada masa pemerintahan Sanggrama Wijayattunggawarman, Sriwijaya menerima serangan dari Kerajaan Colamandala. Sang Raja ditawan dan gres dilepaskan ketika Colamandala diperintah Raja Kolottungga I.

d. Kehidupan ekonomi

Letak Sriwijaya sangat strategis, yakni di tengah jalur perdagangan India – Cina, erat Selat Malaka yang ialah urat nadi perhubungan daerah-daerah di Asia Tenggara. 

Menurut Coedes, setelah Kerajaan Funan runtuh, Sriwijaya berusaha menguasai daerahnya biar sanggup memperluas tempat perdagangannya. 

Untuk mengawasi kelancaran perdagangan dan pelayarannya, Sriwijaya menguasai daerah Semenanjung Malaya, tepatnya di daerah Ligor. 

Adanya relasi perdagangan dengan Benggala dan Colamandala di India, kemudian lintas perdagangan Sriwijaya makin ramai. 

Ekspor Sriwijaya terdiri atas gading, kulit, dan beberapa jenis binatang. Adapun impornya yaitu sutra, permadani, dan porselin.

e. Hubungan Sriwijaya dengan lndia

Di daerah Benggala, di India, ada sebuah kerajaan berjulukan Nalanda yang diperintah oleh dinasti Pala. Kerajaan ini bangkit semenjak periode ke-8 hingga pada periode ke-11. 

Rajanya yang terbesar yaitu raja Dewa Pala. Hubungan Sriwijaya dengan kerajaan ini sangat baik, terutama dalam bidang kebudayaan, khususnya dalam pengembangan agama Buddha. Banyak bhiksu dari Kerajaan Sriwijaya yang berguru agama Buddha di sekolah tinggi tinggi Nalanda.

f. Hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Colamandala

Hubungan kedua kerajaan ini pada awalnya sangat baik. Diawali dengan relasi dalam bidang agama kemudian meningkat ke bidang ekonomi perdagangan. 

Pada tahun 1006, Raja Sriwijaya berjulukan Sanggrama Wijayattunggawarman mendirikan biara di Colamandala untuk tempat tinggal para bhiksu dari Sriwijaya. 

Akibat adanya persaingan dalam pelayaran dan perdagangan, perteman dekatan kedua kerajaan itu berkembang menjadi permusuhan. Raja Rajendra Cola menyerang Sriwijaya hingga dua kali. 

Serangan pertama pada tahun 1007 gagal. Serangan kedua pada tahun 1023/1024 berhasil merebut kota dan bandar dagang Sriwijaya. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan dan gres dibebaskan pada zaman Raja Kulottungga I.

g. Kemunduran Sriwijaya

Pada tamat periode ke-13, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran yang disebabkan oleh faktor-faktor diberikut.
  1. Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran Sungai Musi sehingga para pedagang tidak singgah lagi di Sriwijaya.
  2. Faktor politis, yaitu jatuhnya Tanah Genting Kra ke tangan Siam membuat pertahanan Sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan mengalami kemunduran. Di sisi timur, kerajaan ini terdesak oleh Kerajaan Singasari yang dipimpin Kertguagara. Akibat dari serangan ini, Melayu, Kalimantan, dan Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain hadir dari Kerajaan Colamandala dan Sriwijaya alhasil benar-benar hancur lantaran diserang Majapahit.
  3. Faktor ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akhir lepasnya daerahdaerah strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-kerajaan lain.

Sumber http://www.kuttabku.com

Post a Comment for "Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap Dengan Letak, Sumber Sejarah, Kehidupan Politik Dan Ekonomi, Masa Kejayaan Serta Faktor Kemunduran Dan Keruntuhan Dari Kerajaan Sriwijaya"