Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puisi Murung Wacana Era Lalu

Masa Lalu

Oleh : Trianti Mandasari, Bandar Lampung

Rasa itu telah pergi sebagai debu
Telah terbakar menjadi abu
Namun tak pernah lekang oleh waktu

Tak ku sesali namun ku ratapi
Tak ku ingini namun ku tangisi

Berlalu lah,,,,,,
Kau boleh berpijak dimasalalu ku
Namun jangan kau renggut masa depan ku
 Kuat memang harus menahan segalanya tapi tak semestinya berpura Puisi Sedih Tentang Masa Lalu
Puisi Sedih Tentang Masa Lalu

Tak Apa

Oleh : Gigih Azharyadi, Petarukan Pemalang.

Tak Apa,
Jika terluka, Kuat memang harus menahan segalanya tapi tak semestinya berpura-pura.
Tak Apa,
Untuk bertahan, Seolah menjadi Batu... membisu tak mau mengerti akan apapun.

Sesekali berteriaklah... Luapkan... Lupakan.
Pilihan bukanlah hasil.. melainkan proses.
Mengerti bukan berarti Paham, Paham tak harus mengerti.
Hakikat dicari, Sepatah katapun
Maka, Tahulah! Pahamkah?

Jika Kebimbangan kau yakini kemudian Pergi..
Tak Apa! Aku tahu.
Tiada alasan untuk menahanmu, Maka Berpindahlah..
Apapun, Jika Jawaban itu yang kau perbincangkan.

Berbeda...
Tapi Tak Apa! Aku Tahu..
Berhijrahlah! Tak Apa! Aku paham.


Bagi teman satubahasa semuanya tanpa terkecuali masih kami tunggu karya puisi murung dari kau kepada kami, dan bagi pengirim puisi yang belum kami postingkan mohon bersabar ya.

Sumber http://www.satubahasa.com

Post a Comment for "Puisi Murung Wacana Era Lalu"