Puisi Patah Hati Bukan Kita Yang Dahulu Karya Kecerdikan Rahmah Panjaitan
BUKAN KITA YANG DAHULU
Oleh : Budi Rahmah Panjaitan, Medan.
Sekuat Ombak menghempas bibir pantai sore itu
Semerekah senyuman mentari Oranye yang bersaksi
Sekuat pegangan akad di tanganku dan di tanganmu
Jarak panjang yang menambah kerinduan hati
Dermaga sunyi,seakan menyapa dan mengingatkanku
Mengisyaratkan sebuah rencana bertajuk rindu
Yang kamu dan saya pengang teguh beberapa bulan lalu
Ditempat sama dan di jam yang sama.
Sekuat Ombak menghempas bibir pantai sore itu
Semerekah senyuman mentari Oranye yang bersaksi
Sekuat pegangan akad di tanganku dan di tanganmu
Jarak panjang yang menambah kerinduan hati
Dermaga sunyi,seakan menyapa dan mengingatkanku
Mengisyaratkan sebuah rencana bertajuk rindu
Yang kamu dan saya pengang teguh beberapa bulan lalu
Ditempat sama dan di jam yang sama.
Puisi Patah Hati Bukan Kita Yang Dahulu Karya Budi Rahmah Panjaitan |
Namun kegelisahan mulai menerpa di benakku
Waktu yang kuhabiskan mulai berlalu
Hati dan jiwa yang gelisah bermetamorfosis ragu
Apakah namaku dan namaku tak dapat bersatu
Atas nama kita saya dan kamu mengukir sebuah rasa
Rasa yang sekarang tak tau kemana muaranya
Hatiku mendung jiwaku tak lagi percaya
Bahwa pengkhianatan telah di depan mata
Mencoba meyakinkan jiwa yang gelisah
Mengajari hati yang harus kecewa
Memberikan satu makna
Bahwa kamu dan saya bukanlah kita.
Post a Comment for "Puisi Patah Hati Bukan Kita Yang Dahulu Karya Kecerdikan Rahmah Panjaitan"